Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 19 Maret 2023, Melihat Tuhan
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Melihat Tuhan.
Ketika seseorang mengatakan “Aku percaya, Tuhan! Dan aku sujud menyembah-Mu” (Yoh 9: 39), maka seseorang telah dipisahkan dari kegelapan dan berada dalam terang Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 17 Maret 2023, Kasih kepada Allah dan Sesama
Paus Benediktus XVI dalam Surat Gembala Prapaskah Kepausan (2011) mengajarkan bahwa perikop Injil Yohanes ini mengajarkan tentang Kristus, Sang Cahaya Dunia, dengan menulis, “Hari Minggu Keempat, melalui kisah ‘orang yang buta sejak lahir’ itu, menampilkan Kristus, Sang Cahaya Dunia.
Injil hari ini mengkonfrontasikan masing-masing kita dengan pertanyaan ini, “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?” “Ya, Tuhan, aku percaya” (Yoh. 9:35,39) seru orang yang buta sejak lahir itu dengan sukacita, dan dengan demikian ia menyuarakannya juga bagi semua orang beriman.”
Mukjizat penyembuhan ini menjadi tanda bahwa Kristus berkehendak memberi kita, bukan sebatas kemampuan untuk melihat dengan mata, tetapi membuka kemampuan kita melihat secara batin, sehingga iman kepercayaan kita juga semakin diperdalam dan kita mampu mengenali-Nya sebagai satu-satunya Juru Selamat.
Ia menerangi apa saja yang merupakan kegelapan di dalam hidup dan membimbing semua orang, laki-laki dan perempuan untuk hidup sebagai “anak-anak terang.”
Bagaimana Yesus membuat orang buta itu melihat? “Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.”
Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.” (Yoh 9:6-7).
St. Agustinus mengatakan bahwa “mengaduk ludah dengan tanah” mengacu kepada “Firman telah menjadi manusia” yaitu Yesus sendiri.
Hal ini sejalan dengan arti dari Siloam yaitu “Yang diutus”, yang mengacu kepada Yesus yang diutus oleh Bapa. Oleh karena itu, bagaimana orang buta ini dapat melihat? Inisiatif bermula datang dari Allah.
Kita mengenal Kristus dan dibebaskan dari kebutaan mata hati kita untuk menjadi terang melalui Sang Terang, karena rahmat Ilahi. Tanpa rahmat Ilahi, kita tidak mungkin dapat mengenal Sang Terang.
Perikop Injil hari ini mengajak kita melihat perjalanan iman dari orang buta, yang sebenarnya merupakan refleksi dari perjalanan iman kita sendiri.
Kita yang telah disembuhkan dari kegelapan karena dosa dituntut terus hidup dalam terang. Kita semua diundang oleh Kristus untuk menjadi duta atau utusan-Nya (2 Kor 5:20) untuk mewartakan Kabar Gembira sampai pada kedatangan Kristus yang kedua.
Kita dituntut menyebarkan terang Kristus kepada semua orang, sehingga semua orang juga dapat sampai kepada Sumber Terang, yaitu Kristus. Entah apa pun tingkat spiritualitas kita,
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Maret 2023, Barangsiapa Merendahkan Diri, Ia Akan Ditinggikan
Santa Theresia dari Avilla setia mengingatkan kita agar tetap mengenakan sikap rendah hati. Kerendahan hati inilah yang memungkinkan seseorang yang berada dalam kegelapan dapat melihat terang, dan orang yang berada dalam terang tidak terjatuh dalam kegelapan tapi malah semakin memancarkan terang Kristus.