Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 19 Februari 2023, Mengasihi Musuh, Memikul Salib
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Mengasihi Musuh, Memikul Salib.
Bila pemahaman perihal kasih hanya disempitkan kepada orang-orang yang bersahabat saja, kasih itu tidak banyak bermakna. Kasih harus mengatasi segala hambatan, seperti yang dilakukan oleh Bapa di Surga yang menerbitkan matahari bagi orang jahat dan orang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang tidak benar” (Mat 5:45).
Musuh berarti seseorang yang jahat kepada kita, sedangkan kasih (Agape) berarti perhatian dan perlakuan baik tanpa pamrih kepada seseorang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Februari 2023, Pada Waktu Mereka Turun dari Gunung Itu
Yesus memerintahkan semua pengikut-Nya untuk mengasihi dan mendoakan musuh. Perintah yang sulit dan idealis.
Namun alasan utama ajaran ini adalah karena Allah mengasihi setiap orang tanpa terkecuali, dan Ia memanggil kita untuk melakukan hal yang persis sama, karena kita diciptakan berdasarkan citra-Nya.
Kejahatan hanya mendatangkan penderitaan dan kerugian bagi diri sendiri. Maka pilihan yang ada bukan membalas kejahatan seseorang, namun berdoa baginya, mengasihinya dan memberikan pengampunan yang menyembuhkan.
Mengasihi dan mendoakan demi kebaikan musuh pasti memberi rasa damai di hati, sambil percaya bahwa Allah akan ikut mengubah dan menyembuhkan diri kita.
Membalas kejahatan dengan kebaikan pasti memutus lingkaran kekerasan dan menghasilkan kedamaian batin bagi kedua pihak.
“Berbahagialah orang yang damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat.5:9).
Tuhan Yesus tidak hanya membenarkan ajaran-Nya dengan perkataan tapi juga dengan perbuatan. Hal ini terbukti hingga penyaliban di Golgotha.
Racun kebencian yang merobek-robek hidup manusia yang adalah citra Allah (Kej 1: 27) tidak mampu menghancurkan kasih dan hidup Yesus. Kasih-Nya setia mengalir dan menenggelamkan kebencian, dosa dan maut.
Tuhan mengajak setiap orang untuk membarui diri dan hidup seperti yang Ia tunjukkan melalui sabda-Nya, “Harsulah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di surga adalah sempurna” (Mat 5:48).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 18 Februari 2023, Yesus dan Kemuliaan Tabor
Penulis Kristen bernama Alfred Plummer (1841-1926) pernah menulis: membalas kebaikan dengan kejahatan berarti membiarkan iblis memengaruhi kita dengan kebencian, iri dan dengki. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sesuatu yang sangat manusiawi. Tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi.
Mengasihi musuh berarti memikul salib batin yang luar biasa. Pada titik ini iman kita diuji, kemuridan kita ditantang yakni soal semangat penyangkalan diri dan kesetiaan memikul salib.
Kita harus sadar bahwa hakikat cinta Kristiani adalah salib. Artinya, mengasihi sampai kita sendiri merasa sakit.
Tuhan Yesus telah membuktikan kepada kita bahwa di ujung salib ada kebangkitan dan sukacita. Itu artinya, di akhir dari rasa sakit karena mengasihi orang yang secara manusiawi harus kita benci, ada sukacita yang siap menanti. *
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.