Breaking News

Berita NTT

Dinas Kesehatan NTT Catat 77.338 Balita Penderita Stunting 

Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting 

Editor: Rosalina Woso
POS KUPANG/SITI SOLEHA OANG
KONFERENSI PERS - Konferensi Pers mengenai data balita penderita Stunting di Nusa Tenggara Timur oleh Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil bersama Kominfo NTT di ruang kantor Kominfo, Selasa 28 Februari 2023. 

Wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah.Wasting merupakan perpaduan antara balita gizi buruk dan gizi kurang. 

Prosentase balita wasting di NTT berdasarkan pengukuran panjang maupun tinggi badan dibanding berat badan pada tahun 2022 adalah sebesar 

8,5 % atau sebanyak 37.072  balita mengalami wasting.  Kabupaten dengan  prosentase wasting tertinggi adalah Kabupaten Lembata  yaitu 11,8 %   atau sebesar 1025 balita  dan kabupaten yang prosentase  wasting terendah adalah Kabupaten Manggarai  yaitu 3,4 % atau sebesar 915  balita. Dari balita wasting tersebut sebanyak 4200 balita mengalami gizi buruk dan 32.872  balita mengalami gizi kurang. 

3. Balita Underweight ( Berat Badan Kurang) 

Underweight (berat badan kurang) adalah kegagalan bayi untuk mencapai berat badan ideal yang kemudian juga bisa mempempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, sesuai usianya dalam Jang kan waktu tertentu Gangguan ini bisa disebabkan karena bayi kekurangan karena  energi dan zat-zat gizi yang dibutuhkan sesuai usianya.

Prosentase balita underweight  atau balita dengan berat badan kurang di NTT berdasarkan pengukuran berat  badan dibanding umur  pada tahun 2022 adalah sebesar 20,5 % atau sebanyak 89. 248 balita mengalami berat badan kurang atau Weight Faltering. 

Kabupaten dengan  prosentase  underweight tertinggi adalah Kabupaten Sabu Raijua yaitu 30,5 %  atau sebesar 2529 balita  dan kabupaten yang prosentase  underweight  terendah adalah Kabupaten Manggarai Timur 9,0 % atau sebesar 2240 balita. Dari balita underweight  tersebut sebanyak 13.200  balita  berat badan sangat kurang dan 76.048  balita mengalami berat badan kurang.

4. Trend Perkembangan Data Stunting Tahun 2021 dan 2022.

Trend perkembangan data stunting periode bulan Agustus tahun 2021 ke Agustus 2022 terlihat adanya penurunan dari 20,9 %  tahun 2021 menjadi 17,7 % pada tahun 2022 dan 2 kabupaten yang mengalami peningkatan prosentase stunting yaitu Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Sumba Tengah. 

Sedang kabupaten yang prosentase stunting  tertinggi adalah Kabupaten Timur Tengah Selatan (28,3 %) dan terendah adalah Kabupaten Nagekeo (8,4 %).

Untuk itu sebaran data  balita stunting di NTT dari 22 kabupaten/kota prosentase  diatas 20 %  ada sebanyak 6 (enam)  yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan (28,3 %), Timor Tengah Utara (24,4 %),  Sumba Barat (23,3 %) ,  Sumba Barat Daya (24,3 %),  Rotendao (22,3 %) dan Kota Kupang (21,5 %).

Sedangkan kabupaten dengan prosentase stunting di bawah 10 % sebanyak 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Manggarai Timur (9,6 %) , Ngada (9,3 %) , Ende (8,9 %); Sumba Tengah (8,7 %) dan Nagekeo (8,4 %)

Perkembangan data stunting periode bulan Februari 2022 dan bulan Agustus 2022 juga mengalami  tren  penurunan yaitu sebesar 2,3 %  dari 22,0 % periode bulan Februari menjadi 17,7 % pada bulan Agustus.  

Ada 1 (satu) kabupaten yang mengalami peningkatan prosentase stunting diantara 22 kabupaten/kota yang ada yaitu Kabupaten Sumba Barat walaupun hanya naik 0.6 % yaitu dari 22,7 % (Februari) menjadi 23,3 % (Agustus).

Kabupaten/kota yang mengalami penurunan stunting tertinggi untuk periode ini adalah Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu turun sebanyak 20 % dari 44,3 % menjadi 24,3 % dan 3 (tiga) kabupaten lain yang prosentase stunting mengalami penurunan yaitu Kabupaten Timur Tengah Utara 7,2 % (dari 31,6 % turun 24,4 %), Kabupaten Lembata 6,6 % ( dari 27,7 % turun 16,0 %) dan Kabupaten Sabu Raijua 6,4 % (turun dari 24,4 % menjadi 18,1 %). ( Cr 18)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved