KKB Papua

Siswa SMP-SMA Dipaksa Masuk KKB Papua, Kini Diperintahkan Serang Prajurit TNI Polri

Kebiadapan KKB Papua semakin mengerikan dari waktu ke waktu. Saat ini, siswa-siswi SMP dan SMA dipaksa masuk dan bergabung dengan kelompok tersebut.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM/kolase foto
DIPAKSA MASUK – Belakangan ini, KKB Papua selalu memaksa para siswa baik SMP maupun SMA untuk bergabung ke kelompok kriminalis tersebut. Mereka bahkan memaksa para siswa untuk menyerang prajurit TNI Polri. Untuk itu warga diminta waspada dan tidak mudah terpengaruh. 

POS-KUPANG.COM – Kebiadapan KKB Papua semakin mengerikan dari waktu ke waktu. Saat ini, siswa-siswi SMP dan SMA dipaksa masuk dan bergabung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata itu.

Celakanya, seusai bergabung ke KKB Papua, para pelajar di daerah itu malah diperintahkan lagi untuk menyerang prajurit TNI Polri yang sedang bertugas.

Bahkan perintah penyerangan itu dilakukan KKB Papua saat prajurit TNI dan Polri sedang melakukan pencarian pilot Susi Air yang hingga kini masih disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya.

Hal ini dibeberkan Kepala Penerangan Kodam atau Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman, sebagaimana dikutip Pos-Kupang.Com dari KompasTv, Rabu 26 April 2023.

Herman Taryawan mengungkapkan, bahwa praktik yang dilancarkan KKB itu, sejatinya telah berlangsung selama ini. Itu terlihat dari tak sedikitnya anggota KKB yang berusia relatif muda.

Jadi, dalam melancarkan aksinya, kelompok separatis teroris itu tidak hanya menggunakan warga seperti perempuan dan anak-anak, tetapi juga melibatkan para siswa sebagai tameng ketika menghadapi TNI.

Baca juga: KKB Papua Terbelah, Dua Pimpinan Baku Hantam, Satu Tewas, 4 Rumah Dibakar, Joni Botak Kritis

"Jadi, bukan hanya provokasi masyarakat melalui media sosial , tetapi juga mengajak para siswa untuk sama-sama menyerang aparat TNI sedang bertugas," kata Herman dalam siaran pers di Jayapura, Selasa 25 April 2023.

Mengenai cara-cara KKB mengajak siswa SMP dan SMA itu, Herman Taryawan mengatakan, rekrutmen anggota KKB itu dilakukan dengan cara mengintimidasi warga.

“Mereka juga tidak memperbolehkan anak-anak untuk sekolah. Justeru sebaliknya, para siswa itu dikeluarkan dari sekolah dan dipaksa bergabung dengan KKB," ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Herman, pihaknya  mengharapkan supaya semua elemen masyarakat tidak terpengaruh sedikit pun dengan ajakan KKB itu.

Sebaliknya, jika diajak untuk menyerang TNI Polri, warga sebaiknya tidak mengindahkan itu.

Makanya, lanjut dia, tidak salah kalau warga di Kabupaten Nduga maupun Intan Jaya dan daerah lainnya, kini mulai melakukan perlawanan. Pasalnya, KKB sangat keterlaluan, telah menjadikan warga Papua sebagai tumbal dalam perjuangannya.

"Kita semua, termasuk para siswa SMP dan SMA agar berhati-hati dengan ajakan KKB. Kalau ada warga yang diajak bergaung KKB atau semacam menemukan kasus seperti itu, maka sebaiknya cepat dilaporkan dan jangan sampai tergoda," ujarnya.

Dia menambahkan, selama ini daerah yang dikuasai KKB, umumnya sulit dijangkau baik oleh pemerintah maupun komponen lainnya.

Bahkan, di tingkat distrik pun daerah KKB pun sulit dijangkau, sehingga peran kepala distrik pun kepala kampung umumnya tidak berjalan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved