Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 29 Maret 2023, Menjadi Hamba atau Merdeka?
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Menjadi Hamba atau Merdeka?
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Menjadi Hamba atau Merdeka?
Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Daniel 3: 14-20.24-25.28, dan bacaan Injil Yohanes 8: 31-42.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 29 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Ibu Bapak, saudari/a terkasih dalam Kristus.
Salam damai untuk kita semua. Di hari ini, bacaa-bacaan suci menghadirkan kembali kebenaran yang datang dari Allah sendiri.
Dalam kitab nabi Daniel, kisah paling tragis tapi sangat berharga yang diperankan oleh ketiga hamba Tuhan: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang menolak menyembah dewa-dewa raja Nebukadnezar.
Dan karena mereka tetap tidak mau menyembah dewa-dewa itu, maka raja sangat marah dan melemparkan mereka ke dalam tanur api yang sedang bernyala-nyala yang dibuat semakin panas 7x lipat.
Namun pada akhirnya raja sendiri mengakui Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego karena dalam perapian yang bernyala-nyala itu Tuhan mengutus malaikatnya dan mereka tidak terluka.
Ketika kebenaran iman akan Allah tetap dipertahankan, maka dengan sendirinya Tuhan akan menyelamatkan kita dalam setiap pergumulan hidup kita.
Dan Yesus menghadirkan kebenaran iman itu melalui firmanNya, “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah murid-muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekan kamu.”
Namun orang-orang Yahudi tetap saja tidak paham akan kebenaran itu. Mereka terpaku pada kebenaran yang lama pada masa lampau dan lupa bahwa kebenaran pada masa lampau itu telah mendapat penggenapannya dalam diri Yesus sendiri.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 28 Maret 2023, Tahu Bersyukur kepada Tuhan
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah ketiga hamba Allah yang melawan titah raja Nebukadnezar dan lebih memilih tetap menyembah Allah nenek moyangnya daripada menyembah dewa-dewa raja menjadi sebuah kisah heroik dan menjadi kisah paling nyata akan betapa besar kuat kuasa Allah bagi manusia dan karyaNya itulah yang menjadi saksi akan kebenaran iman yang telah dinyatakan oleh semua yang mengimaninya.
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah contoh paling nyata bagaimana seharusnya kita berlaku sebagai seorang yang beriman kepada Allah melalui Yesus Kristus Tuhan kita.
Ketiga hamba Yahwe itu akhirnya memenangkan iman mereka dengan mengorbankan diri mereka hanya sebatas pandangan mata saja bahwa mereka benar-benar dicampakkan ke dalam tanur api yang menyala-nyala itu.
Tapi iman mereka itulah yang memerdekan mereka dan mereka terluput dari bahaya penyembahan berhala dan jiwa mereka terluput dari bahaya kematian kekal.
Raja Nebukadnezar akhirnya sadar akan kebenaran iman itu yang telah memerdekakan ketiga hamba Tuhan itu dari berhala-berhala dan sadar akan Allah yang berkarya dalam situasi apa pun untuk menyatakan kuat kuasaNya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Tuhan Selalu Mendengarkan Kita
Kita pun sering sekali begitu sederhana mengenyampingkan kebenaran iman kita hanya karena berkutat dengan “berhala-berhala” moderen yang telah membelenggu hidup dan diri kita sendiri.
Ada berhala yang namanya pekerjaan yang mengejar keuntungan yang berlipat ganda. Kita begitu terpikat sampai-sampai lupa bahwa ketika Tuhan datang untuk memanggil kita semuanya sudah tinggal cerita.
Ada juga berhala yang namanya barang elektronik HP dan gadget yang sudah sangat membantu manusia dalam segala bentuk kegiatannya tapi pada saat yang sama alat-alat itu telah mengambil secara drastis relasi intim kita dengan Tuhan dan sesama.
Kita begitu apatis dengan situasi atau orang sekitar kita. Mereka telah menggantikan banyak hal dalam hidup kita dan kita bahkan kehilangan akan kebenaran iman kita akan Allah karena merasa sudah tak membutuhkan Tuhan lagi.
Ada juga berhala yang namanya kuasa dan harta. Berhala ini sangat gampang mengalihkan kebenaran iman kita karena begitu terpaut dengan hal-hal ini.
Dan kita “berpikir” bahwa harta dan kuasa itu telah membuat kita akan terus hidup ternyata itu hanyalah khayalan sesesaat saja. Tapi manusia tetap saja terus mengejarnya.
Nah semua itulah yang membuat kita menjadi hamba dosa seperti yang dikatakan Yesus. Ketika kita menjadi hamba dari semua berhala-berhala itu, maka kita pada saat yang sama menjadi hamba dosa juga.
Dan kita menjadi sulit untuk menjadi merdeka dari perhambaan ini. Hanya dalam nama Yesuslah yang mampu memerdekakan kita dari hamba dosa.
Maka marilah kita belajar dari Yesus agar kita mampu dimerdekakan karena kebenaran iman kita kepada Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Lazarus, Marilah ke Luar
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Pesan untuk kita hari ini, pertama, ketika hati kita tetap terpaut pada Allah, maka kita tak akan gampang jatuh dalam “berhal-berhala” yang ada.
Kedua, ketika kita sudah jatuh ke dalam dosa, maka kita adalah hamba dosa.
Ketiga, kita hanya bisa bersama Yesus agar hidup kita dimerdekakan melalui dan dalam kebenaran iman akan Allah yang telah mengutus Yesus kepada kita.
Teks Lengkap Bacaan 29 Maret 2023

Bacaan Pertama Daniel 3:14-20.24-25.28
"Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya."
Bacaan dari Kitab Daniel:
Sekali peristiwa berkatalah Nebukadnezar, raja Babel, kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego, “Apakah benar, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
Sekarang, jika kamu bersedia, demi mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah kamu menyembah patung yang kubuat ini! Tetapi jika kamu tidak menyembah, seketika itu juga kamu akan dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.
Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab, “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada Tuanku dalam hal ini.
Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya Raja.
Tetapi seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahui, bahwa kami tidak akan memuja dewa Tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang Tuanku dirikan itu."
Maka meluaplah kegeraman Nebukadnezar. Air mukanya berubah terhadap Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Lalu diperintahkannya supaya perapian itu dibuat tujuh kali lipat lebih panas dari yang biasa.
Kepada beberapa orang yang sangat kuat di antara tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan mencampakkan mereka ke dalam perapian yang menyala-nyala itu.
Tetapi terkejutlah Raja Nebukadnezar, lalu bangun dengan segera. Berkatalah ia kepada para menterinya, “Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?”
Jawab mereka kepada raja, “Benar, ya Raja!” Kata raja, “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu.
Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Maka berkatalah Nebukadnezar, “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego!
Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Kidung Tanggapan Daniel 3:52.53.54.55.56
P. Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.
U Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
I. Terpujilah Engkau di atas takhta kerajaan-Mu.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
P. Terpujilah Engkau di bentangan langit.
U. Kepada-Mulah pujian selama segala abad.
Bait Pengantar Injil PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan menghasilkan buah dalam ketekunan.
Bacaan Injil Yohanes 8:31-42
"Apabila Anak memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka."
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, maka kamu benar-benar murid-Ku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”
Jawab mereka, “Kami adalah keturunan Abraham, dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?”
Kata Yesus kepada mereka, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa, dan hamba tidak tetap tinggal di rumah; yang tetap tinggal dalam rumah adalah anak.
Tetapi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka. Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku, karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Apa yang kulihat pada Bapa, itulah yang Kukatakan, seperti halnya kamu melakukan apa yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya, “Bapa kami ialah Abraham.”
Kata Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham.
Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah! Pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.” Jawab mereka, “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka, “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.