Berita Kabupaten Kupang
74 Ekor Babi Mati di Kabupaten Kupang
mengeluarkan imbauan pada 12 Januari 2023. Imbauan tersebut meminta para peternak untuk menerapkan biosecurity yang ketat.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen
POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Wabah virus yang menyerang ternak babi di Kabupaten Kupang makin meluas dengan total hingga Minggu 23 Januari sudah 74 ekor.
Meluasnya wabah tersebut bertambah hampir dua kali lipat setelah pada pekan lalu pqda Raby 18 Januari 2023 baru terdata 48 ekor yang mati.
74 ekor babi yang mati tersebut menurut penjelasan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Yosep Paulus di Kecamatan Kupang Timur sebanyak 26 ekor, Kupang Tengah (32 ekor), Kupang Barat (3 ekor), Semau (1 ekor), Takari (5 ekor), dan Nekamese (6 ekor).
Baca juga: Belum Seminggu 48 Ekor Babi Mati Mendadak di Kabupaten Kupang
"Kami belum bisa pastikan apakah itu karena ASF (demam babi Afrika) atau hog cholera (kolera babi)," kata Yosep, Senin 23 Januari 2023.
Yosep mengatakan Dinas Peternakan Kabupaten Kupang telah mengeluarkan imbauan pada 12 Januari 2023. Imbauan tersebut meminta para peternak untuk menerapkan biosecurity yang ketat.
"Imbauan dari Dinas Peternakan kami udah edarkan melalui radio kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kupang agar waspada dengan menerapkan biosecurity yang ketat," pungkasnya.
Sementara Akademisi Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang sekaligus pakar virologi, drh. Andrijanto Hauferson Angi menyebut wilayah kota dan Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) belum bebas dari serangan penyakit afrikan swine fiver (ASF).
"Penelitian yang dilakukan tahun 2022 dengan uji ASF Ag rapid test kit dari 138 sampel darah ternak babi di kota dan kabupaten Kupang 77 sampel positif ASF, 55 negatif dan 10 invalid, jadi masih tinggi atau belum bebas dari kasus ASF," ujar penemu larva trichinellosis ini beberapa waktu lalu.
Angi menjelaskan wabah ASF akan meningkat jika kondisi lingkungan mendukung seperti saat ini yang terus mendung dan turun hujan.
Baca juga: Belum Seminggu 48 Ekor Babi Mati Mendadak di Kabupaten Kupang
Menurutnya tindakan pencegahan hingga saat ini belum ada vaksin yang efektif sehingga tindakan yang efektif untuk mengurangi resiko penyebaran ASF yaitu melalui tindakan biosecurity yang ketat termasuk di dalamnya sanitasi, desinfeksi kandang secara rutin dan pemeriksaan kesehatan bagi ternak babi yang akan diperjualbelikan.
Ia menambahkan ternak babi yang mati harus segera dilaporkan ke dinas peternakan atau lembaga yang berwenang. Pengawasan ketat bagi area atau wilayah yang saat ini terjadi peningkatan kematian babi, sebaiknya diberikan tindakan suportif dengan pemberian multivitamin.
"Yang harus dilakukan ialah penerapan biosecurity yang ketat dan pemberian multivitamin karena saat ini belum ada vaksin ASF sehingg musim seperti saat ini kasusnya akan kembali terjadi karena kondisi lingkungan mendukung" jelasnya.
Penyakit ASF, lanjut Angi, tidak termasuk kategori penyakit yang bersifat zoonosis (menular) terhadap manusia jika daging babi dikonsumsi manusia
"Ternak babi yang terinfeksi ASF dagingnnya aman untuk dikonsumsi," pungkasnya.(ary)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS