Berita Timor Tengah Utara
Oknum Dosen Dituduh Persulit Mahasiswa, Rektor Universitas Timor Buka Suara: Tidak ada Niat
informasi yang sempat viral di media sosial tersebut tidak benar dan berdampak buruk terhadap Universitas Timor
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Rektor Universitas Timor, Dr. Ir. Stefanus Sio angkat bicara perihal informasi miring yang beberapa waktu terakhir beredar di beberapa media perihal adanya dosen pembimbing skripsi yang diduga menghambat kelulusan para mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Unimor tidak pernah berkeinginan untuk menghambat atau mempersulit mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir.
Stefanus menuturkan, informasi yang sempat viral di media sosial tersebut tidak benar dan berdampak buruk terhadap Universitas Timor. Pasalnya, saat ini pihaknya sedang dalam proses mendorong Universitas Timor menjadi PTN BLU.
Selain itu, Unimor juga sedang berusaha mendukung dan mendorong para mahasiswa untuk menuntaskan pendidikan minimal paling cepat 4 tahun dari ketentuan 7 tahun.
Ia juga sangat menyayangkan isi di dalam pemberitaan tersebut yang mana tidak memberikan ruang kepada pihak Universitas Timor untuk memberikan klarifikasi. Tidak hanya itu, pihak Universitas Timor sudah menghubungi penulis berita tersebut untuk memberikan hak jawab namun upaya ini tidak memperoleh jawaban. Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Stefanus.
Baca juga: Bupati Simon Nahak Apresiasi Kegiatan Tanam Pohon Mahasiswa Unimor di Desa Weoe Malaka
"Kami sangat menyesal dengan apa yang sudah disampaikan dalam media terkait dengan pelaksanaan ujian skripsi, Unimor yang kini sedang menata untuk menuju ke PTN BLU, tetapi dibuat dengan berita yang sangat mengecewakan kami, padahal kami berkeinginan agar pelayanan Tridharma; penelitian, pengabdian dan pengajaran di Universitas Timor dilaksanakan dengan baik dan tidak ada sesuatu yang kurang," ungkapnya dengan tangis haru saat jumpa pers, Jumat, 19 Mei 2023.
Stefanus mengaku kecewa terhadap semua itu. Pasalnya pemberitaan tersebut membuat seluruh civitas akademik Unimor tidak puas. Tugas penting dari Unimor adalah ingin mencerdaskan anak-anak bangsa di Provinsi NTT khususnya di wilayah perbatasan.
Pada kesempatan yang sama Wakil Rektor Bidang Akademik sekaligus dosen di Program Studi Ilmu Biologi dan Sains Universitas Timor, Dr. Yoseph Nahak Seran, S.Pd., M.Si mengatakan, informasi yang beredar di media mengenai ketidakdisiplinan dirinya dan menelantarkan mahasiswa karena tidak menandatangani skripsi dan lain-lain adalah sesuatu yang tidak benar.
Baca juga: Dosen dan Mahasiswa Unimor Hijauan Makanan Ternak di Poktan Serikat Oeliurai Desa Tapenpah-TTU
Ia mengakui, selain bertugas sebagai wakil rektor bidang akademik, dirinya memperoleh tugas tambahan sebagai dosen Program Studi Biologi dan Sains berdasarkan mandat dan tugas dari pimpinan fakultas atau dekan.
Selama 23 tahun mengabdi di Universitas Timor, Yoseph tidak pernah memiliki niat dan tidak pernah menyusahkan para mahasiswa. Hal ini terbukti dari banyak mahasiswa bimbingannya yang telah lulus dan sukses yang mana bisa memberikan testimoni.
Ia mengakui, ada kesalahan sangat fatal yang ditulis di dalam berita tersebut yang menyebutkan dirinya membimbing sebanyak 50 mahasiswa. Fakta sebenarnya adalah, Yoseph membimbing sebanyak 11 mahasiswa di Prodi Biologi Murni. Hal ini terbukti di dalam SK Dekan.
Dari 11 orang mahasiswa yang dibimbing ini, sebagian sudah diluluskan pada semester sebelumnya dan tersisa beberapa orang.
Baca juga: Tim PKM Unimor Buat Signboard di Hutan Wisata Oeluan
"Dan sekarang ada beberapa orang yang sedang menunggu jadwal ujian dari Program Studi. Kita juga layani sesuai dengan waktu kita, misalnya saya sedang rapat mungkin mereka tunggu sampai sore. Tapi hal normal bukan kita mau membatasi ruang mereka untuk datang bertemu dan juga untuk berkonsultasi karena, prinsip saya mahasiswa saya adalah partner saya untuk hidup bersama di dunia akademisi," ucapnya.
Ia menambahkan, diksi memperbudak mahasiswa sebagaimana yang tertulis dalam berita tersebut merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Pasalnya, dirinya tidak memiliki lahan ataupun perusahaan yang membuat mereka untuk diperkerjakan dan diperbudak.
"Saya punya rumah juga kecil saja, pagi setengah delapan saya sudah berkantor sore baru pulang. Saya juga kadang mengajar sampai jam sembilan malam baru pulang. Selesai berkantor, saya mengajar dari jam enam sore sampai jam sembilan malam baru pulang," bebernya.
Senada dengan penyampaian Rektor Universitas Timor, Yoseph juga menegaskan bahwa, semua pihak dengan niat yang tulus membangun Unimor. Tetapi proses mendukung pembangunan di Unimor ini dalam konteks yang akademik. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.