Timor Leste
Vatikan Puji Timor Leste atas Bantuan Tahunan kepada Gereja
Pemerintah di negara mayoritas Katolik itu telah menyetujui pembayaran subsidi tahunan sebesar $15 juta kepada Gereja
POS-KUPANG.COM - Seorang pejabat senior Vatikan di Timor Leste memuji komitmen pemerintah untuk memberikan bantuan keuangan tahunan kepada Gereja Katolik, menyebutnya sebagai investasi jangka panjang pada manusia daripada sumbangan.
Monsinyur Marco Sprizzi, kuasa usaha dari Nunsiatur Apostolik Dili, menyatakan bahwa dukungan semacam itu, yang ditujukan untuk membantu pelayanan sosial Gereja, penting untuk mengatasi kemiskinan dan menjangkau mereka yang telah dikucilkan sejauh ini.
Pemerintah menyetujui pembayaran subsidi tahunan sebesar $15 juta pada 22 Maret 2023 untuk Konferensi Waligereja Timor Leste (CET), yang mengikuti kesepakatan yang ditandatangani antara Sekretaris Negara Vatikan Kardinal Pietro Parolin dan Timor Leste selama kunjungan pejabat paling senior kedua di Vatikan pada tahun 2015 ketika negara Asia Tenggara yang mayoritas Katolik itu merayakan 100 tahun penginjilan.
Bantuan tersebut juga berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada 16 Juni 2017 antara pemerintah dan CET, yang menjanjikan dana untuk “kegiatan sosial dan pendidikan Gereja Katolik.”
Mgr. Sprizzi mengatakan bahwa Vatikan “berterima kasih kepada pemerintah Timor Leste atas kontribusi tahunan ini.”
Diakuinya, pada tahun-tahun awal, ada sejumlah kesulitan dalam penggunaan dana, dengan laporan keuangan yang "tidak begitu detail, tidak begitu transparan, tidak begitu akuntabel sebagaimana mestinya."
Oleh karena itu, kata diplomat Vatikan itu, ketika dia tiba pada 2019, tugas pertamanya bersama para uskup adalah mendorong pertanggungjawaban. Jadi, sekarang laporannya “sangat serius dan profesional”.
Baca juga: Timor Leste: Kaum Muda Mendapat Manfaat dari Kegiatan yang Aman di Oratorium Salesian Fuiloro
Misalnya, kata dia, laporan tahun lalu terdiri dari 1.200 halaman, disertai dokumen pendukung seperti foto dan invoice.
Dia menjelaskan bahwa hampir 40 persen didedikasikan untuk pendidikan, 30 persen untuk kegiatan sosial, 20 persen untuk tata kelola Gereja, dan 10 persen disisihkan untuk pengelolaan dana.
“Uang yang diberikan pemerintah kepada Gereja benar-benar merupakan investasi (pada rakyat). Bukan hanya sekadar donasi,” ujarnya.
Hampir 42 persen dari perkiraan 1,5 juta penduduk negara itu hidup di bawah garis kemiskinan, menurut Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), dan banyak dari mereka buta huruf di bekas jajahan Portugis itu.
Mgr. Sprizzi menyatakan Vatikan juga terus memberikan bantuan keuangan kepada negara.
“Kami mendukung keuskupan, seminari, dan memberikan subsidi luar biasa untuk proyek-proyek tertentu seperti pembangunan kapel, gereja, sekolah, dan rumah bagi orang miskin,” katanya.
Ruben Goncalves, seorang awam Katolik di ibu kota Dili, mengatakan kepada UCA News bahwa dana tersebut akan berdampak besar pada pembangunan manusia dan penciptaan lapangan kerja.