Berita Alor
Jalan Penghubung Tiga Desa di Alor Memprihatinkan
Jalan satu-satunya yang digunakan warga sebagai akses utama penghubung tiga desa di Kecamatan Alor Tengah Utara sangat memprihatinkan.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Else Nago
POS-KUPANG.COM, KALABAHI – Jalan satu-satunya yang digunakan warga sebagai akses utama penghubung tiga desa, yakni Desa Luba, Desa Lembur Tengah, dan Desa Lakwati, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor sangat memprihatinkan.
Kepala Desa Luba, Yusuf Famani mengatakan, kerusakan jalan tersebut termasuk kategori kerusakan berat.
“Jalan Lelahomi, Desa Luba dihotmix tahun 2010 dan sampai hari ini tetap seperti itu dan kerusakannya sudah menuju ke kerusakan berat. Namun karena masyarakat tidak ada alternatif jalan lain, sekalipun rusak tetap menggunakan jalan ini,” ujar Yusuf saat ditemui POS-KUPANG.COM di kantornya, Selasa 10 Januari 2023.
Baca juga: Listrik Masuk Desa, Pendapatan UMKM Warga Kecamatan Alor Tengah Utara Meningkat
Menurut Yusuf, dirinya bersama dua kepala desa lainnya telah berulang kali mengusulkan perbaikan jalan saat musrembang.
Namun, hingga saat ini belum ada kejelasan dari pemerintah daerah.
“Jalan ini jalan daerah dan saya sudah menyampaikan kondisi jalan ini lewat musrembang. Saya juga secara langsung menyampaikan pada Bupati Alor, namun sampai hari ini belum ada tanggapan lagi,” kata Yuusuf Famani.
Selain menghubungkan tiga desa, jalan ini juga menghubungkan dua kecamatan, yaitu Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU) dan Kecamatan Lembur.
Kerusakan parah ini kurang lebih 15 Km dari Lelahomi menuju Lembur Tengah dan Lakwati. Karena belum ada tanggapan, masyarakat secara swadaya mengumpulkan sejumlah uang untuk menambal sementara jalan yang rusak.
“Sambil melapor, kami juga tidak tinggal diam. Selalu ada partisipasi dari masyarakat di tiga desa. Kami kumpul uang Rp 1.000 ada juga material seperti semen 1 kepala keluarga satu sak, ditambah juga dengan bantuan dari pemerintah desa untuk tangani jalan itu secara darurat," katanya.
Dikatakan, jika saat ini melintas jalan yang rusak itu, bisa melihat bekas-bekas campuran semen. Itu merupakan kerja swadaya masyarakat.
"Tadi mungkin saat lewat sudah lihat, ada bekas-bekas semen itu swadaya dari masyarakat bersama aparat desa. Tambalan hanya kami prioritaskan pada jalan yang mengalami kerusakan berat karena swadaya kami terbatas,” jelasnya.
Baca juga: GP Ansor Gelar Dikat DTD, Bupati Alor Minta Jangan Jadikan Alor Tanah Dagang
Sementara itu, Kepala Desa Lakwati, Erasmus Padalane menyampaikan hal yang sama.
Erasmus mengatakan bahwa setiap tahun masyarakat selalu dihimbau untuk melakukan perbaikan, karena belum ada tanggapan dari pemerintah.
“Saat musim panas mulai bulan 6 ke atas kami sudah himbau ke masyarakat juga menghimbau lewat gereja untuk swadaya perbaikan jalan. Kalau tidak diperbaiki tidak bisa, nanti hanya bisa jalan kaki semua kendaran tidak lewat," kata Erasmus.
Apalagi lanjutnya, jikalau di musim hujan seperti saat ini maka cukup sulit melintas.
"Tiap tahun kami perbaiki yang rusak. Kumpul uang dari masyarakat biar sedikit tapi kami cor semen yang rusak,” jelas Erasmus.
Kepala Sekolah SMPN Atengmelang, Zaka Mabilaka turut bersuara.
Sebagai masyarakat yang turut menggunakan jalan, dirinya mengakui bahwa kerusakan berimbas pada pendidikan di desa tersebut.
“Karena pertimbangan jalan yang banyak rusak, sekolah yang harusnya masuk pukul 07.15 WITA, saya undur jadi 08.00 karena pertimbangan jarak. Selain itu kalau musim hujan atau saat cuaca ekstrim kami liburkan siswa. Kami turut prihatin dan juga turut membantu menyumbang semen bagi swadaya masyarakat,” kata Zaka.
Baca juga: Pemilu 2024, PPK Kecamatan Alor Tengah Utara Fasilitasi 90 Peserta Seleksi PPS
Tak hanya bidang pemerintahan dan pendidikan, masyarakat pun turut memberikan tanggapan atas kerusakan jalan yang sudah sangat meresahkan.
“Setengah mati kami masyarakat dengan jalan ini. Tiap musrembang kami angkat tetapi belum ada tanggapan. Kami masyarakat berupaya kumpul Rp.1.000, saya hitung sudah 4 kali perbaikan dari Lelahomi ke Lembur Tengah," katanya.
"Kami berupaya memperbaiki jalan itu, oto (kendaraan) ini turun naik lepas penumpang, tetapi setengah mati sampai ada yang oto terbalik di jalan ini. Tiap hari dari kabupaten survey terus-terus tetapi tidak ada hasil. Jadi kami perbaiki swadaya,” jelas Lukas Langmane selaku masyarakat, sekaligus mantan RT Desa Lembur Tengah Dusun 2 RW 4.
Masyarakat berharap agar secepatnya pemerintah bisa turut tangan untuk memperbaiki jalan rusak ini, agar bisa diakses oleh tiga desa dan juga dua kecamatan dengan baik.
Pantauan POS-KUPANG.COM, sepanjang jalan berlubang dan rusak parah. Sebagian yang rusak sudah di tutupi bekas tambalan semen, sebagian lagi dipenuhi kerikil dan ada yang tergenang air.
Jalan menuju 3 desa ini cukup terjal. Perjalanan harus melewati hutan, dan juga lereng bukit. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.