Pemilihan Gubernur NTT
Frans Aba Siap Jadi Gubernur NTT, Sebut Butuh Kesungguhan Membangun Flobamora
Kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan semata-mata karena sumber daya alam NTT yang terbatas atau sumber daya alam yang tak sebanyak
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kemiskinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan semata-mata karena sumber daya alam NTT yang terbatas atau sumber daya alam yang tak sebanyak dan beragam seperti dimiliki daerah lain.
Hal yang menjadi salah satu alasan penyebab para pemimpin daerah ini dari waktu ke waktu belum bisa mendorong atau memotivasi rakyat untuk mau bekeja dan maju.
Sejauh ini belum ada pemimpin yang bisa mendorong warga untuk bekerja membangun diri sendiri. Dan, untuk itu perlu ada pemimpin yang sungguh ingin bekerja dengan tulus membangun NTT
Frans Aba yang sudah menyatakan diri siap jadi Gubernur NTT periode 2024-2029 mengatakan, masyarakat NTT tidak perlu berkecil hati dengan kondisi yang ada ada saat ini. NTT yang kini menyadang Provinsi termiskin ketika di Indonesia ketiga dibawa Papua dan Papua Barat hanya perlu sentuhan sosok pemimpin yang bisa membedayakan semua potensi yang ada baik secara ekonomis , politik dan sosial budata.
Baca juga: Frans Aba: Butuh Pemimpin Pro Rakyat Bangun Pertanian dan Kesempatan Kerja di NTT
"Kita perlu kerja bersama-sama untuk membangun NTT. Caranya bagaimana, tentu ada berbeagai pendekatan yang bisa kita lakukan. Mulai dari pemetaan masalah hingga merencanakan berbagai program untuk jangka pendek , menengah dan jangka panjang. Saya yakin dalam lima tahun kita bisa membuat perubahan di NTT ini. Setidaknya kita keluar dari status tiga besar provinsi termiskin di Indonesia ," kata Frans Aba yang juga lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang ini
Sosok yang menyelesaikan pendidikan Magister dan Doktoral di Singapura dan Malaysia itu menyebutkan kemiskinan NTT tak terlepas dari faktor geografis. Wilayah yang berpulau-pulau menjadi hambatan dalam distribusi atau pedagangan barang dan jasa. Selain itu banyak lahan yang tandus dan curah hujan yang minim.
"Semua masalah itu bisa diatasi. Saya tegaskan, kita bisa atasu itu. Salah satu caranya adalah kita libatkan perguruan tinggi. Untuk masalah kekurangan air dan lahan yang tandus pasti ada teknologinya," jelasnya Frans Aba
Baca juga: Dr. Frans Aba, SE, M.Ec, Ph.D , Pemimpin NTT Mengetahui Angka Kemiskinan Tapi Boros
Ia juga menyinggung soal para pakar dan perangkat yang ada di NTT yang belum diberdayakan. Padahal para ahli itu latar belakang akademis yang mumpuni dan pengalaman. Itu merupakan modal dalam pembangunan
"Iya, modal yang terpenting juga bahwa kita belum optimal menggunakan perangkat-perangkat yang ada, apakah perangkat lunak berupa semua peraturan, laporan survey, penelitian ilmiah, perencanaan, program kerja, petunjuk teknis yang dipersiapkan untuk melaksanakan rencana pembangunan." jelasnya
Frans Aba juga menyinggung mengenai para pakar dari sejumlah perguruan tinggi terkemuka di NTT yang belum dimaksimalkan
"Yang lebih parah lagi bahwa pakar-pakar kita yang kompetensi seperti dari Undana, Unwira maupun di Unkris dan lainnya belum kita optimalkan kapasitas mereja. Terlalu sering kita mendengar keluhan atau alasan bahwa kita tidak bisa berprestasi karena tidak memiliki peralatan; sungguh merupakan hal yang sangat menyedihkan.." jelasnya
Baca juga: Dr. Frans Aba, SE, M.Ec, Ph.D Siap Jadi Gubernur NTT :Bangun NTT Melibatkan Semua Komponen Potensial
Melihat potensi yang belum dimaksimalkan, menurut Frans Aba semua itu memberi gambaran para pemimpin belum memberdayakan para akademisi di NTT
"Tampak jelas bahwa selama ini kita di NTT belum memiliki kesungguhan tekad untuk membangun, kita tidak pernah berupaya untuk jujur dan mau bertanya kepada diri sendiri, ke mana segala peralatan yang pernah kita beli? Mampukah kita memanfaatkan peralatan tersebut secara efisien dan mampukah kita memeliharanya ?" tanya Frans Aba
Jalan Rusak
Infraktruktur jalan di NTT yang masih rusak juga menjadi salah satu penghambat roda perekonomian di NTT. Dalam rentang waktu tiga tahun 2020-2022, Pemerintah Provinsi NTT, telah memperbaiki 1.089 kilometer lebih ruas jalan provinsi yang rusak.
Dikutip dari Kompas.com, total panjang jalan Provinsi NTT yakni 2.650 kilometer. Pada tahun 2019, pemerintah mendata kondisi jalan yang mengalami rusak berat dan rusak ringan yakni sepanjang 906 kilometer. Kondisi jalan rusak itupun secara perlahan sudah diperbaiki pemerintah.
Baca juga: Dr. Frans Aba, SE,M.Ec, Ph.D Siap Jadi Gubernur NTT 2024-2029,Modernisasi Ekonomi Rakyat Bangun NTT
Kerusakan jalan pada umumnya terjadi pada jalan Kabupaten. Keuangan yang terbatas pada pemerintah kabupaten membuat jalan kabupayen masih banyak yang memprihatinkan
"Disinilah pemeran pemerintah provinsi. Pemerintah bisa melakukan pendekatan langsung ke pemerntah pusat agar dicarikan cara mengatasi kerusakan jalan. Apakah ada penamabhanha alokasi dana dari pusat atau jalan itu langsung ditangani pemerintah pusat. Ini semua tergantung pemerintannya. Jadi alasan itu kewenangan kabupaten , provinsi dan pusat tidak berlaku. Asalkan ada niat baik , masalah bisa diatasi," kata Franas Aba .
BIOGRAFI:
Fransiskus Xaverius Lara Aba , SE., ME.c., Ph.D, yang biasa di panggil Frans Aba.
Sekarang bekerja sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Katolik Atma Jaya Indonesia di Jakarta, pada program studi Master Ekonomi Terapan.
Visisting Scholar sebagai Tamu Kehormatan dalam bidan penelitian serta juga sebagai Faculty Staff di University of Wisconsin Madison Amerika Serikat. Pendidikan formal terakhir menyelesaikan studi Doktor / Ph.D di University SAINS Malaysia, School of Social Sciences pada bidang Economics.
Pendidikan Master pada Faculty Economics and Business di National University of Malaysia. Sedangkan Sarjana Ekonomi diselesaikan di Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Adapun Pendidikan keahlian dan kompetensi yang bersertifikasi yang ditempuhnya adalah: Certified International of Enterprice Risk management (CIERM), Certified International of Budgeting (CIBG), Certified International of Financial Management (CIFM), Certified International of Asset and Business Valuation (CIABV) dan Certified International of Leadeship Capability (CILC).
Menjadi pengurus dan anggota dari organisasi asosiasi profesi, baik secara nasional maupun internasional seperti pada Ikatan Sarjana Ekonomi Indoneia (ISEI), The American Economic Association (AEA), The Regional Studies Association (RSA) dan International Trade and Finance Association (ITFA).
Seorang peneliti senior dalam Studi Pembangunan Pedesaan NIPPON KOEI Program untuk Bank Jepang Internasional (JBIC). Melakukan beberapa studi, termasuk kontrol dan perencanaan keuangan, dan logistik dan keuangan untuk Kementerian Koordinator Sosial Indonesia bekerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Dalam melakukan penelitian dan kegiatan akademik, sering melakukan berbagai studi di bidang pembangunan, ekonomi regional, pengembangan dan perencanaan manajemen, perencanaan keuangan dan sistem pengembangan, politik kebijakan ekonomi, penerapan pasar modal dan kebijakan keuangan seta bank sentral.
Lain kegiatan termasuk menulis beberapa buku yang di jual pada Amazon dengan judul: Border Economy Indonesia, Timor Leste dan Australia serta juga buku dengan judul: Budget Policy State Economy In City Center. Adapun kegiatan lain mengadakan konferensi internasional, mengikuti international conference maupun seminar nasional baik sebagai pembicara maupun menjadi peserta. Menerbitkan berbagai artikel di jurnal internasional maupun nasional.
Menulis artikel opini di beberapa media cetak maupun online, serta melakukan wawancara pasar keuangan dan problem ekonomi di berbagai media televisi baik dalam bentuk live conference dan interview maupun berita dalam kategori nasional. (alf)
Frans Aba Beri Selamat ke Johni Asadoma Dapat Surat Tugas PSI |
![]() |
---|
Frans Aba dapat Rekomendasi PAN, Ini Tugas Bakal Calon Gubernur Agar Diusung PAN |
![]() |
---|
Frans Aba Dapat Dukungan PAN, Dua Partai Terus Berkomunikasi |
![]() |
---|
Frans Aba mendaftar di PDIP dan Perindo yang Langsung Diwawancara |
![]() |
---|
Frans Aba Medaftar ke PAN, Sebut Tujuan Perjuangan Sama Partai Lambang Matahari |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.