KKB Papua

KKB Papua - Phillips Mark Merthens Beri Pesan Haru Pada Keluarga: Saya Sangat Menyayangi Kalian

Phillips Mark Merthens hingga kini masih disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya. Dari balik hutan ia memberikan pesan haru kepada keluarga.

|
Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
BERI PESAN HARU - Pilot Susi Air, Phillips Mark Merthens memberikan pesan haru kepada keluarganya melalui video yang diabadikan oleh anggota KKB Papua. Video itu disebar pertama kali oleh Jubir TPBPN-OPM, Sebby Sambom 

POS-KUPANG.COM - Phillips Mark Merthens hingga kini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Dalam penyanderaannya, pilot Susi Air itu memberikan pesan haru kepada keluarganya.

"Maria dan Jacob, aku menyayangi kalian dan sangat merindukan kalian. Setiap hari saya selalu memikirkan kalian," tutur Kapten Phillips.

Ia mengatakan itu dalam rekaman video yang disebarkan oleh Sebby Sambom, Juru Bicara TPNPB-OPMTentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka ).

Phillips juga mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul kembali bersama keluarga. Meski demikian ia meminta keluarganya agar tidak mengkhawatirkan dirinya.

"Untuk keluargaku, saya juga sangat menyayangi kalian, jangan terlalu mengkhawatirkanku."

Baca juga: KKB Papua - Vingki Wenda Minta Pemerintah Jangan Ingkar Janji: Kami Susah Kalau Ini Tak Diperbaiki

"Ini membutuhkan kesabaran yang kuat dan saya harap kita dapat segera berkumpul kembali," lanjut Phillips.

Lebih lanjut, Philip mengatakan ia berharap kepada pihak maskapai Susi Air, supaya tetap memberikan gaji selama dirinya masih disandera oleh KKB.

"Saya harap gajiku bisa diberikan kepada Maria untuk membeli makanan," kata Philip.

PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR  - Kemenlu RI terus menjalin komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru dalam kaitan dengan pembebasan pilot Susi Air dari tangan KKB Papua.
PEMBEBASAN PILOT SUSI AIR  - Kemenlu RI terus menjalin komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri Selandia Baru dalam kaitan dengan pembebasan pilot Susi Air dari tangan KKB Papua. (POS-KUPANG.COM)

KKB Kecohkan TNI Polri

Sementara itu, Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa saat ini KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sedang mengecohkan TNI Polri.

Pengecohan itu, katanya, dilakukan Egianus Kogoya melalui video rekaman yang berisikan pesan-pesan pilot Susi Air yang direkam oleh awak KKB Papua.

Video berisi pesan pilot itu lalu sengaja disebarkan untuk kepentingan tertentu. Makanya, video yang disebarkan itu diyakini sebagai bagian dari taktik KKB.

"Jangan dipikir pilot (Kapten Philip) ada sama-sama mereka (Egianus Kogoya) terus. Sebab posisinya tidak seperti itu."

"Ada kemungkinan, ini hanya untuk mengelabui saja," ujar Faizal Ramadhani, Jumat 10 Maret 2023, sebagaimana dikutip Pos-Kukpang.Com dari tribunnews.com yang melansirnya dari Tribun-Papua.com.

Saat ini, katanya, pihaknya sedang berusaha mengidentifikasi kapan video dan foto tersebut diambil.

"Kita lagi identifikasi kapan video itu diambil dan di mana lokasi video itu diabadikan," kata Faizal.

Sebagaimana yang telah diberitakan, video berisi Kapten Philip yang direkam oleh kelompok KKB pimpinan Egianus Kogoya, kini beredar luas di media sosial.

Video itu disebar pertama kali olah Juru Bicara TPNB-OPM (Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka), Sebby Sambom.

Baca juga: KKB Papua - Usai Gabung dengan Egianus Kogoya, Mantan Prajurit TNI Ini Tembak Warga Yahukimo

Dalam video tersebut, pilot asal Selandia Baru itu mengabarkan kondisinya.

Ia juga menitipkan pesan kepada anak dan istrinya. Mario dan Jacob, serta owner Susi Air, Susi Pudjiastuti.

Dalam video yang beredar, Kapten Philip tampak menggunakan jaket berwarna hitam biru, bertopi, dan memakai celana panjang.

Di samping Kapten Philip, ada Egianus Kogoya dan gerombolan anak buahnya yang membawa senjata laras panjang, busur dan anak panah.

Penyebaran video itu, kata Faizal Ramadhani, sengaja memecahkan konsentrasi aparat. Karena pasca penyebaran video itu, KKB melakukan aksi teror dengan menyerang warga sipil.

Salah satu kasus penyerangan terhadap warga sipil, adalah penembakan dua warga sipil yang sedang bersepada motor di Yahukimo.

Kasus itu diduga dilakukan Yotam Bugiangge, mantan prajurit TNI yang melarikan diri saat bertugas di Papua, dan memilih bergabung dengan Egianus Kogoya.

Kapolda Papua, Irjen Mathius Fakhiri, mengatakan Yotam Bugiangge diduga kuat sebagai pelaku penembakan dua warga sipil di Yahukimo atas perintah Egianus Kogoya.

Danrem 172/PWY, Brigjen Juinta Omboh Sembiring, menduga aksi itu merupakan strategi KKB untuk memecah fokus aparat keamanan.

"KKB sengaja melakukan aksi agar konsentrasi aparat terbagi-bagi tidak hanya fokus mencari Egianus Kogoya dan sengaja memutarbalikkan fakta," jelas Juinta, Jumat 10 Maret 2023, dikutip dari TribunPapua.com.

Penyerangan ini dilakukan di tengah upaya aparat keamanan membebaskan Kapten Philips Mark Methrtens yang disandera oleh Egianus Kogoya dan pasukannya .

Sampai saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih berupaya memburu Egianus Kogoya dengan mempersempit ruang geraknya.

"Kita juga melakukan Komunikasi Sosial dan Pembinaan teritorial serta penyelidikan dari kepolisian, di beberapa wilayah yang pernah menjadi persinggahan KKB Egianus Kogoya," tegasnya.

Baca juga: KKB Papua Tembak Pesawat Trigana Saat Lepas Landas, Satu Penumpang Terluka

1 Prajurit Gugur, 2 Terluka

Akibat penyerangan di Kabupaten Yahukimo, seorang prajurit TNI gugur.

Prajurit tersebut adalah Praka (Anumerta) Lukas A. Worembai yang merupakan prajurit Babinsa Ramil 1715-06/Dekay.

Selain itu, penyerangan tersebut menyebabkan dua prajurit lainnya terluka.

Keduanya saat ini sedang mendapat perawatan medis di RSUD Yahukimo.

Upacara pemakaman Lukas A. Worembai dilakukan secara militer di TPU Kampung Kontiunai, Distrik Yawakukat, Kabupaten FC Yapen, Kamis 9 Maret 2023.

Setelah itu dilakukan penyerahan manfaat program JKK secara simbolis kepada Amelia selaku ahli waris Lukas A.Worembai.

Adapun manfaat yang diberikan berupa Santunan Risiko Kematian Khusus (SRKK) senilai Rp 450.000.000 dan Nilai Tunai Tabungan Asuransi (NTTA) senilai Rp 4.003.200. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved