Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 19 Maret 2023, Melihat Tuhan
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Melihat Tuhan.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Melihat Tuhan.
RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan Injil Yohanes 9:1-41; Minggu Prapaska IV.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 19 Maret 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Yesus menyembuhkan penglihatan orang buta sejak lahirnya (Yoh 9: 7). Tuhan menyuruhnya pergi ke kolam Siloam untuk membasuh diri.
Penglihatan secara fisik dari kebutaan hanyalah awal dari sebuah perjalanan.
Yesus menempatkan orang itu dalam suatu perjalanan spiritual yang signifikan sehingga mengantarnya lebih maju dalam iman.
Penginjil Yohanes menarasikan ziarah iman orang buta sejak lahir itu untuk mengingatkan kita bahwa ziarah menuju Tuhan tidak instan, butuh proses panjang dan terkadang melelahkan.
Pada awalnya, orang but aitu secara sederhana mengatakan bahwa dia disembuhkan oleh “Orang yang disebut Yesus” (Yoh 9:11).
Kemudian ia menunjukkan wawasan yang telah meningkat saat menyebut Yesus sebagai “seorang nabi” (Yoh 9:17). Setelah itu, dia mengatakan Yesus adalah “orang yang datang dari Allah” (Yoh 9:33).
Akhirnya hal yang paling mendalam adalah dia memproklamasikan iman-kepercayaannya kepada Yesus secara penuh: “Aku percaya, Tuhan!” (Yoh 9:38).
Kita tahu bahwa Tuhan adalah terang dunia. “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8:12).
Ia memberikan penerangan kepada setiap orang di dunia. Di dalam Dia, tidak ada kegelapan. Setiap orang yang masuk di dalam hadirat-Nya, disentuh oleh-Nya, tidak akan mengalami kegelapan.
Drama perjalanan dari gelap menuju terang, baik secara fisik maupun spiritual inilah yang kita renungkan dalam Injil hari ini.
Ketika seseorang mengatakan “Aku percaya, Tuhan! Dan aku sujud menyembah-Mu” (Yoh 9: 39), maka seseorang telah dipisahkan dari kegelapan dan berada dalam terang Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 Maret 2023, Kasih kepada Allah dan Sesama
Paus Benediktus XVI dalam Surat Gembala Prapaskah Kepausan (2011) mengajarkan bahwa perikop Injil Yohanes ini mengajarkan tentang Kristus, Sang Cahaya Dunia, dengan menulis, “Hari Minggu Keempat, melalui kisah ‘orang yang buta sejak lahir’ itu, menampilkan Kristus, Sang Cahaya Dunia.
Injil hari ini mengkonfrontasikan masing-masing kita dengan pertanyaan ini, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” “Ya, Tuhan, aku percaya” (Yoh. 9:35,39) seru orang yang buta sejak lahir itu dengan sukacita, dan dengan demikian ia menyuarakannya juga bagi semua orang beriman.”
Mukjizat penyembuhan ini menjadi tanda bahwa Kristus berkehendak memberi kita, bukan sebatas kemampuan untuk melihat dengan mata, tetapi membuka kemampuan kita melihat secara batin, sehingga iman kepercayaan kita juga semakin diperdalam dan kita mampu mengenali-Nya sebagai satu-satunya Juru Selamat.
Ia menerangi apa saja yang merupakan kegelapan di dalam hidup dan membimbing semua orang, laki-laki dan perempuan untuk hidup sebagai “anak-anak terang.”
Bagaimana Yesus membuat orang buta itu melihat? “Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.”
Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.” (Yoh 9:6-7).
St. Agustinus mengatakan bahwa “mengaduk ludah dengan tanah” mengacu kepada “Firman telah menjadi manusia” yaitu Yesus sendiri.
Hal ini sejalan dengan arti dari Siloam yaitu “Yang diutus”, yang mengacu kepada Yesus yang diutus oleh Bapa. Oleh karena itu, bagaimana orang buta ini dapat melihat? Inisiatif bermula datang dari Allah.
Kita mengenal Kristus dan dibebaskan dari kebutaan mata hati kita untuk menjadi terang melalui Sang Terang, karena rahmat Ilahi. Tanpa rahmat Ilahi, kita tidak mungkin dapat mengenal Sang Terang.
Perikop Injil hari ini mengajak kita melihat perjalanan iman dari orang buta, yang sebenarnya merupakan refleksi dari perjalanan iman kita sendiri.
Kita yang telah disembuhkan dari kegelapan karena dosa dituntut terus hidup dalam terang. Kita semua diundang oleh Kristus untuk menjadi duta atau utusan-Nya (2 Kor 5:20) untuk mewartakan Kabar Gembira sampai pada kedatangan Kristus yang kedua.
Kita dituntut menyebarkan terang Kristus kepada semua orang, sehingga semua orang juga dapat sampai kepada Sumber Terang, yaitu Kristus. Entah apa pun tingkat spiritualitas kita,
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Maret 2023, Barangsiapa Merendahkan Diri, Ia Akan Ditinggikan
Santa Theresia dari Avilla setia mengingatkan kita agar tetap mengenakan sikap rendah hati. Kerendahan hati inilah yang memungkinkan seseorang yang berada dalam kegelapan dapat melihat terang, dan orang yang berada dalam terang tidak terjatuh dalam kegelapan tapi malah semakin memancarkan terang Kristus.
Sabda Tuhan ini selalu menjadi dasar kesaksian hidup kita; “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yoh 8:12).
Selama masa Prapaska ini, marilah kita berdoa agar Tuhan selalu membuka mata hati kita agar kita setia hidup di siang hari: melihat sesama manusia teristimewa yang kecil, menderita dan terpinggirkan lalu tergerak mengasihi mereka. Perbuatan kasih itu adalah terang Tuhan melalui kita yang rapuh ini.
Teks Lengkap Bacaan 19 Maret 2023

Bacaan Pertama 1 Samuel 16:1b.6-7.10-13a
"Daud diurapi menjadi raja Israel."
Bacaan dari Kitab Pertama Samuel:
Setelah Raja Saul ditolak, berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Isilah tabung tandukmu dengan minyak, dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”
Ketika anak-anak Isai itu masuk, dan ketika melihat Eliab, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.” Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah berpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya.
Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.” Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.”
Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?” Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.”
Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok. Lalu Tuhan berfirman, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.” Samuel mengambil tabung tanduknya yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan Mzm. 23:1-3a.3b-4.5.6
Refr. Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.
1. Tuhan adalah gembalaku, aku tidak kekurangan: 'ku dibaringkan-Nya di rumput yang hijau, di dekat air yang tenang. 'Ku dituntun-Nya di jalan yang lurus demi nama-Nya yang kudus.
2. Sekalipun aku harus berjalan berjalan di lembah yang kelam, aku tidak takut akan bahaya, sebab Engkau besertaku; sungguh tongkat penggembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
3. Kau siapkan hidangan bagiku dihadapan lawanku, Kauurapi kepalaku dengan minyak, dan pialaku melimpah.
4. Kerelaan yang dari Tuhan dan kemurahan ilahi, mengiringi langkahku selalu, sepanjang umur hidupku, aku akan diam di rumah Tuhan, sekarang dan senantiasa.
Bacaan Kedua Efesus 5:8-14
"Bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu."
Bacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus:
Saudara-saudara, memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang. Karena terang hanya berbuahkan kebaikan, keadilan dan kebenaran.
Ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya, telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
Sebab menyebut saja apa yang mereka buat di tempat-tempat yang tersembunyi sudah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.
Itulah sebabnya dikatakan, “Bangunlah, hai kamu yang tidur, dan bangkitlah dari antara orang mati, maka Kristus akan bercahaya atas kamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil Yohanes 8:12b
Refr. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Akulah cahaya dunia; siapa yang mengikuti Aku akan hidup dalam cahaya abadi.
Bacaan Injil Yohanes 9:1-41
"Orang buta itu pergi, membasuh diri, dan dapat melihat."
Inilah Injil suci menurut Yohanes:
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berjalan lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahir. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta?”
Jawab Yesus, “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang.
Akan datang malam, di mana tak seorang pun dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Sesudah mengatakan semua itu, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu di kolam Siloam.”
Siloam artinya “Yang Diutus”. Maka pergilah orang itu. Ia membasuh dirinya, lalu kembali dengan matanya sudah melek. Maka tetangga-tetangganya, dan mereka yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata, “Bukankah dia ini yang selalu mengemis?”
Ada yang berkata, “Benar, dialah ini!” Ada pula yang berkata, “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata, “Benar, akulah dia.” Kata mereka kepadanya, “Bagaimana matamu menjadi melek?” Jawabnya, “Orang yang disebut Kristus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku, dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi, dan setelah membasuh diri, aku dapat melihat.”
Lalu mereka berkata kepadanya, “Di manakah Dia?” Jawabnya, “Aku tidak tahu.” Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu adalah hari Sabat.
Karena itu orang-orang Farisi pun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya, “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.”
Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu, “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata, “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mukjizat yang demikian?”
Maka timbullah pertentangan di antara mereka. Lalu kata mereka pula kepada orang yang tadinya buta itu, “Dan engkau, karena Ia telah memelekkan matamu, apakah katamu tentang Dia?” Jawabnya, “Ia seorang nabi!” Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru sekarang dapat melihat.
Maka mereka memanggil orangtuanya dan bertanya kepada mereka, “Inikah anakmu yang kamu katakan lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” Jawab orang tua itu, “Yang kami tahu, dia ini anak kami, dan ia memang lahir buta.
Tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu; dan siapa yang memelekkan matanya, kami juga tidak tahu. Tanyakanlah kepadanya sendiri,sebab ia sudah dewasa; ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.”
Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengakui Yesus sebagai Mesias akan dikucilkan.
Itulah sebabnya maka orang tua itu berkata, “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu, dan berkata kepadanya, “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah: Kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.”
Jawabnya, “Apakah Dia itu orang berdosa, aku tidak tahu! Tetapi satu hal yang aku tahu, yaitu: Aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” Kata mereka kepadanya, “Apakah yang diperbuat-Nya kepadamu? Bagaimana Ia dapat memelekkan matamu?” Jawabnya, “Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak mendengarkannya.
Mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?” Sambil mengejek, orang-orang Farisi berkata kepadanya, “Engkau saja murid orang itu, tetapi kami murid-murid Musa.
Kami tahu bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia itu, kami tidak tahu dari mana Ia datang.” Jawab orang itu kepada mereka, “Aneh juga bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, padahal Ia telah memelekkan mataku.
Kita tahu bahwa Allah tidak mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa.” Jawab mereka, “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa, dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa orang itu telah diusir oleh orang-orang Farisi. Maka ketika bertemu dengan dia, Yesus berkata, “Pecayakah engkau kepada Anak Manusia?” Jawabnya, “Siapakah Dia, Tuhan, supaya aku percaya kepada-Nya.”
Kata Yesus kepadanya, “Engkau bukan saja melihat Dia! Dia yang sedang berbicara dengan engkau, Dialah itu!” Kata orang itu, “Aku percaya, Tuhan!” lalu ia sujud menyembah Yesus.
Kata Yesus, “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa tidak melihat dapat melihat, dan supaya yang dapat melihat menjadi buta.” Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ, dan mereka berkata kepada Yesus, “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?”
jawab Yesus kepada mereka, “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa. Tetapi karena kamu berkata, ‘Kami melihat’, maka tetaplah dosamu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.