Gempa Maluku

BMKG Cabut Peringatan Dini Tsunami Gempa Maluku M7,5

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencabut peringatan dini tsunami pada gempa Maluku.

Penulis: Ryan Nong | Editor: Ryan Nong
ILUSTRASI GEMPA
ILUSTRASI- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencabut peringatan dini tsunami pada gempa Maluku. 

POS-KUPANG.COM, MALUKUBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencabut peringatan dini tsunami pada gempa Maluku.

Sebelumnya, BMKG menyebut gempa Maluku yang terjadi pada Selasa (10/1/2023) dini hari yang menggncang wilayah Pantai Utara Maluku Barat Daya, Maluku berpotensi tsunami.

Gempabumi yang terjadi pukul 01.47.34 Wita itu berkekuatan M7,5 dengan episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT. Pusat gempabumi tepatnya berada di laut pada jarak 136 Km arah Barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku. Episenter berada pada kedalaman 130 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menyebut BMKG mencabut peringatan dini tsunami dalam kejadian tersebut. 

"Peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir pada pukul 03.43 WIB," demikian ketrangan resmi BMKG yang ditandatangani Dr. Daryono, S.Si., M.Si.

Selanjutnya, dengan berakhirnya peringatan dini tsunami telah berakhir, maka BMKG mengimbau masyarakat di wilayah pesisir untuk dapat beraktivitas kembali seperti biasa.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," demikian keterangan resmi BMKG. 

Meski demikian, masyarakat juga diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tulis BMKG. 

Baca juga: Gempa Maluku Selasa Dini hari, BMKG Sebut Ada 4 Gempabumi Susulan Hingga M5,5 

Diberitakan sebelumnya, BMKG menyebut dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah. 

Gempa Maluku terjadi akibat adanya aktivitas subduksi Laut Banda.

Hasil analisis mekanisme sumber juga menunjukkan bahwa gempa Maluku memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ).

Baca juga: Dampak Gempa Maluku Dirasakan Hingga Kupang, Waijelu dan Rote di NTT serta Papua

Potensi Tsunami

Dr. Daryono, S.Si., M.Si. menyebut berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa Maluku M 7,9 pada 10 Januari 2023 menunjukkan adanya potensi tsunami dengan tingkat ancaman siaga dan waspada.

Namun hasil pemodelan tsunami dengan parameter update (Mw 7,5), tidak menunjukkan adanya potensi tsunami.

Sementara itu, berdasarkan observasi 4 Tide Gauge di sekitar sumber gempabumi yakni Seira, Adaut, Lirang, dan Larat, juga tidak menunjukkan adanya anomali atau perubahan tinggi muka air laut yang signifikan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved