Berita Kota Kupang
Peduli Bumi, Siswa Atambua Sulap Sampah Organik Jadi Sabun
Kampus Ursulin St Angela Atambua merupakan kampus yang berwawasan ekologi dan ingin melibatkan diri terhadap penyelamatan bumi.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Untuk melibatkan diri dalam aksi peduli bumi, siswa Atambua menyulap sampah organik menjadi sabun.
Kampus Ursulin St Angela Atambua merupakan kampus yang berwawasan ekologi dan ingin melibatkan diri terhadap penyelamatan bumi.
"Tindakan nyata anak-anak sejak dini yang diperkenalkan dengan sampah organik terutama sampah atau limbah-limbah basah yang jika ditumpukan akan menghasilkan gas metana dan meningkatkan panas bumi,"ungkap Koordinator Kampus Ursulin St Angela Atambua, Sr. Lestari, OSU saat ditemui POS-KUPANG.COM dalam Gebyar SMK 2023 di Kupang pada Selasa, 2 Mei 2023.
Baca juga: Harga Bahan Pokok di Pasar Inpres Atambua Jelang Lebaran Masih Stabil
Pengelolaan sampah basah ini, menunjukkan kepedulian mereka terhadap perawatan bumi bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat eco enzyme.
Memang masih ada cara lain, tetapi siswa-siswa kelas X dan XI Kampus Ursulin St. Angela Atambua membawa eco enzyme yang dibuat dari kulit buah, potongan-potongan sayur yang sudah tidak digunakan lagi yang difermentasi selama 90 hari.
Eco Enzyme atau ecoenzymes atau garbage enzyme adalah larutan kompleks hasil fermentasi dari limbah organik seperti limbah buah dan sayuran dengan gula merah atau molase dan air dengan bantuan mikroorganisme selektif dari kelompok jamur dan bakteri selama 3 bulan.
Baca juga: Perumda Belu Bhakti Ekspor Perdana Alat Pertanian ke Timor Leste
"Ini bukan penemuan tetapi kita sudah mengikuti yang sudah ada, kita hanya meniru saja, mengembangkan kembali, membuat ulang yang sudah dilakukan orang lain,"jelasnya.
Karena eco enzyme bermanfaat bagi rumah tangga, kesehatan dan pertanian, salah satu produk yang dibuat oleh anak-anak kampus Ursulin adalah sabun yang menggunakan kandungan eco enzyme seperti sabun cuci pakaian, sabun cuci tangan dan sabun cuci piring.
Ketika potongan sisa sayuran dan kulit buat direndam dalam dalam air yang ditambahkan eco enzyme sayuran dan kulit buah ini tidak akan membusuk. Eco enzyme digunakan supaya hasil bisa bisa diminimalisir.
Memurutnya, masyarakat memang kurang suka sabun eco enzyme ini, karena beranggapan busa melimpah itu seringkali disamakan dengan bersih.
Tetapi sebenarnya busa melimpah sama dengan membutuhkan air banyak ketika membilas yang menyebabkan pemborosan air, dengan menggunakan eco enzyme, busa berkurang tetapi daya bersihnya tinggi.
Untuk membilas pun tidak membutuhkan banyak air. Itulah dampak ekologinya, termasuk limbah cairannya juga tidak terlalu banyak mengandung kimia. Sehingga sabun-sabun ini tetap ramah lingkungan dan ketika masuk di selokan, selokan bisa menjadi lebih bersih.
Baca juga: Hardiknas 2023, Bupati Belu Sampaikan Terima Kasih Atas Dedikasi Para Guru
Di Kampus Ursulin St Angela Atambua, semua siswa diperkenalkan sejak kecil tentang sampah organik dengan membawa sampah dari rumah ke sekolah sebagai media belajar untuk memperkenal sampah organik basah kepada para siswa agar bisa didaur ulang.
"Mereka harus berani pegang. Jadi, jangan melihat bahwa bekas-bekas ini adalah sesuatu yang menjijikan, jorok tetapi mereka dibiasakan untuk pegang sejak dini,"ungkapnya.
Tujuan besar dari kegiatan ini adalah para siswa bisa aware terhadap keadaan bumi saat ini yang semakin panas. Bumi sebagai rumah yang semakin hari semakin panas, mereka harus diperlihatkan bagaimana perubahan keadaan bumi dari waktu ke waktu dan prediksi ke depan kalau mereka sendiri tidak merawat bumi. (dhe)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS