KKB Papua
Cegah Serangan KKB, Wapres Maruf Amin Minta Jaga Tempat-tempat Strategis di Papua
Maruf Amin meminta TNI dan Polri untuk menjaga tempat-tempat strategis di wilayah Papua agar aman dari gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
POS-KUPANG.COM - Wakil Presiden Maruf Amin meminta TNI dan Polri untuk menjaga tempat-tempat strategis di wilayah Papua agar aman dari gangguan Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua.
Hal itu disampaikan Wapres Maruf Amin saat berkunjung ke Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menanggapi aksi pembakaran pesawat Susi Air Nomor Penerbangan SI 9368 oleh gerombolan KKB di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa 7 Februari 2023.
KKB kemudian membawa pilot pesawat Captain Philips Marthen. yang berkebangsaan Selandia Baru serta lima orang penumpang, yaitu Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W.
"Pesawat datang kemudian bisa dibakar karena kurang pengawalan. Harusnya dibuat pengawalan," kata Maruf Amin.
Dari kasus tersebut, Maruf Amin mengakui bahwa wilayah Papua Pegunungan masih rawan gangguan keamanan.
"Karena itu, saya minta supaya pembuat rusuh ini itu dikejar dalam rangka penegakan hukum," tambahnya.
Dia menegaskan tempat-tempat strategis harus dijaga.
"Harus ada pengawalan di situ. Jangan sampai di tempat itu kemudian tidak ada pengawalan," tegasnya.
Namun, selain memberlakukan penegakan hukum, Maruf Amin juga mengatakan Pemerintah terus membangun kesejahteraan di Tanah Papua.
"Terus membangun kesejahteraan dan kami sesuaikan dengan kemauan orang Papua. Saya menggunakan istilah 'Kami akan menggaruk di tempat yang gatal', yang gatal itu yang kami garuk, yang kami berikan kepada mereka," jelasnya.

Artinya, lanjut Maruf Amin, Pemerintah melakukan perubahan dan mengerjakan proyek pembangunan untuk kesejahteraan warga Papua sesuai dengan masalah yang mereka hadapi.
"Apa yang diinginkan orang Papua dan kami sudah dapat semua dukungan, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh gereja, tokoh agama, adat; dan waktu saya ke sana, mereka terus terang mereka minta tambah dua provinsi lagi, tapi saya katakan enam provinsi ini dulu diselesaikan," katanya.
Sebelumnya, pesawat Susi Air jenis Pilatus Porter PC 6/PK-BVY dilaporkan hilang kontak, Selasa, pukul 06.35 WIT, di Lapangan Terbang Distrik Paro saat terbang dengan rute Timika-Paro-Timika.
Dua jam berselang, Susi Air mendapati pemancar sinyal darurat atau Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat tersebut dalam posisi aktif pukul 09.12 WIB, kemudian direspons oleh perusahaan dengan kondisi darurat lewat pengiriman pesawat lain guna mengecek posisi pesawat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.