Berita Lembata

LSM Barakat Bahas Rencana Kontijensi Hidrometeorologi Lima Desa di Lembata

Renkon untuk lima desa ini diinisiasi oleh LSM Barakat serta melibatkan OPD teknis dan Sekber, forum yang dibentuk untuk mengadvokasi kebijakan

Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/RICKO WAWO
Rencana Kontijensi (Renkon) Bencana Hidrometeorologi Rapid untuk lima desa di Lembata, NTT, dibuat dengan pendekatan partisipatif. 

Laporan REPORTER POS-KUPANG.COM, RICKO WAWO

POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Rencana Kontijensi (Renkon) Bencana Hidrometeorologi Rapid untuk lima desa di Lembata, NTT, dibuat dengan pendekatan partisipatif.

Renkon untuk lima desa ini diinisiasi oleh LSM Barakat serta melibatkan OPD teknis dan Sekber, sebuah forum yang dibentuk untuk mengadvokasi kebijakan Perubahan Iklim.

Dalam kegiatan Evaluasi Dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB), Divisi Litbang Barakat, Piter Pulang menjelaskan, renkon ini dibuat di lima desa yaitu Desa Bour, Desa Wuakerong, Desa Riabao, Desa Pasir Putih dan Desa Lolong.

Pendekatan yang digunakan untuk pembuatan Renkon tidak lagi menggunakan pendekatan konsultatif melainkan menggunakan pendekatan partisipatif.

"Selama ini yang mengerjakan Renko juga mereka yang hadir hari ini. Kita punya SDM begitu banyak, kalau kita bersama maka kita semakin kuat," Piter mengungkapkan di Aula Ema Pia pada Rabu, 19 April 2023.

Baca juga: Penjabat Bupati Lembata Minta PT Hikam Ungkap Identitas Mafia BBM

Jika Renkon menggunakan pendekatan konsultatif maka tugas konsultan hanya membuat narasi dari sudut pandang akademisi.

Sebaliknya, jika menggunakan pendekatan partisipatif maka Renkon akan lebih kuat karena orang akan terlibat dari awal hingga akhir. SDM yang ada pun sangat layak untuk menghasilkan dokumen Renkon.

"Dalam pendekatan partisipatif pun, ada kecenderungan melibatkan teman-teman dalam pelaksanaan saja. Tapi saat perencanaan tidak dilibatkan sehingga kita mau libatkan dari tahap perencanaan," ungkap Piter.

Piter menegaskan, dalam dokumen renkon ini akan dibuat sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, perspektif gender maupun difabel harus menjadi poin penting dalam dokumen ini.

Baca juga: Tangis Sang Ayah Setelah Anaknya Raih Nilai Terbaik di Balai Latihan Kerja Caritas Lembata

Dalam kegiatan Evaluasi KRB, ada beberapa masalah yang telah diidentifikasi. Hal yang menjadi kekurangan dari dokumen sebelumnya, akan dilengkapi di dokumen lima desa ini.

"Hasil evaluasi dalam kerja-kerja yang pernah ditangani, membantu memperkaya kita punya KRB", tutupnya.

Selain melakukan evaluasi dokumen KRB, Pertemuan ini dilanjutkan dengan membahas persiapan kegiatan Hari Bumi. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved