Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 26 Maret 2023, Pergilah, dan Jangan Berbuat Dosa Lagi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pergilah, dan Jangan Berbuat Dosa Lagi.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Kisah perempuan yang dianggap sebagai orang yang “tertangkap basah" oleh orang-orang itu menjadi sebuah catatan penting tentang bagaimana kita harus menghormati semua orang bahkan yang telah berbuat dosa atau salah.
Para ahli Taurat dan Orang Farisi itu membawa kepada Yesus seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah.
“Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari dengan batu perempuan-perempuan yang begitu.”
Mereka lalu meminta pendapat tentang masalah ini. Orang Farisi dan ahli Taurat ini sebenarnya mau mencobai Yesus untuk dapat mempersalahkan Yesus dalam masalah ini.
Orang Farisi dan ahli Taurat ini sebenarnya representasi dari orang-orang yang sok suci, sok pintar, dan sok jago dan seterusnya.
Namun sebenarnya mereka sendiri juga berbuat dosa. Mereka menghadapkan kepada Yesus seorang perempuan berbuat zinah.
Memangnya dia berbuat zinah sendiri? Di manakah orang yang berbuat zinah dengannya? Lalu mengapa sampai hanya perempuan ini yang dibawa ke muka orang banyak untuk diadili?
Hal yang hampir sama kejadiannya dengan Susana istri Yoyakim itu. Dan itu dilakukan oleh orang tua-tua.
Yesus dalam kisah ini lalu tidak melakukan banyak hal, bicara pun seadanya saja. “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.”
Di sini Yesus hanya membuat pertanyaan bukan pernyataan. Pertanyaan ini kalau kita coba bawa dalam konteks kita mungkin akan seperti ini; “Rasa diri yang tidak pernah buat dosa, dia orang pertama yang ambil batu lalu lempar kepada perempuan ini.”
Lalu Yesus menulis ke tanah. Dan yang terjadi setelah itu adalah “pergilah mereka seorang demi seorang mulai dari yang tertua".
Dan akhirnya tinggal Yesus bersama perempuan itu dan berkata, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Mereka yang mundur pertama adalah orang tua-tua. Kita sering sekali gampang menghakimi orang lain. Tapi kita lupa bahwa kita juga sebenarnya pernah melakukan dosa yang sama. Tapi kita biasanya gampang untuk mempersalahkan atau memproyeksikan itu kepada orang lain.
Kita lebih cenderung menuduh atau memfitnah orang lain telah berbuat dosa, tapi kita sendiri menutupinya hanya karena punya orang dalam atau “backingan” yang bisa melindungi kita.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.