Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 3 Maret 2023, Pembunuhan Karakter

Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Pembunuhan Karakter.

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 3 Maret 2023 dengan judul Pembunuhan Karakter. 

Yesus juga memberikan wejangan itu dari atas bukit tapi yang menjadi beda adalah Yesus tidak memberikan wejangan dengan hukum-hukum tertulis seperti Musa.

Yesus memberikan pengertian baru terhadap hukum-hukum yang ada.

Dalam kotbah di bukit versi bacaan kita hari ini, Yesus menampilkan latarbelakang hukum lama dalam hukum Taurat lalu memberikan nilai baru secara lebih gamblang dan praktis.

Satu contoh yang diangkat hari ini adalah “Jangan membunuh, siapa yang membunuh harus dihukum (hukum lama). Versus hukum baru Yesus, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; barangsiapa berkata kepada saudaranya: Kafir, harus dihadapkan ke Mahakamah Agama dan barangsiapa berkata: jahil, harus diserahkan ke dalam neraka yang bernyala-nyala.

Bagi Yesus membunuh dengan senjata itu berdosa dan harus dihukum itu benar dan wajib. Dan Yesus memberikan lagi catatan dengan satu perspektif baru bahwa membunuh bukan saja hanya dengan senjata tapi terlebih juga dengan kata-kata yang menurut versi Yesus orang yang berkata kepada saudara kafir dan mulut yang jahil maka dia harus dihukum juga.

Ketika zaman semakin tak terkontrol lagi perkembangannya, ada banyak yang bisa membuat kita tak bisa berbuat banyak.

Lalu kata-kata memainkan peranan penting dalam hidup.

Contoh praktis yang sering kita dengar adalah soal memarahi atau memaki-maki atau gunakan kata-kata kasar kepada orang lain dengan membuly adalah salah satu usaha pembunuhan karakter seseorang.

Hal-hal ini jugalah yang kita sebut dengan pembunuhan. Kita kadang secara sadar atau terlebih secara tidak sadar melakukan itu berulang-ulang kali kepada orang yang sama.

Dan tanpa kita sadari orang bersangkutan sudah dibunuh karakternya.

Anehnya kita merasa biasa-biasa saja memarahi orang, memaki-maki dengan kata-kata kasar, membuly orang. Padahal secara psikologis orang itu sudah merasa sangat tertekan dan perlahan dia sudah “mati” dalam dirinya sendiri. Mari kita tolak.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 3 Maret 2023, Hidup Keagamaan yang Benar

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita: pertama, selalu berbalik kepada Jalan Tuhan, kalau berbuat salah tetap pada jalanNya ketika kita sudah bertobat.

Kedua, kita perlu juga melihat hukum atau aturan dalam perspektif baru dalam konteks Yesus.

Ketiga, berhenti untuk melakukan pembunuhan karakter orang lain dengan kata kasar atau maki atau buly. Itu pembunuh berdarah dingin, tak mengerti tapi terus melakukannya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved