Berita Ende
SMP Katolik Frateran Ndao Ende Gelar Workshop Pendalaman Implementasi Kurikulum Merdeka
refleksi satuan pendidikan pada sekolah penggerak atas implementasi kurikulum merdeka.
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, ENDE - Sekolah Menengah Pertama Katolik atau SMPK Frateran Ndao Ende menggelar workshop pendalaman implementasi kurikulum merdeka kerjasama dengan Penerbit Erlangga di Aula SMPK Frateran Ndao Ende selama tiga hari yang dimulai, Kamis-Sabtu 19-21 Januari 2022.
Kegiatan yang mengusung tema "Sacrifice Is My Soul, Achievement Is My Breath" tersebut menghadirkan Dr. Nur Zaida, M.Pd dengan para peserta merupakan guru-guru yang ada di sekolah tersebut.
Kepala SMP Katolik Frateran Ndao Ende, Fr. Yohanes Berchmans, BHK, M.Pd mengatakan bahwa, kegiatan workshop tersebut dilaksanakan atas dasar refleksi satuan pendidikan pada sekolah penggerak atas implementasi kurikulum merdeka. Selain itu, adanya evaluasi yang dilakukan oleh Pokja Manajemen Operasional (PMO) di sekolah tersebut.
Baca juga: Senator Angelius Wake Kako Beri Bantuan Uang Rp 40 Juta dan 500 Buku untuk SMA Negeri 1 Ende
"Kami sudah dua kali melakukan refleksi satuan pendidikan dan PMO, dan dari hasil evaluasi dan monitoring oleh tim, maka muncul permasalahan misalnya kami belum memahami betul terkait penyusunan modul projek, juga termasuk dengan penilaian terhadap projek yang dilakukan oleh siswa," jelasnya.
Selain itu, jelas Frater Yohanes, para guru juga akan mendapat materi terkait penentuan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KTTP), meskipun guru di sekolah tersebut sudah melakukan penentuan KTTP pada semester gasal tahun 2022 yang lalu.
"Kami akan lebih percaya diri lagi, ketika kami akan mendapatkan materi tentang bagaimana cara menentukan KTTP dari narasumber yang lebih berkompeten," ungkapnya.
Dalam workshop tersebut, ungkap Frater Yohanes, para guru juga akan mendapat materi terkait pembelajaran diferensiasi dari narasumber. Hal itu karena pembelajaran diferensiasi jadi pembeda dalam kurikulum merdeka.
"Selama ini memang bapak ibu guru sudah menerapkan itu di dalam kelas tetapi alangkah lebih baik lagi kalau ada pendalaman dari narasumber yang lebih berkompeten seperti ini," ungkapnya.
Baca juga: Ayah Asal Ende Ini Tega Setubuhi Anak Kandung yang Masih Kelas Tiga SD
Ia mengatakan, para guru juga mendapat materi tentang assesment baik assesment diagnostik, assesment formatif, maupun assesment sumatif. Para guru akan mendapat pelatihan mengenai penyusunan instrumen assesment yang baik dan benar.
"Materi terakhir yang tidak kalah penting adalah analisis terkait rapor pendidikan yang mana rapor ini bukan untuk dijadikan nilai untuk menentukan kelulusan tetapi sebagai pemetaan agar nanti ketika menyusun program maka harus berbasis data dari rapor pendidikan tersebut," jelasnya.
Ia menjelaskan, tujuan dari pendalaman terhadap sejumlah materi tersebut supaya para guru bukan saja bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka tetapi dapat lebih memahami sehingga kedepan menjadi bekal bagi para guru untuk dapat menerapkan di dalam kelas dan dapat meneruskan kepada sekolah lain di Kabupaten Ende.
Sementara itu, narasumber dalam kegiatan workshop tersebut, Dr. Nur Zaida, M.Pd menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada SMPK Frateran Ndao yang telah menggelar workshop pendalaman implementasi kurikulum merdeka.
Ia mengatakan, meskipun SMPK Frateran Ndao Ende adalah salah satu sekolah penggerak dan sudah banyak mengikuti kegiatan dalam rangka untuk bisa menerapkan kurikulum merdeka namun sekolah tersebut tetap ingin mendalami penerapan kurikulum tersebut.
"Jadi tidak ada salahnya untuk terus menggali, apa yang harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan dari apa yang sudah dilakukan selama ini dalam upaya penerapan kurikulum merdeka," ungkapnya.
Ia mengaku, karena para guru di sekolah tersebut sudah memiliki dasar tentang penerapan kurikulum merdeka sehingga sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
"Harapannya, dengan workshop pendalaman ini, kedepan para guru sudah mengetahui apa permasalahan masing-masing dan langsung dapat memperbaikinya. Dan kalau nanti mau disampaikan kepada sekolah yang lain, maka sifatnya hanya sebagai pemantik saja. Tidak langsung mengikuti apa yang dilakukan di sekolah ini karena memang setiap sekolah ada karakter masing-masing," ujarnya. (tom)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS