Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen Sabtu 15 April 2023, Perkabungan Hamba Tuhan Tanpa Air Mata Duka
Renungan Harian Kristen, Sabtu 15 April 2023 dengan judul Perkabungan Hamba Tuhan, Tanpa Air Mata Duka Tapi Air Mata Pengharapan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen, Sabtu 15 April 2023 dengan judul Perkabungan Hamba Tuhan, Tanpa Air Mata Duka Tapi Air Mata Pengharapan.
Artikel yang merujuk pada Kitab Yehezkiel 24:15-1:27 ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil Ratapan dan Pengharapan yang diterbitkan Gereja Masehi Injili Timor ( GMIT ).
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt Eka Mozes, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Maret dan April 2023.
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen, Sabtu 15 April 2023:
Pengantar
Hidup seorang hamba Tuhan dapat dipakai-Nya untuk mengajarkan kepada umat tentang isi hati Tuhan.
Bahkan Tuhan bisa mendatangkan dukacita dan kematian dalam keluarga hamba Tuhan sebagai alat untuk menunjukkan seperti apa isi hati-Nya.
Siapkah keluarga saudara dipakai Tuhan?
Pemahaman Teks
Allah menyatakan rancangan-Nya untuk mengambil kembali isteri nabi Yehezkiel secara tiba-tiba, seperti orang kena tulah.
Saat yang sama Allah menyuruh Yehezkiel untuk jangan mengeluarkan air mata ratapan.
Kalau pun ingin mengeluh, lakukan dengan diam-diam dan tidak boleh melakukan ritual kematian. Yehezkiel pun melakukan persis seperti yang Tuhan kehendaki. Ini membuat umat Israel bingung.
Tindakan Yehezkiel merupakan gambaran dari apa yang akan menimpa bangsa itu. Mereka akan kehilangan anggota keluarga yang mereka kasihi, karena kematian.
Nabi Yehezkiel menjadi lambang keputusasaan yang dalam hingga tak ada lagi kekuatan untuk mengeluh.
Menangis adalah perasaan alamiah ketika kematian terjadi atas orang yang sangat dicintai. Tetapi Tuhan menghendaki Yehezkiel harus mampu mengendalikan perasaan dukanya.
Dalam tradisi, saat kematian terjadi, orang akan membantu menyiapkan roti (makanan) bagi keluarga yang sedang berduka. Itu pun dilarang oleh Allah, pokoknya jangan berkabung! Inilah kehidupan riil hamba Tuhan.
Ia harus mampu menyangkal diri, mengendalikan emosi, karena tahu bahwa apa yang menimpa hidupnya merupakan bagian dari panggilan pelayanan, menjadi lambang bagi umat.
Langkah Iman
Menjadi seorang hamba Tuhan, bukan hanya menyediakan waktu untuk melayani kapan saja dan dimana saja.
Saat Tuhan memanggil dan memakai seseorang sebagai hamba-Nya, maka ia harus siap menerima apa pun yang Tuhan mau, termasuk mendatangkan kedukaan paling berat untuk menjadi lambang kedaulatan Allah bagi umatNya.
Kalau demikian, maka Tuhan menghendaki sikap hamba Tuhan janganlah sama seperti orang lain pada umumnya.
Boleh berduka, tetapi jangan sampai menampilkan keputusasaan dan kehilangan pengendalian emosi.
Hamba Tuhan harus siap menanggung beban, bukan hanya beban umat, tetapi beban emosional pribadinya juga, dengan iman teguh, sehingga orang lain turut dikuatkan. Soli Deo Gloria. Amin! (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.