Frans Aba: Butuh Pemimpin Pro Rakyat Bangun Pertanian dan Kesempatan Kerja di NTT

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Pembangunan Nusa Tengga Timur harus dilakukan lebih cepat dan tepat guna mengejar ketertinggalan dari provinsi lain. Saat ini saja NTT berada di urutan ketiga sebagai provinsi termikin tepat berada di bawa Papua dan Papua Barat

Dr. Frans Aba yang secara tegas siap menjadi Gubernur NTT Periode 2024-2020 mengatakan pembangunan NTT harus dengan kekuatan sendiri yang sejauh ini belum dimaksimalkan. Kekuatan itu adalah sektor pertanian dan ketenagakerjaan.

"Yang NTT butuh itu, pemimpin yang benar-benar pro rakyat, artinya mau bekerja untuk rakyat dengan semua sumber daya yang ada baik di Pemerintah Daerah maupun dari Pemerintah Pusat," jelas Frans Aba

Menurut lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Studi Pembanunan Universitas Katolik Widya Mandira Kupang itu penduduk NTT kini yang berjumlah 5,4 juta jiwa merupakan potensi yang sangat baik untuk bidang ekonomi. Artinya, produk pertanian NTT bisa dimanfaatkan sendiri oleh warga NTT

" Jumlah penduduk ini merupakan potensi pasar yang baik. Hanya saja daya beli masyarakat ini yang harus ditingkatkan. Dan, untuk meningkatkan daya beli masyarakat ini maka pendapatan masyarakat harus ditingkatkan, ini siklus ekonomi yang perlu dipahami dulu," jelas Frans Aba

Sosok Frans Aba yang kini aktif di lembaga-lembaga Ekonomi berskala nasional dan internasional itu mengatakan hubungan antara pertanian , ketenagakerjaan dan peningkatan daya beli masyarakat ini merupakan suatu paket yang saling menunjang. Sehingga pembangunan bidang-bidang tersebut harus saling bersinggungan

Berdasarkan data BPS NTT tahun 2020, NTT memiliki luas lahan pertanian mencapai 5 089 998 ha. Jumlah tersebut terbagi Lahan pertanian bukan sawah 3 852 726 sawa dan lahan sawah 214 034 ha

Lahan Sawa dibagi lagi yang bisa panen sekali setahun 124.230 ha dan panen 2-3 kali setahun 67.479

Dari data tersebut membuktikan pertanian NTT pada dasarnya memiliki potensi yang bisa dikembangkan lag.

"Kita selama ini mengeluh air, saya pikir ini bisa diatasi. Sekarang sudah ada teknologi pengelolaan sumber daya air dan bibit pertanian yang disiapkan untuk daerah yang minim air. Jadi tinggal keinginan baik pemerintah dari upayakan air sampai mekanisasi pertanian," ungkap Frans Aba

Data Bank Indonesia Tahun 2022 jumlah angkatan kerja di Provinsi NTT pada Februari 2022 tercatat sebesar 2,83 juta orang. Jumlah ini menurun 1,74 persen dibandingkan Februari tahun sebelumnya.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat menurun menjadi sebesar 3,30 persen. Kondisi ketenagakerjaan terindikasi membaik, tercermin dari jumlah pekerja terdampak COVID-19 yang menurun dibandingkan periode Februari 2021. Sementara itu, rasio kemiskinan di Provinsi NTT pada Maret 2022 tercatat sebesar 20,05 persen, menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II 2022 tercatat masih rendah sebesar 94,86.

Meski jumlah pengangguran sedikit menurut tapi masih banyak yang belum bekerja. Dan, hal tersebut perlu menjadi perhatian. "Mereka yang belum mendapat pekerjaan tentu juga tidak mau menjadi pengangguran. Karena nganggur bukan sekedar ada kerja dan punya uang, tetap juga harga diri dan kebanggan keluarga. Mari kita berpikir supaya mereka juga bisa beraktivitas yang bisa menghasilkan," ungkap Frans Aba

Jadi lahan pertanian ini bisa dimaksimalkan maka bisa menyerap banyak tenaga kerja. Dan, hal itu juga meningkatkan daya beli masyarakat. Bila daya beli meningkatkan maka tredn postif untuk kemajuan ekonomi

Mengenai sumber daya alam, Frans Aba mengatakan NTT tidak kalah dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia maupun negara lain di belahan dunia ini. Namun untuk mengidentifikasi serta menyusun program pengelolaan maupun pengolahannya yang efektif dan efisien sebagai suatu potensi ekonomi, mutlak membutuhkan keterlibatan keahlian profesional.