Wawancara Eksklusif
Wawancara Eksklusif Adriel Viari Purba: AKBP Dody Mohon Ampun, Jujur Ungkap Kasus Teddy Mihanasa
Power seorang Teddy Minahasa itu diklain pihak Dody Prawiranegara terbukti dari mutasi dirinya ke bagian logistik Polda Sumatra Barat.
Lebih lanjut, Dody disebut memilih jalan untuk berkata jujur dalam kasus tersebut. Karena, di pertengah persidangan, istri Dody sempat mendapat surat misterius dari pihak Teddy Minahasa yang mengajak untuk 'bekerja sama' agar kasus narkoba tersebut hanya menjerat Linda dan Arifin, orang sipil ajudan Dody.
Secara tegas, Dody menolak hal itu dan memilih berkata jujur. Bahkan, pihak kuasa hukum telah pengajukan justice collaborator (JC) ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban ( LPSK ).
Baca juga: Linda Pujiastuti Mengaku Istri Siri Irjen Teddy Minahasa, Sering Tidur Bareng di Kapal
Berikut wawancara khusus Penasihat Hukum AKBP Dody Prawiranegara dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domuara D Ambarita:
Kemudian 14 Oktober, Pak Jokowi kumpulkan perwira tinggi di Istana, lalu disebut ada 8 Kapolda positif (narkoba). Walaupun di bantah. Teryata Pak Teddy Minahasa diseputar peristiwa itu, bisa diceritakan peran Bu Linda dan Pak Dody, klien abang?
Jadi singkat ceritanya seperti ini, jadi pada saat 17 Mei, perintah pertama kenapa kita sebut perintah karena perintah ini kan asumsi setelah ahli kemarin ngomong itu sebagian barang bukti diganti tawas, kalimat itu perintah.
Kalau di situ kalimatnya perintah memang berarti Pak Dodi ini menjalankan perintah.
Di 17 Mei, dikatakan sebagian barang bukti diganti tawas. Habis itu 21 Mei dia bilang ‘Mas pastikan ya mas yang kita bahas tadi’. Jadi apa yang dibahas, bertarti ada komitmen sebelumnya yang sudah dibahas, perintah tersebut, terus juga Pak TM menyuruh Pak Dody untuk menyisihkan, habis itu juga tanggal 23 juni dikenalkan Bu Linda.
Dikirim lah kontek person Bu Linda ke Pak Dody untuk dihubungi. Setelah itu baru Pak Dody bergunungan dengan Bu Linda dan singkat cerita Pak Dody menyampaikan dia merasa tertipu karena pertemuan awal dibilang untuk bonus anggota, walaupun tidak dibilang, bonus anggota ini sabu-nya di bagi-bagi untuk anggota atau hasil penjualannya untuk anggota, dia tidak tau.
Habis itu pada saat pertemuan H-1 sebelum rilis, tanggal 18 Mei, dia bilang di Hotel Santika bahwa nanti akan ada undercover. Teryata setelah pemusnahan di bukan Juli itu, 'tolong carikan lawan'. Cari lawan itu pembeli.
Jadi artinya yang Pak Dody semula untuk bonus anggota atau mungkin misi undercover, bahkan dipikir Pak Dody ini untuk konsumsi Pak Teddy Minahasa kali ya dan rekam-rekannya. Tetapi setelah disuruh cari lawan, 'wah gila ini gue disuruh cari pembeli', baru Pak Dody mengulur-ulur waktu, ‘itu kok Anita Cepu nggak dikontak Mas’.
Sempat beberapa hari Pak Dody nggak mau kontek sebenarnya.
Jadi saya rasa menang klien saya ini diarahkan sebagai alat dalangnya Pak TM.
Pak Dody itu kalau tidak salah 3-4 hari setelah itu baru kontak, habis itu selepas dibalas Bu Linda, dia tidak langsung bales, lama-lama balesnya karena dia mau membatalkan peristiwa ini. Tapi terus di desak-desak, apa boleh buat.
'Saya hanya seorang AKBP, dia jenderal bintang 2. Saya dibuang ke Papua pun bisa. Dari kapolres bukit tinggi saya ungkap sabu 4,4 malah dipindain saya'. Ini asumsinya Pak Dody yang diceritakan kepada saya.
Lalu saya tanya, kan bisa ditolak, bisa, tapi mungkin kalau saya ulur-ulur waktu saya dipindah ke Polda Sumbar, jadi Kabagrolog yaitu staf bagian reserse, mungkin saya tolak langsung dipindahin ke Papua saya habis itu. Saya langsung bilang, wah kasian ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.