Berita Regional

Keluarga Temukan Banyak Kejanggalan Kematian Dokter Mawartih Susanty

Isak tangis Luter Toding Palamba pecah saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty, ke peristirahatan terakhir di Panaikang.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.com/SHUTTERSTOCK
Ilustrasi dokter perempuan. Keluarga temukan banyak kejanggalan kematian dr Mawartih Susanty. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Isak tangis Luter Toding Palamba pecah saat melepaskan kepergian jenazah putrinya, dr Mawartih Susanty, ke peristirahatan terakhir di Pekuburan Panaikang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Senin 13 Maret 2023 siang.

Ayah lima orang anak ini terlihat begitu terpukul atas peristiwa yang dialami putri ketiganya itu.

"Bapak tidak sanggup mengantarmu ke tempat peristirahatan terakhir, bapak hanya sanggup melepasmu di rumah ini," kata Luter terisak saat menyampaikan sepatah kata dengan pengeras suara di rumah duka Jl Mannuruki II, Lorong I, Makassar, Sulawesi Selatan.

Menurut Luter, begitu banyak kenangan yang tidak terlupakan dengan dr Mawar sapaan Mawartih di rumah duka itu.

"Di rumah ini kita berkumpul bersama-sama, kamu (Mawar) tumbuh besar dan menjadi dewasa dan mencapai cita-citamu," kenang Luter.

"Kamu sudah mewujudkan cita-cita Mus sebagai dokter spesialis paru. Namun, sayang tidak panjang perjalananmu," lanjutnya.

Baca juga: Tujuh Kecamatan Terdampak dan Ribuan Warga Mengungsi Akibat Banjir Makassar 

Menurut Luter, apa yang dialami Mawar adalah kejahatan. "Di ujung sana terjadi suatu musibah yang tidak diduga, yang menurut perasaan itu sangat jahat," sebutnya.

Sepatah kata sang ayah itu membuat pelayat yang hadir tidak kuasa menahan tangis.

Perwakilan keluarga almarhum, Mayor Inf Sermon Runtuk menyebut banyak kejanggalan yang muncul dibalik kematian dokter Mawar. Keluarga besar dr Mawartih mulanya pun tidak percaya adanya informasi tersebut.

"Saya hubungi keluarga, katanya tidak betul. Karena besoknya (dr Mawartih) ada tugas kerja di Jogja," ujar Sermon.

"Kemudian keesokan harinya, pada tanggal 10 Maret, jenazah tiba di Makassar. Kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara dalam proses autopsi," sambungnya.

Setelah pihak keluarga melihat langsung kondisi mayat Mawartih, lanjut Sermon, ditemukanlan tanda-tanda kejanggalan atas kematian dokter spesialis paru itu.

"Setelah dibuka, kami lihat banyak tanda-tanda yang kami temukan yang saat ini tidak bisa kami ungkapkan," jelasnya.

"Untuk itu, ungkapan hati kami keluarga sangat-sangat mengharapkan, apa yang dialami oleh almarhumah agar proses kasusnya terungkap dengan jelas, benar dan seadil-adilnya," ujar Sermon.

Baca juga: Kasus Kematian Satu Keluarga di Bantargebang Akibat Diracun, Bukan Keracunan

Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya belum bisa menyimpulkan motif dan penyebab dari kematian Dr Mawar. Namun pihakya sudah memeriksa sebanyak 20 orang terkait dugaan kasus kematian tidak wajar tersebut.
"Kita sudah periksa 20 saksi," kata Kapolres.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved