Berita NTT
HUT ke-206 Pattimura, Penjabat Wali Kota Kupang dan Wagub NTT Jadi Pattimura
Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh dan Wakil Gubernur (Wagub) NTT Josef Nae Soi menjadi Thomas Matulessy atau Pattimura masa kini.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Wali Kota Kupang George Hadjoh dan Wakil Gubernur (Wagub) NTT Josef Nae Soi menjadi Thomas Matulessy atau Pattimura masa kini.
Keduanya mengenakan pakaian khas Pahlawan Nasional Pattimura. Kedua pemimpin di NTT itu mengenakan syal atau berang, yang diikat di kepala, lengkap dengan baju merah. Warga Maluku menyebut warna merah sebagai simbol pemberani.
Warna merah juga menjadi simbol yang erat kaitannya dengan Pattimura. Warna merah sebagai keberanian dari seorang pahlawan dari Indonesia Timur itu menjadi warisan hingga ke Pattimura muda masa kini, seperti Josef Nae Soi dan George Hadjoh.
Tidak hanya Josef Nae Soi dan George Hadjoh, ratusan warga Maluku yang ada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur juga menggunakan busana yang sama. Dari anak-anak hingga orang dewasa, ikut mengenakan warna simbol perlawanan itu.
Baca juga: HUT ke- 206 Pattimura, IWASMA NTT Gelar Lari Obor Pattimura
Warna merah sebagai identitas khas dari Pattimura menyerka ketika perayaan hari ulang tahun ke 206 di Kota Kupang, Sabtu 20 Mei 2023 di alun-alun Ibu Kota Provinsi NTT.
Pahlawan nasional dari daerah Nusa Ina itu, dari penuturan warga mewariskan semangat sebagaimana Pattimura muda dulu menghadapi penjajahan. Perayaan oleh warga yang tergabung dalam Ikatan Warga Asal Maluku (IWASMA) NTT itu semarak.
Adapun 40 orang pelari yang membawa obor sebagai nyala semangat. Obor ini diarak dari kawasan Kota Raja menuju ke Pasir Panjang sambil memainkan sejumlah tarian dan teriakan yang terus menggelegar sepanjang jalan.
Para pelari juga membawa parang sambil. Ada juga yang tanpa mengenakan baju lalu badannya diolesi sebuah bahan warna hitam atau Alifuru. Kedatangan rombongan itu disambut Tarian Cakalele yang dimainkan oleh dua orang penari.
Baca juga: IWASMA NTT Gelar Acara Natal Bersama
Penari Cakalele itu juga menggunakan busana yang unik. Tanpa baju dengan sebuah mahkota dan celana dari dedaunan. Ada parang dan sebuah alat pelindung yang dipegang. Mereka menyambut obor seperti kemenangan sesuai pertandingan.
Setelah itu, seorang pemimpin dari pelari lalu menyerahkan obor ke ketua IWASMA NTT Eli Wairata di pelataran alun-alun. Setelah mengucap beberapa kalimat, obor diberikan. Eli Wairata menerima obor itu dan menyerahkan ke Josef Nae Soi untuk membakar obor besar yang ada di panggung utama.
Suasana sore hari di alun-alun Kota diselimuti warna tunggal, merah. Pelari yang membawa obor ataupun penari Cakalele berjejer dan berlari sambil berteriak mengitari panggung utama perayaan. Semarak perayaan sang pahlawan itu berlanjut hingga penampilan tarian lain seperti memainkan alat musik terompet dan tari Foti dari Rote Ndao.
Sementara itu Ketua IWASMA NTT Eli Wairata dalam sambutannya mengatakan, sebetulnya acara ini digelar tanggal 15 Mei 2023 tetapi baru dilaksanakan kali ini. Ia menyebut perayaan di hari ini juga merupakan sebuah kebanggaan.
"Kita membangkitkan semangat kita dalam Bhineka Tunggal Ika," sebut Eli.
Eli menyebut sejak dilantik, IWASMA NTT telah diingatkan agar menjadi seratus persen Maluku dan seratus persen orang NTT. Hal itu terbukti ketika menipu terompet yang biasanya dilakukan oleh orang Ambon atau Maluku, tetapi dalam perayaan kali ini justru dimainkan oleh orang NTT, yang dilatih oleh orang Ambon.
Baca juga: Lantik Pengurus, Wagub Josef Nae Soi Minta IWASMA NTT Jaga Keharmonisan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.