Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 14 Februari 2023, Aku Menyesal Bahwa Aku Telah Menjadikan Mereka

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Sebab Aku Menyesal Bahwa Aku Telah Menjadikan Mereka.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/KOMISI KOMSOS K. PADANG
Ilustrasi Yesus memperbanyak roti dan ikan. Ketika Yesus tahu, apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata, "Mengapa kalian memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kalian memahami dan mengerti? Telah degilkah hatimu?" 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Kons Beo SVD dengan judul Sebab Aku Menyesal Bahwa Aku Telah Menjadikan Mereka.

RP. Kons Beo menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Kejadian 6:5-8; 7:1-5.10, dan bacaan Injil Markus 8:14-21, Peringatan Santo Sirilus, Santo Metodius, Santo Valentinus.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 14 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

 

PENYESALAN TUHAN YANG TETAP BERUJUNG KASIH

Sedemikian pentingnya berpikir menyeluruh. Semuanya tentang segala sebab dan akibat. Tentang segala konsekuensi yang lahir dari satu sikap, tindakan dan perbuatan.

Kita bisa sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan. Dalam menentukan sikap. Kata si bijak, 'Bawalah semuanya dalam proses yang wajar, terarah dan jelas.'

Peribahasa itu pasti tetap terekam, "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna". Ada makna terdalam di baliknya. Pertimbangkanlah dengan tenang segala rencana gerak-gerik ini dan itu di kehidupan ini. Semuanya agar tidak bermuara pada deraian air mata penyesalan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 14 Februari 2023, Hari Cinta Kasih Sedunia

Teramat sering kita 'bergerak dalam mata gelap. Dalam akal budi yang lemah. Yang tak sanggup lagi berpikir waras. Yang mudah terseret naluri penuh emosi. Yang sungguh ringkih pada nurani. Yang mudah digiring oleh kehendak bebas dan bahkan liar.

Tuhan ungkapkan rasa kecewaNya. HatiNya jadi tak menentu karena perilaku bangsa manusia yang tak santun. Penuh kesuraman di dalam dosa. Bukan kah air bah telah dirancangkanNya untul memusnahkan segalanya?

Jalan hidup kita tak luput dari air mata penyesalan. ''Terhadap Engkau, terhadap Engkaulah, aku berdosa. Yang jahat di hadapanMu telah kulakukan" (Mzm 51:6). Itulah keluh suara penuh sesal di dada. Iya, di hadapan Tuhan, segala tindak penuh kecurangan telah kita perbuat.

Bahkan kita bisa terbawa dalam rasa sesal terhadap diri sendiri. Teramat mungkin kita hidup dalam 'ruang terbuka penuh pengandaian.' Tidak kah dalam rasa sesal yang menebal, kita sering berujar lemah, "Tahu begitu...? Seandainya.... ?"

Bagaimana pun, tidak kah kita mesti kembali berlayar di dalam samudra kehidupan ini? Gelora gelombang di perjalanan ini sering mendera dan menderu. Tetapi, dermaga Kasih Tuhan tetap jadi satu kepastian.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 14 Februari 2023, Ragi Orang Farisi dan Ragi Herodes

Bahtera Nuh adalah "Bahtera pengharapan." Segala ketidakberdayaan manusia, di dalam segala derap langkah kehidupan penuh kekurangan dan ketaksanggupan, kini diperbaharui kembali dalam 'Bahtera Pengharapan' itu. Demi lanjutkan kembali pelayaran kehidupan ini. Menuju dermaga Kasih yang sempurna. Yang tak pernah pudar. TUHAN sendiri.

Verbo Dei Amorem Spiranti

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved