Semana Santa Larantuka

Semana Santa Larantuka, Bunyi-Bunyian dan Teriak Trewa Awali Pembukaan Tri Hari Suci

Perayaan Tri Hari Suci, bagian dari Semana Santa, diawali dengan misa Rabu Trewa yang digelar pada Rabu 5 April 2023 pagi.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
RABU TREWA - Umat Paroki Katedral Larantuka mengikuti perayaan ekaristi Rabu Trewa di Gereja Katedral, Rabu 5 April 2023. 

Laporan Reporter POS-KUPANG, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Setelah Minggu Palma, umat Katolik di Larantuka Kabupaten Flores Timur memasuki Tri Hari Suci.

Perayaan Tri Hari Suci, bagian dari Semana Santa, diawali dengan misa Rabu Trewa yang digelar pada Rabu 5 April 2023 pagi.

Misa Rabu Trewa untuk mengenang Yesus Kristus ditangkap dan diarak kemudian disalibkan, wafat dan dimakamkan.

Momen khas dan unik Rabu Trewa ditandai dengan umat Katolik membuat bunyi-bunyian sambil berteriak Trewa.

Di Gereja Katedral Larantuka, peryaaan misa Rabu Trewa dipimpin RD Hendrikus Leni.

Selain umat, misa yang mulai digelar pukul 05.30 Wita itu, diikuti juga oleh peziarah Semana Santa.

Baca juga: Semana Santa Larantuka, Tikam Turo Sepanjang Jalur Prosesi Jumat Agung

Bacaan Injil Matius 26:15 menceritakan tentang salah seorang murid Yesus bernama Yudas Iskariot bertemu imam-imam kepala untuk menukar Yesus dengan 30 keping perak.

Yudas tega menukar nyawa sang guru dengan harta. Meski demikian, sang penebus dosa tak mempersoalkan hal itu dan memilih berdoa di Taman Getzemani.

"Yesus terang-terangan mengatakan bahwa dia akan masuk dalam peristiwa kematian," kata RD Hnedrikus Leni dalam kotbahnya.

Ia menghubungkan peristiwa ini dengan tradisi umat setempat yang membuat bunyi-bunyian sambil berteriak Trewa Trewa.

Baca juga: Semana Santa Larantuka, Disparbud Flores Timur Ajak Peziarah Ikut Festival Bale Nagi

"Kita masuk dalam suasana kedukaan. Dengan simbol itu (bunyi-bunyian), ada sesuatu yang harus dilakukan yaitu masuk dalam suasana dimana Yesus akan ditangkap," ujarnya.

Meski bunyi-bunyian merupakan tradisi yang tak terpisahkan, Pastor Paroki Katredal tetap mengarahkan umatnya agar menjaga kekhusyukan dengan tidak membuat kegaduhan.

"Trewa Trewa. Kita masuk suasana tenang, simbol itu ada bunyi-bunyian yang dibuat, walau kita buat bunyi yang kadang kacau," katanya.

Setelah Rabu Trewa, umat Katolik merayakan dan peziarah Semana Santa merayakan Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Santo, dan Minggu Paskah. (*}

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved