Timor Leste

Pemilu Parlemen Timor Leste, 7 Anggota CNRT Luka-luka Kena Lemparan Batu Usai Kampanye

Demikian disampaikan Komandan Polisi Nasional Timor Leste (PNTL) Kotamadya Viqueque, Sebastiao Alves Quintao, sebagaimana dilansir Tatoli.tl.

Editor: Agustinus Sape
Tatoli.tl
Kepala Badan Nasional Pengawas Pemilu (CNE), Jose Agostinho da Costa Belo Pereira, saat menyampaikan konferesi pers mengenai kasus lempar batu yang melukai 7 anggota CNRT saat kampanye di kotamadya Viqueque, Jumat 21 April 2023. 

Kemenangan Jose Ramos Horta pada pemilihan presiden tahun lalu sedikit banyak akan memengaruhi jalannya pemilu parlemen nanti.

Ramos Horta saat itu mendapat dukungan dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste (CNRT), sebuah partai yang dipimpin mantan Presiden Xanana Gusmao.

Perseteruan CNRT dengan Fretilin, partai yang mendukung mantan Presiden Francisco ”Lu-Olo” Guterres, akan kembali mencuat pada pemilihan bulan Mei nanti.

Apakah Xanana berambisi menjadi PM kembali? Keberhasilan Xanana dan partainya, CNRT, memenangkan calonnya di pilpres bisa menjadi indikator pilihan masyarakat terhadap dirinya dan CNRT.

Jika CNRT bisa mempertahankan momentum ini dan meraih kursi mayoritas, maka CNRT atau koalisinya berhak menentukan seorang perdana menteri.

Namun, Fretilin sebagai pesaing utama CNRT tentu tidak ingin kalah dua kali. Masih ada waktu bagi Fretilin untuk mengembalikan kepercayaan rakyat, dan bisa kembali mengungguli CNRT pada pemilu parlemen nanti.

Ketegangan politik antara dua partai besar ini sebenarnya sudah lama terjadi. Kedua partai besar ini silih berganti memenangi pemilu parlemen, tetapi tidak pernah secara mutlak.

Akibatnya, setelah pemilihan, keduanya perlu membentuk aliansi atau koalisi dengan partai lain agar bisa menjadi mayoritas dalam parlemen.

Jumlah kursi parlemen saat ini adalah 65 kursi. Jadi, untuk menjadi mayoritas, sebuah partai atau koalisi partai perlu mendapatkan minimal 33 kursi.

Persaingan partai juga sangat tergantung pada tokoh-tokoh di belakangnya. Partai menjadi identik dengan tokoh sehingga pemilihan partai masih akan tergantung pada tokoh partai terkait.

Belum adanya tokoh-tokoh baru yang menonjol menyebabkan persaingan tokoh masih didominasi muka-muka lama, yaitu tokoh-tokoh gerakan kemerdekaan dulu.

Beberapa tokoh muda yang maju belum mendapatkan dukungan secara nasional. Perlu tokoh-tokoh baru yang dipercaya untuk menduduki posisi strategis sebagai calon pemimpin masa depan.

Baca juga: Timor Leste Menyongsong Pemilu Parlemen: Unjuk Rasa, Bendera Parpol dan Konvoi Motor Semarakkan Dili

Harapan akan adanya perubahan selalu membubung tinggi setiap kali dilakukan pemilihan. Namun, belum adanya kepercayaan pada tokoh baru membuat hasil pemilihan seperti mengulangi pemilihan yang terjadi sebelum-sebelumnya.

Di sinilah kedewasaan pemilih Timor Leste diuji. Perlu disadari bahwa situasi yang dihadapi saat ini sudah sangat jauh berbeda dibandingkan dulu.

Seyogianya pilihan harus lebih mengedepankan tokoh yang dapat membuat perubahan, baik pandangan maupun pemikiran, agar Timor Leste bisa maju dan berkembang lebih cepat mengatasi ketinggalannya dari negara-negara lain di dunia.

(tatoli.tl/riotimesonline.com/kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved