Opini

Opini Arnoldus Nggorong: Prapaskah - Sekolah Penderitaan

Setiap tahun pada hari Rabu Abu, umat katolik di seluruh dunia memasuki masa puasa. Masa ini ditandai dengan penerimaan abu yang dioleskan di dahi.

|
Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO-ARNOLDUS NGGORONG
Arnoldus Nggorong menulis opini berjudul Prapaspah: Sekolah Penderitaan. 

Penderitaan dilihat sebagai cara Yesus menguji kesabaran dan kesetiaan para pengikutNya. Sta. Faustina merumuskannya sebagai berikut: “segala penderitaan dan dukacita menjadi ibarat kayu yang dilontarkan ke dalam nyala api, dan membuat api itu tidak pernah padam.

Lebih dari itu, Yesus memilih jalan penderitaan (salib) untuk menebus dosa manusia. Dengan kata lain, penderitaan Yesus dimaknai dalam konteks pengampunan dosa dan keselamatan kekal umat manusia.

Namun penderitaan Yesus ini memiliki landasan pijaknya pada kasih.

Dengan demikian jalan salib dipilih Yesus (bdk. Luk. 22:42), Sang Guru Agung, supaya rencana Allah menyelamatkan umat manusia terlaksana.

Namun jauh sebelumnya, Yesus telah lebih dahulu diuji selama empat puluh hari (bdk. juga Mat. 4:1-11). Itulah masa persiapan yang membentuk dan menentukan bagi Yesus. Sebab Ia berhadapan dengan pilihan-pilihan yang sulit.

Bila Yesus telah lebih dahulu memilih jalan penderitaan (salib), maka bagi umat katolik, Yesus adalah pengajar, pembimbing, dan pendidik utama yang unggul.

Maka dari itu, masa prapaskah adalah sekolah bagi segenap umat katolik untuk belajar mengerti dan memahami penderitaan dalam cara pandang baru. Yesus adalah Guru Besarnya. Selamat berpuasa. (Penulis adalah pegiat sosial, alumnus STFK Ledalero, tinggal di Labuan Bajo)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved