Berita Sumba Timur
Pastikan Ketersediaan Pangan, Gubernur NTT Kunjungi Sumba Timur
Gubernur NTT melakukan kunjungan ke Pulau Sumba sejak 6 Maret 2023 dimulai dari Kabupaten Sumba Barat Daya dan berakhir di Sumba Timur.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ferdinand Edo Putra Naga
POS-KUPANG.COM, SUMBA TIMUR - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur Nico Pandarangga menyebut, kunjungan Gubernur NTT Viktor Laiskodat ke Sumba Timur untuk memastikan ketersediaan pangan di wilayah itu.
Sebelumnya, Gubernur NTT melakukan kunjungan ke Pulau Sumba sejak 6 Maret 2023 dimulai dari Kabupaten Sumba Barat Daya dan berakhir di Sumba Timur pada 10 Maret 2023.
Di Sumba Timur, Gubernur NTT melakukan penanaman simbolis sorgum di lahan seluas 17.000 hektar tepatnya di Desa Kadumbul, Kecamatan Pandawai.
Baca juga: Jokowi Pastikan Tambak Udang Berbasis Kawasan Ada di Sumba Timur, Lahan Seluas 1.800 Ha
Setelah itu Gubernur NTT melakukan panen padi di Desa Tanaraeng, Kecamatan Rindi di lahan seluas 280 hektar.
Nico Pandarangga mengatakan, Gubernur NTT memantau langsung proses pembangunan di Pulau Sumba, termasuk di Kabupaten Sumba Timur.
Gubernur NTT juga melihat secara langsung proses produksi dan pengembangan kelor di daerah itu.
Hal in tentu selaras dengan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur untuk menciptakan ketahanan pangan yang tangguh menuju Sumba Timur yang sejahtera, harmonis dan tertib.
"Kalau di sorgum yang kita sudah tanam sekarang kurang, kurang lebih seratus empat puluh tujuh hektar itu sebagai penangkar benih sorgum, penangkar benih sorgum itu kita harapkan bisa menjadi benih ketika sudah lulus uji," jelasnya.
Baca juga: Unit Buser Sat Reskrim Polres Sumba Timur Amankan Terduga Pelaku Curanmor
"Untuk tahun ini akan ada alokasi untuk Sumba Timur khususnya untuk pengembangan sorgum seluas sekitar 17.000 hektar," kata Nico.
Pemkab Sumba Timur memanfaatkan momentum kunjungan Gubernur NTT ke Sumba Timur agar petani bisa bidang pertanian bisa lebih baik lagi.
Menurutnya persoalan yang sekarang dihadapi di Kabupaten Sumba timur yaitu serangan hama belalang dan hama hama lainya lalu menyangkut dengan produktivitas, yaitu tidak banyak lahan tidur yang ada di petani, karena ketersediaan sarana dan prasarana.
Baca juga: Sumba Timur Pertimbangkan Masuk Sekolah Jam Lima Pagi
"Lembaga tani masih belum kuat, pemasaran masih merupakan kendala yang dihadapi ketika dia berproduksi mau pasarkan kemana oleh karena itu berdasarkan perintah bupati dan wakil bupati," tuturnya.
"Yang pertama pengendalian belalang yang kita sudah laksanakan, ada upaya untuk memanfaatkan lahan-lahan kosong dan perluasan tana sehingga meningkat produksi, substitusi panagan pengganti padi jagung yang bernilai tinggi, lalu penguatan kelembagaan kelompok kelompok tani, yang terakhir mempersiapkan pasar," imbuh Nico
"Harapannya bagaiamana petani itu bisa mandiri kalau kita petani mandiri pasti sejahtera karena apa pun yang terjadi dia akan berusaha untuk hari esok," harapnya. (Cr21)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS