Gerhana Matahari
Trik Warga Labuan Bajo Saksikan Gerhana Matahari Gunakan Helm
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang menyampaikan puncak gerhana matahari hibrid tepat pukul 12.02 Wita
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Gerhana matahari hibrida hari ini, 20 April 2023, terjadi di sebagian wilayah Indonesia, salah satunya Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Warga pun antusias menyaksikan fenomena alam tersebut dengan berbagai cara.
Mereka tidak memiliki kacamata khusus untuk menyaksikan gerhana matahari. Namun, dengan mengandalkan alat bantu, mereka menemukan caranya sendiri. Salah satunya menggunakan kaca helm.
"Kami pakai helm yang ada kacamatanya biar mata tidak rusak," ungkap Sello Jome warga Labuan Bajo, Kamis 20 April 2023.
Baca juga: Puncak Gerhana Matahari Hibrid 2023 di NTT Terjadi Pada Pukul 12.02 WITA
Mulanya, kata Selo, ia melihat cahaya matahari yang mendadak redup. Sebelumnya ia sudah mengetahui bahwa akan terjadi gerhana matahari melalui pemberitaan media.
"Saya kaget karena matahari di Labuan Bajo ini sangat panas, dan tiba-tiba jadi gelap makanya saya pergi ke luar untuk liat memastikan," ujarnya.
Selo mengaku tidak ingin melewatkan fenomena langka itu. Gerhana matahari, kata dia, terakhir ia rasakan pada tahun 2017. "Terakhir liat tahun 2017, waktu itu saya liat di Ruteng," kata dia.
Gerhana matahari di Labuan Bajo berlangsung kurang lebih satu setengah jam. Terpantau pukul 12.57 Wita cahaya matahari sudah kembali normal.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kupang menyampaikan puncak gerhana matahari hibrida tepat pukul 12.02 Wita.
Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono menyampaikan secara umum gerhana matahari di Provinsi Nusa Tenggara Timur di mulai pada pukul 10.31 WITA dan memasuki puncaknya di pukul 12.02 WITA.
Ia menjelaskan gerhana matahari hibrida merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana. Menurut dia, peristiwa gerhana matahari hibrid relatif langka.
Ia menyampaikan walaupun posisi pengamat juga mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati. Jadi kata dia pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan di lokasi yang sama. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.