Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 29 April 2023, Kepada Siapa Kami Akan Pergi?

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Sabtu 29 April 2023 dengan judul Kepada Siapa Kami Akan Pergi? 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Kepada Siapakah Kami Akan Pergi?

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kisah Para Rasul 9:31-42, dan bacaan Injil Yohanes 6:60-69.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Sabtu 29 April 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam sejahtera untuk kita semua. Sembari memasuki hari baru, kita diberkati dengan inspirasi baru dari teks Kitab Suci yang kita dengar dan renungkan pada hari ini.

Dalam Kisah Para Rasul, Rasul Petrus tampil sebagai figur yang memberi perubahan dan semangat baru bagi jemaat di Lida dan Yope karena mukjizat yang dibuatnya dalam kuasa dan nama Yesus.

Hasil dari pewartaan Petrus dan mukjizat yang dibuatnya itu, banyak orang yang semakin percaya kepada Kristus.

Kontras dengan itu, dalam bacaan Injil, Yesus yang telah memberi wejangan tentang Roti Hidup dengan memberikan daging sebagai makanan dan darahNya minuman membuat banyak muridNya yang meninggalkan Dia.

Tetapi para Rasulnya tetap tinggal tetap bersama-sama dengan Dia, “Kepada Siapakah kami akan pergi?”

Kita belajar dari para rasul yang tetap bertahan menjadi pengikutNya yang setia walaupun Yesus tahu ada yang tidak percaya dan yang akan menyerahkan Dia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 28 April 2023, Alat Pilihan BagiKu

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Kisah Petrus yang banyak membuat mukjizat dan banyak perbuatan lainnya di kota Lida dan Yope itu telah menggugah banyak orang untuk berbalik dan percaya kepada Yesus yang bangkit itu dan mereka semakin banyak dan menjadi satu jemaat yang selalu berkumpul dan berdoa bersama.

Perjumpaan Petrus dengan orang-orang di Lida dan Yope menjadi sebuah perjumpaan penuh makna karena Petrus memberi perhatian kepada orang-orang yang sedang sakit dan yang meninggal.

Jemaat perdana itu akhirnya semakin merasa dikuatkan dan diberi berkat melimpah lewat tangan Petrus yang membuat mukjizat di tengah-tengah mereka dan memperkuat iman mereka kepada Yesus Kristus.

“Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.”

Komunitas umat beriman itu terbentuk dengan sendirinya karena iman yang sama yaitu Yesus Kristus dan dibantu oleh semua karya yang dilakukan oleh Petrus di Lida dengan menyembuhkan Eneas yang sakit lumpuh dan di Yope membangkitkan Tabita.

Semua perbuatan Petrus dengan kekuatan Roh Kudus itu membuat semua orang di Lida dan Yope berbalik kepada Tuhan dan percaya kepada Tuhan.

Banyak hal telah terjadi dalam hidup kita termasuk mukjizat-mukjizat kecil yang telah kita alami. Dan boleh jadi ada mukjizat besar yang terjadi dalam hidup kita.

Dan kejadian atau peristiwa yang kita alami itu sebenarnya adalah karya Roh Kudus yang telah menjadikannya baik adanya agar kita dapat hidup.

Hidup dalam persekutuan dengan Tuhan melalui Roh Kudus. Menjadi berat bagi kita manusia zaman sekarang adalah bahwa hal-hal atau peristiwa-peristiwa iman yang dialami tiap hari tidak membuat kita serta merta semakin percaya kepada Tuhan, tapi bisa saja membuat kita lari dari Tuhan bahkan jika kita alami kegagalan, tantangan, kesedihan, kedukaan dan seterusnya.

Kita lalu bisa dengan gampang meninggalkan Tuhan seperti yang dialami oleh Yesus.

Para muridNya banyak yang meniggalkan Dia karena wejanganNya tentang Roti hidup.

Yesus menyebut DiriNya sebagai Roti hidup yang telah Turun dari Surga. Roti yang turun dari surga itulah diriNya.

Jadi siapa yang makan daging dan minum darahNya akan hidup selama-lamanya.

Kalimat makan daging dan minum darahNya adalah simbol hidup bersatu seutuh-utuhnya di mana Yesus menjadi sumber kehidupan itu sendiri.

Namun mereka menafsirkan secara harafiah bahwa Yesus benar-benar memberikan daging dan darahNya sendiri untuk dimakan dan diminum.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 27 April 2023, Bagaimana Aku Bisa Mengerti Jika Tak Ada yang Membimbing Aku?

Kita dapat berasumsi bahwa kebanyakan para murid yang meninggalkan Yesus itu datang mengikuti Yesus hanya dengan motivasi yang tidak murni.

Mereka hanya mau mengikuti Yesus supaya makan roti sampai kenyang. Mereka mengikuti Yesus supaya kebutuhan hidup mereka selalu dipenuhi.

Jadi motivasi hidup mereka sangat dangkal. Jadi tidak bisa disangkal bahwa mereka pun dengan gampang meninggalkan Yesus hanya karena wejangan Yesus tentang roti hidup itu.

Beruntungnya, para rasulNya tetap bertahan ketika Yesus bertanya kepada mereka: Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Tetap Petrus menjawab, “Tuhan kepada siapakah kami akan pergi?”

Petrus mewakili para Rasul itu untuk menyatakan kesetiaan mereka karena mereka telah yakin dan percaya bahwa Yesus adalah yang Kudus dari Allah.

Kebanyakan dari kita mungkin sudah tahu bahwa Yesus adalah yang Kudus dari Allah, tapi juga tetap saja bisa meninggalkan Yesus hanya karena hal-hal duniawi lainnya seperti jabatan, kekuasaan, uang atau harta atau kesenangan sementara yang membuat kita terlena dan meninggalkan Yesus.

Dan itu sudah seringkali terjadi di sekitar kita. Mereka lebih suka dan lebih gampang menerima hal-hal duniawi yang sifatnya sementara.

Mereka akan senang sementara saja tetapi setelah itu semua yang mereka punya itu membawa mereka kepada dosa dan itu semakin menjauhkan mereka dengan Tuhan.

Mereka lupa bahwa bersama dengan Tuhan itu akan mengalami rahmat surgawi saat di mana mereka akan melihat Anak Manusia duduk di atas singga sana tempat Dia sebelumnya berada, tempat kemuliaanNya sebagai Raja atas seluruh bumi.

Itulah manusia yang selalu cepat tergoda untuk meninggalkan Tuhan hanya karena hal-hal duniawi tapi ketika hal-hal surgawi dianggap berat dan sulit untuk dijalankan.

Mari kita belajar dari para rasul yang tetap setia kepada Yesus dan tidak pernah meninggalkanNya karena telah yakin dan percaya Yesus adalah Yang Kudus dari Allah.

Kita tidak lagi mencari yang lain tetapi hanya kepada Yesus Kristus saja kita berbakti.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 28 April 2023, Memaknai Tubuh dan Darah Kristus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita hari ini, pertama, menjadi murid Tuhan berarti harus tetap setia kepadaNya dalam keadaan apa pun itu.

Kedua, kita tidak cepat tergoda dengan hal-hal duniawi dan menolak hal-hal yang membawa kita kepada surga walaupun itu terasa berat.

Ketiga, tetap yakin dan percaya kepada Tuhan bahwa Dialah tempat satu-satunya kita pergi karena di dalam dia ada Hidup Kekal.

Teks Lengkap Bacaan 29 April 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Sabtu 29 April 2023.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Sabtu 29 April 2023. (Tokopedia)

Bacaan Pertama – Kisah Para Rasul 9:31-42

Petrus sembuhkan Eneas dan bangkitkan Dorkas

Bacaan dari Kisah Para Rasul:

Selama beberapa waktu setelah Saulus bertobat, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan.

Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.

Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana.

Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida.

Di situ didapatinya seorang bernama Eneas, yang telah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh.

Kata Petrus kepadanya, “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau; bangunlah dan bereskanlah tempat tidurmu!”

Seketika itu juga bangunlah orang itu.

Semua penduduk Lida dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan.

Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita, dalam bahasa Yunani: Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.

Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas.

Adapun Lida dekat dengan Yope. Maka ketika murid-murid mendengar bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan, “Segeralah datang ke tempat kami.”

Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas, dan semua janda datang berdiri di dekatnya.

Sambil menangis, mereka menunjukkan kepada Petrus semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup.

Tetapi Petrus menyuruh mereka keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata, “Tabita, bangkitlah!”

Lalu Tabita membuka matanya, dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.

Petrus memegang tangannya dan membantu ia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup.

Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope, dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan.

Sesudah peristiwa itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit.

Demikianlah sabda Tuhan

U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan – Mzm 116:12-13.14-15.16-17

Refr. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku?

1. Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikan-Nya kepadaku. Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama Tuhan.

2. Aku akan membayar nazarku kepada Tuhan di depan seluruh umat-Nya. Sungguh berhargalah di mata Tuhan kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

3. Ya Tuhan, aku hamba-Mu! Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu! Engkau telah melepaskan belengguku: Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama Tuhan.

Bait Pengantar Injil – Yohanes 6:63b.68b

Refr. Alleluya, alleluya.

Perkataan-perkataan-Mu adalah roh dan hidup. Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal.

Bacaan Injil – Yohanes 6:60-69

Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia

Inilah Injil suci menurut Yohanes:

Setelah Yesus menyelesaikan ajaran-Nya tentang roti hidup, banyak dari murid-murid-Nya berkata, “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”

Yesus dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, maka berkatalah Ia kepada mereka, “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?"

Lalu bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna! Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia.

Lalu Ia berkata, “Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”

Mulai dari waktu itu banyak murid Yesus mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya, “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”

Jawab Simon Petrus kepada-Nya, “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved