Pembunuhan Berantai di Bekasi

Pembunuhan Berantai di Bekasi, Ujang Diracuni Sebagai Tumbal

Kasus pembunuhan berantai atau ’serial killer’ yang diotaki Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, dan Dede Sholehudin, terus bergulir.

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS.COM
Tempat kejadian perkara kasus pembunuhan berantai di Bantargebang Bekasi. Tiga anggota keluarga ditemukan tewas, awalnya diduga keracunan. 

"Kopinya gampang dibuka kayak yang sudah dibuka. Kopinya juga kayak bau. Kan kalau yang biasa mah suka minum, beda rasanya. Dicoba lagi satu kali lagi, rasanya enggak enak. Langsung saya buang," ucap Ujang.

Sesudah membuang kopi tersebut, Ujang kembali duduk sambil menonton televisi. Tak lama berselang, ia merasakan pusing.

"Enggak lama kemudian, enggak lama sama sekali, langsung terjadi kepala saya pusing, terus tangan sakit, kaki sakit," ungkapnya.

Baca juga: Pembunuhan Berantai di Bekasi, Eko Dengar Suara Mengerang di Rumah Serial Killer Bantargebang

Ia juga mengaku jantungnya berdebar kencang. "Napas juga enggak kuat," tuturnya.

Akibat kejadian yang dialaminya Ujang dirawat empat hari di rumah sakit. Menurut Ujang, keracunan yang dialaminya itu terjadi beberapa hari sebelum Wowon dan Solihin ditangkap polisi.

Saat pulang lagi ke rumahnya, Ujang melihat Solihin ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan. "Malam Sabtu. Iya (sebelum Wawan dan Solihin ditangkap)," terangnya.

Solihin dan Wowon diringkus polisi pada Selasa (17/1) dini hari. Selepas penangkapan tersebut, Ujang kaget. Kecurigaannya semakin bertambah. Sebelumnya pun Ujang sempat menaruh curiga terhadap Solihin.

"Iya, kecurigaan saya semakin kuat. Terus terang saja (kecurigaan) saya semakin kuat. Emang kebanyakan orang-orang sini bilang begitu, (pembunuhan di Bekasi) dari kopi- kopi gitu," jelasnya.

Percobaan pembunuhan terhadap Ujang ini menambah panjang korban kekejian Wowon cs. Tak kurang dari 9 orang tewas dalam rangkaian pembunuhan ini.

Di Bekasi ada tiga korban tewas yakni Ai Maemunah (40) (istri siri Wowon), Ridwan (anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama), Riswandi (anak Ai Maemunah dari Didin, suami pertama).

Baca juga: Pelaku Pembunuhan Berantai di Bekasi-Cianjur Raup Uang Rp 1 Miliar dari Korban Penipuan 

Kemudian di Cianjur ada lima korban tewas, yakni Noneng (mertua Wowon), Wiwin (anak Noneng), Bayu (anak Wowon), Farida (TKW), Halimah (istri siri Wowon).

Sementara untuk korban di Garut bernama Siti, merupakan TKW yang dibunuh oleh orang suruhan ketiga pelaku dengan dibuang ke laut.

Dari 9 korban tewas itu, delapan di antaranya dibunuh oleh Solihin. Sementara Wowon dan Dede berperan sebagai pembantu Solihin.

"Dari keterangan pelaku seperti itu, namun peranan ini tentu menjadi catatan penyidik dalam pemeriksaan untuk menentukan peran dalam partner in crime kedua pelaku lainnya," kata Trunoyudo.

Ia menjelaskan bahwa Solihin yang dikenal sebagai dukun itu berperan meracik dan memberikan racun kepada korban. Sementara Wowon berperan sebagai pemberi dana dan Dede bertugas menggali lubang dan mengubur korban.

Polisi masih terus melakukan penyelidikan dalam kasus ini. Sebab, tak menutup kemungkinan masih ada korban lain dalam kasus pembunuhan berantai tersebut. (tribun network/abd/fhm/dod)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved