Tips Sehat
Kenali Gejala HIV, Mudah Terserang Flu, Diare Kronis Hingga Berat Badan Turun Drastis
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
POS-KUPANG.COM- Tahukah kamu tentang salah satu jenis penyakit yang berkembang di masyarakat saat ini dan bahkan cukup mematikan?
Ya penyakit tersebut adalah HIV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV.
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan mAntiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk kedalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Diabetes Sejak Dini, Pengelihatan Kabur Hingga Kesemutan di Tangan dan Kaki
Bagaimana HIV dapat ditularkan?
HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, seperti darah, ASI (Air Susu Ibu), semen dan cairan vagina.
HIV juga dapat ditularkan dari seorang ibu ke anaknya selama kehamilan dan persalinan.
Orang tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air. (WHO, 2019)
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit TBC atau Tuberkulosis, Nyeri Dada Saat Bernafas Hingga Penurunan Berat Badan
Apa gejala HIV?
Tahap pertama terjadi ketika virus HIV baru menjangkiti tubuh penderitanya. Umumnya, pada tahap pertama ini gejala HIV belum muncul di tahun-tahun awal.
Adapun gejala HIV yaitu:
Tahap 1
- Mudah terserang penyakit flu
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Timbul ruam
- Nyeri otot
2. Tahap 2
Memasuki tahap 2, gejala HIV yang timbul masih serupa dengan tahap pertama.
Tahap kedua ini biasanya akan berlangsung kurang lebih selama 10 tahun.
Apabila tidak menjalani pengobatan, pada tahap kedua ini virus akan mulai menyebar dan semakin merusak sistem kekebalan tubuh.
Penderita HIV di tahap kedua juga sudah bisa menularkan virus ini kepada orang lain.
3. Tahap 3
Di tahap ketiga, infeksi HIV sudah semakin parah dan memasuki kondisi AIDS. Maka dari itu, beberapa gejala yang timbul di antaranya:
- Demam yang berkepanjangan, bahkan bisa sampai lebih dari 10 hari.
- Tubuh selalu merasa lemas dan tidak berdaya.
- Kesulitan untuk bernapas.
- Mengalami gangguan diare kronis dan terjadi dalam kurun waktu lama.
- Mudah terserang infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, dan alat kelamin.
- Berat badan turun drastis karena kehilangan nafsu makan.
Bagaimana cara menghindari HIV?
Untuk menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE” sebagai berikut:
A. (Abstinence): artinya Absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum
menikah.
B (Be Faithful): artinya Bersikap saling setia kepada satu pasangan seks (tidak berganti-ganti
pasangan).
C (Condom): artinya Cegah penularan HIV melalui hubungan seksual dengan menggunakankondom.
D (Drug No): artinya Dilarang menggunakan narkoba.
E (Education) artinya pemberian edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya.
Melansir United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), 2019, populasi terinfeksi HIV terbesar di dunia adalah di benua Afrika (25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta).
Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang.
Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara mengharuskan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini.
Melansir Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), laporan tahun 2019, meskipun cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Seperti erlihat bahwa selama sebelas tahun terakhir jumlah kasus HIV di Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 2019, yaitu sebanyak 50.282 kasus.
Berdasarkan data WHO tahun 2019, terdapat 78 persen infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik. Untuk kasus AIDS tertinggi selama sebelas tahun terakhir pada tahun 2013, yaitu 12.214 kasus.
Melansir Ditjen P2P (Sistem Informasi HIV/AIDS dan IMS (SIHA), laporan tahun 2019, lima provinsi dengan jumlah kasus HIV terbanyak adalah Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Papua, dimana pada tahun 2017 kasus HIV terbanyak juga dimiliki oleh kelima provinsi tersebut. Sedangkan diketahui bahwa provinsi dengan jumlah kasus AIDS terbanyak adalah Jawa Tengah, Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau. (*)
Semoga Bermanfaat!!!
BACA BERITA TERBARU POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.