Berita NTT

Adaptasi Perubahan Iklim Dengan Pengelolaan DAS Pada Wilayah Semi Ringkai

Perubahan Iklim akan berdampak signifikan pada siklus air dan menyebabkan masalah lingkungan yang parah dan bencana di daerah aliran sungai tropis

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Prof. Dr. Ir. Denik Sri Krisnayanti, ST, MT 

Cermat terhadap kondisi karakteristik wilayah dan kondisi iklim setempat: Pemahaman akan karakteristik DAS di Nusa Tenggara Timur yang unik.

Pemahaman tentang kondisi hidrometeorologi di Nusa Tenggara Timur meliputi trend perubahan iklim, pergeseran musim, kejadian cuaca ekstrem di wilayah semi-ringkai. 

Cerdas dalam mengambil langkah-langkah mitigasi: Meningkatkan kualitas siklus hidrologi (meningkatkan penyerapan dan mengurangi limpasan air permukaan).

Komponen utama siklus hidrologi adalah presipitasi, evaporasi, limpasan, air tanah, dan kelembaban tanah. Maka ini sejalan yang dilakukan oleh pemerintah dengan banyak dibangun embung dan bendungan di NTT guna menampung air hujan sebanyak mungkin dan dimanfaatkan pada saat musim kemarau. 

Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dalam langkah-langkah mitigasi dan adaptasi baik terhadap kekeringan ataupun banjir.

Cerdik dalam pengelolaan Daerah Aliran Sungai di wilayah semi-arid: Strategi peningkatan ketahanan air: perencanaan, pengoperasian, pemantauan dan evaluasi. 

Tujuan kepada pengelolaan yang berkelanjutan dengan terus menjaga sumber daya air, tanah serta lingkungan.

Strategi kebijakan yang dibuat dalam pengelolaan juga mempertimbangkan nilai jasa lingkungan yang belum atau tidak diperhitungkan secara komersial. Termasuk penyelarasan terhadap konflik kepentingan yang bersumber dari penentuan batas-batas alamiah dan batas-batas politis/administratif.

Strategi dalam menciptakan investasi, peraturan, insentif dan perpajakan yang mengkaitkan dengan adanya interaksi antara aktivitas pemanfaatan lahan di daerah hulu dan dampak yang ditimbulkan di daerah hilir.

Kondisi di Nusa Tenggara Timur akan mempengaruhi cara kita melihat, cara kita berpikir dan cara beradaptasi terhadap wilayah yang rentan bencana. Tentunya begitu dekat potensi bencana yang ada di daerah ini, sehingga dibutuhkan juga kesiapan pemerintah beserta seluruh masyarakat untuk siap dan tanggap bencana.  

Penanganan dan mitigasi terhadap bencana memerlukan banyak sumbangan pemikiran dari berbagai disiplin ilmu. Ilmu Teknik sipil tidak dapat berdiri sendiri untuk memecahkan berbagai permasalahan pembangunan infrastruktur dengan kerentanan tersebut diatas. 

Kolaborasi ilmu pengetahuan dari bidang lainnya amat sangat dibutuhkan guna menghadapi dampak perubahan iklim tersebut. Kepakaran dari berbagai disiplin ilmu tentu akan lebih lengkap dengan dukungan keterlibatan berbagai stakeholder yang ada baik di lingkup pemerintahan pusat, provinsi ataupun pada tingkat kabupaten. 

Seperti yang sering disampaikan oleh Presiden bahwa Pembangunan Infrastruktur sama artinya dengan membangun peradaban dan jembatan menuju keunggulan suatu bangsa. 

Untuk membangun Nusa Tenggara Timur harus dimulai dengan membangun ketahanan air yang akan berhilir pada ketahanan pangan untuk menuju masyarakat lebih unggul.

Nama Lengkap:  Prof. Dr. Ir. Denik Sri Krisnayanti, ST, MT

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved