Idul Fitri 2023
Diterjang Banjir Pesisir, Umat Muslim di Pangabatang Sikka Pasrah Tak Bisa Silaturahmi Lebaran
Pasalnya, air laut pasang atau banjir pesisir yang sering disebut Banjir Rob menggenangi halaman dan rumah-rumah warga di Pulau Pangabatang.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Lebaran Idul Fitri yang seharusnya dirayakan dengan suasana kebersamaan dan bersilaturahmi antar umat Muslim, tidak dirasakan oleh umat Muslim di Pulau Pangabatang, Desa Permaan, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Sabtu, 22 April 2023.
Pasalnya, air laut pasang atau banjir pesisir yang sering disebut Banjir Rob menggenangi halaman dan rumah-rumah warga di Pulau Pangabatang.
Kondisi ini sebagai menjadi penghambat umat Muslim di salah satu pulau terindah di gugus pulau teluk Maumere untuk bersilaturahmi.
Baca juga: Malam Takbiran di Kabupaten Sikka, Ratusan Santri Bersama Warga di Nangahale Gelar Pawai Obor
Sholihin, salah satu warga Pulau Pangabatang, Desa Permaan, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka menyebutkan, seharusnya pada hari ini umat Muslim di wilayahnya berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga dan orang-orang dekat setelah selama 1 bulan menjalankan puasa Ramadhan.
"Tapi dibalik kebahagiaan itu ada kendala-kendala seperti air laut ini naik dan menggenangi seluruh kampung dengan kegiatan air sekitar 50 meter," ungkap Sholihin.
Dengan kondisi ini, Sholihin mengaku, warga Pulau Pangabatang terpaksa berdiam diri di dalam rumah masing-masing.
Dia juga mengaku, air laut pasang hingga masuk ke seluruh kampung terjadi hampir setiap tahun pada saat umat Muslim merayakan lebaran Idul Fitri.
Baca juga: Theresia Dalima Senang Dapat Shalat Ied di Depan Gereja Kalvari Maumere
"Kalau sudah bulan terang, itu dia sudah mulai naik, kalau air sudah naik besar berarti harus masuk sampai ke kampung, kalau kali ini sudah satu Minggu ini air laut naik sampai genangi seluruh kampung," ungkap dia.
Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Sikka bisa memperhatikan kondisi warga Pulau Pangabatang yang setiap tahunnya bahkan di saat lebaran Idul Fitri pun harus merasakan banjir rob.
Sholihin juga mengaku, dengan terjadinya banjir rob tersebut, semua kegiatan masyarakat setempat jadi terhambat. Namun, Sholihin mengaku pasrah dengan kondisi tersebut.
Di Pulau Pangabatang sendiri terdapat kurang lebih 60 KK, ada bangunan sekolah yang terkadang terendam air laut. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.