KKB Papua
Biasanya Pratu Miftahul Arifin Itu Minta Doain, Tapi Kali Ini Malah Aneh, Pesannya Jagain Anak
Tanda-tanda kematian seseorang, biasanya selalu ada dan itu dialami oleh setiap keluarga. Demikian juga dengan firasat yang dialami istri Pratu Arifin
POS-KUPANG.COM – Tanda-tanda kematian seseorang, biasanya selalu ada dan itu dialami oleh setiap keluarga. Demikian juga dengan firasat tentang kematian Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI yang ditembak KKB Papua pada Sabtu 15 April 2023 sore.
Bahwa sebelum tragedi itu terjadi, orang-orang yang disayangi Arifin mendapatkan tanda-tanda bahkan merasakan hal yang tak lazim terjadi.
Dan, dua orang yang mendapatkan firasat akan kematian prajurit terbaik TNI itu, adalah Rohmadi, Paklik-nya Pratu Miftahul Arifin.
Namun dengan jiwa yang besar untuk menerima keadaan itu, Rohmadi pun berusaha menenangkan dirinya dengan mengatakan bahwa keluarga sudah siap menghadapi risiko seperti itu.
“Ini memang risiko menjadi abdi negara. Siap ndak siap, harus siap bagi kami (keluarga Pratu Miftahul Arifin),” ujar Rohmadi, Senin 17 April 2023, saat ditemui Surya.Co.Id di rumah duka, di Dusun Krajan, Desa Nanggungan, Kabupaten Pacitan.
Baca juga: Biasanya Pratu Miftahul Arifin Itu Minta Doain, Tapi Kali Ini Malah Aneh, Pesannya Jagain Anak
Rohmadi merupakan sosok yang dekat dengan Pratu Miftahul Arifin. Ia bahkan selalu berkomunikasi dengan Arifin yang menjadi kebanggaan keluarga itu.
Kepada awak media, Rohmadi menuturkan bahwa sebelum kejadian itu, ia mendapatkan firasat. Malam sebelum tanggal 15 April 2023, ia merasa biasa saja, setelah buka puasa.
“Padahal biasanya habis buka itu rasanya segar. Enak gitu karena sudah bisa melepas dahaga,” ungkap Rohmadi.
Namun, sampai sahur, dia sendiri tidak mempunyai nafsu makan. Bahkan dia sendiri melewatkan waktu sahur yang mestinya ditunaikannya.
“Eh, benar. Siangnya dapat kabar duka. Ponakan saya meninggal. Keluarga besar merasa sangat kehilangan dengan kepergian anak kami ini,” ujarnya.
Sementara istri Pratu Miftahul, Aziza pun mengungkapkan hal senada. Bahwa ia tahu adanya kabar duka itu ketika ia ditelepon dari kantor Yonif Rider 321 GT Kostrad.
Dari balik telepon itu disampaikan bahwa telah terjadi kontak senjata selama 2 hari dengan KKB Papua..
“Naasnya suami saya yang menjadi korban. Dari informasi sudah ditemukan titik lokasi jenazah. Tapi masih belum bisa dievakuasi,” kata Aziza.
Menurutnya, terakhir komunikasi dengan Pratu Miftahul pada tanggal 5 April 2023 lalu. Saat itu almarhum Pratu Miftahul meminta doa.
“Sebenarnya biasa, suami saya selalu minta doa ketika mau patroli atau menjaga pos. Tapi terakhir telepon itu berpesan menjaga anak kami,” tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.