Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Jangan Lupakan Dia
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Jangan Lupakan Dia.
Allah yang adalah Agung dan Maha segalanya masih memberikan satu waktu dan menguduskan waktu itu untuk “beristirahat” untuk menguduskan hari itu. Sebuah waktu untuk “silentium” waktu tenang dalam kemahaKuasaan-Nya.
Kita manusia, seperti yang dikecam oleh Yesus, selalu sibuk dengan adat istiadat dengan segala urusan aturan sampai sekecil-kecilnya seperti yang dilakukan oleh kaum Farisi dan ahli Taurat.
Lebih buruk lagi, mereka buat begitu banyak tambahan aturan agar mereka bisa dapatkan “upeti” dari masyarakat” lalu mereka sendiri tidak melakukannya.
Seperti dalam Injil Markus kita dapat lihat sebagai berikut: mereka mempersoalkan tentang cuci tangan sebelum makan, pulang dari pasar harus membersihkan diri lebih dahulu karena takut sudah berjumpa dengan orang najis, mencuci cawan dan perkakas tembaga, dan masih begitu banyak aturan dan adat istiadat yang diciptakan.
Setelah mereka mempertayakan kepada Yesus mengapa murid-murid-Nya tidak melakukan semua adat-istiadat itu, maka Yesus mengecam mereka.
Mereka dikecam oleh Yesus karena selalu secara ketat memperhatikan semua tata acara adat-istiadat mereka dan melupakan perintah Tuhan. Mereka lebih mengikuti perintah dan adat-istidat manusia daripada urusan dengan Tuhan. Mereka mengenyampingkan perintah Tuhan dan mengkuti perintah adat-istiadat mereka.
Begitulah kita manusia, apa yang dikecam oleh Yesus itu juga berlaku bagi kita. Kita kadang dan amat sering memberikan banyak sekali waktu dan perhatian kita pada urusan-urusan adat-istiadat atau urusan politik dan seterusnya.
Namun ketika berurusan dengan gereja, semua kebanyakan menolak tugas atau bahkan urusan dengan doa-doa yang seharusnya seorang yang beriman menjalankannya.
Tapi karena dengan alasan-alasan yang ada semuanya hilang begitu saja dan menolak tugas-tugas yang ada.
Kita manusia cenderung lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan manusiawi kita daripada kebutuhan akan Tuhan.
Kita tidak sadar bahwa ketika Tuhan panggil pulang ke tempat asalnya, maka kita pada saat yang sama langsung tak bisa berpuat apa-apa, dan kita kembali menjadi debu lagi.
Itu sangat nyata, tapi manusia tidak pernah sadar akan keterbatasannya dan merasa bergantung pada Allah sendiri.
Begitu besar ego manusia sehingga selalu kesampingkan Tuhan dan lebih mengikuti ego diri sendiri.
Tuhan saja setelah bekerja sepekan masih beri waktu khusus untuk “beristirahat” “tenangkan diri” dan menguduskan hari itu. Memberi waktu untuk sesuatu yang kudus, yang mulia. Tapi kita manusia lalu terbalik.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 7 Februari 2023, Sungguh Pandai Kamu Mengesampingkan Perintah Allah
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.