Breaking News

KKB Papua

Pengamat Militer Bicara Soal KKB: Tindakan Anarkis Itu Bukti Mereka Tak Mau Ada Pembangunan di Papua

Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati angkat bicara terkait makin seringnya KKB melancarkan aksi anarkisnya di Papua.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
ITU BUKTI - Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menyebutkan, makin maraknya aksi KKB di Papua jadi bukti mereka tak mau ada pembangunan di daerah itu. Kasus ini baru teratasi kalau pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya sudah ditangkap. 

POS-KUPANG.COM –  Pengamat Militer dan Intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati angkat bicara terkait makin seringnya Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua melakukan tindakan-tindakan anarkis di Papua belakangan ini.

Dikatakannya, tindakan KKB Papua tersebut mengindikasikan bahwa mereka tidak mau ada pembangunan di daerah itu. Mereka juga menolak gencarnya pemerintah membangun Papua agar maju dan masyarakatnya sejahtera.

"Tindakan KKB Papua itu mengindikasikan bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari pernyataan perang menolak semua pembangunan termasuk pemekaran DOB dan penambahan Kodim,” tandasnya.

Tindakan semacam ini, lanjut dia, baru akan berakhir manakala Egianus Kogoya ditangkap hidup-hidup agar bisa diketahui jaringan yang dimilikinya, termasuk yang berasal dari luar negeri.

Atas pelbagai kasus yang terjadi di Papua, ia pun meminta TNI Polri untuk terus melakukan operasi gabungan yang terintegasi dan informatif antara satu sama lainnya.

Selain itu, beberapa bandara di pegunungan hendaknya ditutup. Dan sebagai pengganti, perkuat salah satu bandara yang dibangun dengan kapasitas lebih besar dan kuat

Bandara tersebut, katanya, nantinya bisa dimanfaatkan sebagai pangkal perlawanan dan pusat logistik TNI/Polri dan hal itu sulit dikuasai lawan. 

Baca juga: Pangdam Cenderawasih Pastikan TNI akan Rebut 9 Senjata dari Tangan KKB Papua: Senjata Lawan Senjata

"Ada baiknya sementara tutup bandara bandara Perintis di pegunungan yang menjadi sarang KKB/KST, bangun hanya satu bandara yang lebih besar dan kuat, sebagai  pangkal perlawanan dan pusat logistik TNI/Polri yang menjadi sulit dikuasai lawan," ujarnya. 

Lebih lanjut, Nuning menilai ada beberapa hal yang penting juga yang perlu dilakukan agar hal yang serupa tidak terulang. Misalnya lakukan dialog bersama tokoh-tokoh Papua yang anti-NKRI untuk mengetahui apa keinginan mereka. 

"Termasuk apa pendapat mereka terkait pemekaran DOB ( Daerah Otonomi Baru ) di Wilayah Papua, ada pendapat hal ini akan diikuti pos-pos TNI-Polri baru," ujarnya. 

Selain itu, Nuning menilai juga penting dilakukan dialog dengan tokoh Papua yang pro-NKRI.

"Termasuk dialog dengan kelompok adat, kelompok agama, Tokoh pemuda, tokoh agama dll," tuturnya. 

Untuk diketahui, salah satu insiden yang dilancarkan KKB Papua dan memantik perhatian dunia internasional, adalah pembakaran pesawat Susi Air di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa 7 Februari 2023 pagi.

Berikutnya, penyanderaan pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens sejak 7 Februari 2023 dan sampai saat ini belum dilepas oleh kelompok penyandera. Bahkan belum diketahui pula dimana ia berada.

Penyanderaan itu dilakukan oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya, sosok yang paling bengis dan cerdik di lingkungan TPNPB-OPM di Papua.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved