Berita Timor Tengah Selatan
Dua Kades di Timor Tengah Selatan Sebut Hasil Panen Jagung Program TJPS Gagal
Dua desa di TTS yakni Desa Kuatae dan Desa Noemeto, Kecamatan Kota SoE mengalami gagal tanam dan gagal panen jagung tahun ini.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, SOE - Dua desa di TTS yakni Desa Kuatae dan Desa Noemeto, Kecamatan Kota SoE mengalami gagal tanam dan gagal panen jagung tahun ini. Jagung yang gagal panen itu bukan saja di lahan masyarakat tetapi juga di loaksi program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).
Kades Kuatae, Parco Paulus Salem S.Pd mengatakan, kasus gagal tanam dan gagal panen tidak hanya dialami masyarakat, tetapi lokasi TJPS Desa Kuate pun mengalami hal serupa.
Menurut Parco, hasil panen jagung tahun ini menurun drastis karena hanya sebagian kecil lahan yang bisa menghasilkan jagung.
Dijelaskan, Selain curah hujan yang tinggi, ketersediaan pupuk menjadi salah satu faktor penyebab gagal tanam dan gagal panen.
Baca juga: Gubernur NTT dan Korem 161/Wira Sakti Panen Jagung Lahan TJPS Desa Sillu Kabupaten Kupang
“Kami dapat instruksi dari bupati untuk lahan TJPS itu sekitar akhir bulan Agustus. Sedangkan September hujan sudah mulai turun. Tidak ada waktu yang cukup untuk mengolah lahan TJPS. Hal yang sama juga dialami masyarakat. Belum lagi pupuk yang sulit didapatkan masyarakat Karena stok kosong,” ungkap Parco pada Jumat 31 Maret 2023.
Dirinya menjelaskan, luas area TJPS Desa Kuatae mencapai 4,5 Ha. Namun dari luas lahan tersebut, mayoritas mengalami gagal tanam dan gagal panen.
“Kita dapat hasil jagung sedikit saja. Sisanya gagal semua. Hal yang sama juga dialami masyarakat,” terangnya.
Sementara, di Desa Noemeto, terang Kades Noemeto, Samgar Kian dari lokasi TJPS seluas 3,5 Ha, hanya mampu menghasilkan jagung 1.767 Kg jagung.
Baca juga: Raker dengan Kepsek SMA se-Kabupaten TTS, Linus Lusi Minta Wujdukan Program Tanam Jagung Panen Sapi
Disampaikan, sisanya mengalami gagal tanam dan gagal panen. Kasus yang sama juga dialami masyarakat.
“Ini tahun hasil jagung jelek semua. Kami (desa) yang hasil agak baik bisa sampai 1 ton lebih. Yang lain itu tidak ada yang bisa sampai 1 ton,” terang Samgar.
Samgar menyampaikan, berdasarkan kondisi yang ada, pihaknya berencana menjual hasil jagung kepada masyarakat dengan harga Subsidi yaitu 4.000 per kilogram.
“Hasil jagung TJPS desa akan kita jual kepada masyarakat dengan harga subsidi agar membantu meringan beban masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat," katanya.
"Dari hasil penjualan tersebut akan kita manfaatkan untuk membeli bibit jagung dan kemudian dibagikan kepada masyarakat secara gratis,” tuturnya. (din)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS