Pemilihan Gubernur NTT
Dr. Frans Aba, SE, M.Ec, Ph.D Siap Jadi Gubernur NTT :Bangun NTT Melibatkan Semua Komponen Potensial
Membangunan NTT selalu digaungkan semua pihak yang merasa ikut bertanggung jawab untuk kemajuan bumi Flobamora
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Membangunan NTT selalu diagungkan semua pihak yang merasa ikut bertanggung jawab untuk kemajuan bumi Flobamora .
Namun cara yang yang digunakan lebih banyak hanya bersifat politis untuk menarik simpati. Sementara mekanisma yang tepat untuk membangun itu masih jauh dari harapan
Dr. Frans Aba, SE, M.Ec, Ph.D mengatakaan, tujuan membangun NTT adalah mensejahterakan rakyat di wilayah NTT. Namun caranya juga harus tepat.
"Saya pikir cara yang tepat adalah semua warga harus diberi motivasi untuk bisa membangun dirinya. Bila saja masing-masing orang itu membangun dirinya artinya secara ekonomi mikro , maka ekonomi makro pun akan bergerak ke arah yang positif," jelas sosok bernama lengkap Fransiskus Xaverius Lara Aba
Sosok yang pernah menempuh pendidikan di SMAK Syuradikara Ende dan menamatkan pendidikan di SMAN 1 Kupang ini pun menyebut semua komponen harus bergerak bersama. Maksudnya, dan perlu seorang pemimpin yang bisa menggerakan semua lini secara bersamaan dan saling menopang
"Saya yakin bila semua bekerja dengan porsinya masing-masing maka ekonomi NTT akan maju. Saya yakin orang NTT bisa mengejar ketertinggalan dari provinsi lain di Indonesia," jelasnya;
Menurutnya sumber daya alam NTT memang tak sebanyak daerah lain tapi orang NTT bisa menutup kekurangan itu dengan bekerja keras. "Yang perlu adalah memberi motivasi ditunjang degan stimulus yang memadai berupa modal kerja, saya percaya semua orang bisa melakukan itu," jelas sarjana Ekonomi Universita Katolik Widya Mandira tersebut
Mengenai potensi NTT untuk membangun, Frans Aba mengatakan kualitas sumber daya manusia merupakan faktor utama
"Telah menjadi pengetahuan umum bahwa kunci keberhasilan suatu rencana pembangunan sangat ditentukan oleh faktor kualitas sumber daya manusia yang mengelolanya. Secara keseluruhan perbandingan antara jumlah penduduk NTT yang memiliki keahlian dan/atau keterampilan dengan yang belum memiliki keahlian/keterampilan masih terlalu besar untuk kelompok yang terakhir. Pertambahan jumlah manusia terdidik di wilayah ini setiap tahunnya terus meningkat," jelas Frans Aba.
Ia menjelaskan, dalam lima tahun terakhir ini saja sekitar 30.000 sampai sekitar 50.000 orang lulusan Program Diploma dan Sarjana (S1) maupun Master (S2) yang diwisuda, namun belum ada indikasi bahwa pertambahan jumlah lulusan perguruan tinggi akan turut memperbaiki mutu kehidupan masyarakat NTT.
"Dampak nyata dari perkembangan tersebut baru berupa semakin meningkatnya jumlah penganggur berijazah sarjana. Pembangunan tidak dapat mengandalkan ijazah atau sertifikat tanpa dukungan keahlian dan keterampilan pemiliknya," ungkapnya.
Ia menambahkan, pembangunan membutuhkan sumber daya manusia ahli, terampil dan siap pakai di lapangan. Ini yang sangat langka di NTT.
Mengenai pembangunan manusia NTT, Frans Aba mengatakan Informasi mengenai batasan pengertian pembangunan dan/atau membangun kurang disebarluaskan kepada masyarakat umum di NTT. Oleh karena masyarakat umum tidak disadarkan bahwa pembangunan membutuhkan pengorbanan. Maka yang muncul dalam layar imajinasi mereka hanyalah bagian yang indah-indah saja dari hasil pembangunan.
Bila benar tekat kita ingin membangun wilayah ini, maka terlebih dahulu masyarakat NTT perlu dipersiapkan (conditioning) untuk berani menantang berbagai risiko dan kesulitan yang akan dan harus dihadapi selama proses pelaksanaan pembangunan.
"Masyarakat perlu disadarkan bahwa pembangunan seperti yang didambakan hanya akan berhasil melalui pengorbanan dan kerja keras seluruh rakyat" jelasnya. (alf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.