Doa Harian Katolik

Doa Harian Katolik, Doa Mohon Kepedulian Ekologis

Doa Mohon Kepedulian Ekologis adalah doa harian katolik yang tercantum dalam Buku Doa Laudato Si' Movement Indonesia.

Editor: Agustinus Sape
KOLASE POS-KUPANG.COM/CREAZILA
Ilustrasi Doa untuk Kepedulian Ekologis 

Xavier Jeyaraj, SJ. India, LSM Prayer Book, p. 61..

Baca juga: Doa Harian Katolik, Doa untuk Bumi Kita

4. Doa Mohon Kemampuan Mendengar

Tuhan, Engkau memberi aku indra pendengaran.
Aku dapat mendengar keramaian di jalan,
bunyi HP-ku, suaraku yang meninggi ketika marah.
Lebih sulit bagiku mendengar burung-burung di pagi hari
menyanyikan harapan dan keindahan dunia ciptaan-Mu.

Aku tak mampu mendengar sesamaku
ketika ia mengeluhkan kesusahannya,
atau tangisan anak-anak yang kekurangan cinta.
Aku tak mampu mendengar gemerisik pepohonan
yang berbisik kepadaku
bahwa aku adalah bagian dari alam ciptaan.

Tolonglah aku, ya Tuhan.
Sentuhlah telingaku dan bukalah jiwaku
sehingga aku mampu mendengar semuanya
dan masuk pada keheningan
yang adalah tempat kediaman-Mu. Amin.

Dominika Borkowska, Polandia, LSM Prayer Book, p. 70.

5. Doa Ketika Kita Mau Menyerah

Allah sumber pengharapan, Engkau menempatkan kami di
bumi ini di tengah kemelut ekologis. Kami menghadapi
krisis yang begitu berat dan mendesak, hingga adakalanya
kami merasa akan dihancurkan olehnya.

Terkadang kami memberontak. Kami tidak minta dilahirkan
pada masa ini. Namun, karena hidup sekarang, kami harus
menghadapi nasib umat manusia dan planet ini. Beban itu
ditempatkan di pundak kami dan kami merasa terpanggil
untuk turut menyembuhkan dunia-ciptaan-Mu.

Ada kalanya kami bergumul. Terkadang kami berharap
bahwa keadaan tidak seperti ini, dan kami bisa menjalankan
urusan kami seperti biasa. Kami tergoda untuk memalingkan
muka. Terkadang kami merasa bahwa perjuangan kami sia-sia –

ilmu pengetahuan bisa memberi kesan bahwa sudah
tidak ada harapan lagi. Kami merasa tidak memiliki
kekuatan lagi untuk melanjutkan; kami sudah kehabisan tenaga

Ketika kami merasa seperti itu, semoga kami meluangkan
waktu dan mengalihkan pandangan kami kepada-Mu.
Hendaknya kami mendekatkan diri pada-Mu, ya Tuhan,

Sahabat kami, dan menyadari bahwa Engkau juga pernah
mengalami hal yang sama. Engkau tahu apa artinya merasa dikalahkan,

tanpa harapan, dan dihancurkan. Engkau
berbagi dalam air mata kami dan menangis bersama kami
demi masa depan anak-anak kami dan semua makhluk-Mu.

Pada kayu salib Engkau pun berteriak dalam kesepian:
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan daku?”

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved