Berita Timor Tengah Utara

Nataru Bersama Keluarga Manggarai di Timor Tengah Utara: Manjurnya Filosofi "Hoo Dakun Nia Diten"

Tanggal 6 Januari 2023, Ikatan Keluarga Manggarai di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) melaksananakan Natal dan Tahun Baru bersama.

Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/HO APOLONIUS ANAS
Natal dan Tahun Baru Bersama Ikatan Keluarga Manggarai di Timor Tengah Utara, Jumat 6 Januari 2023, diawali dengan misa syukur yang dipimpin oleh Pastor Paroki Santa Theresia Kefamenanu RD. Yohanes Mali Pr dan didampingi oleh lima orang imam konselebran asal Manggarai yang bertugas di Nenuk, Kabupaten Belu. 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Tanggal 6 Januari 2023, Ikatan Keluarga Manggarai di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) melaksananakan Natal dan Tahun Baru bersama.

Kegiatan diawali dengan acara teing hang (beri makan) sehari sebelumnya bagi para sesepuh tanah Congka Sae yang sudah berpulang dan mengakhiri kehidupan di tanah rantauan Timor Tengah Utara.

Acara Teing Hang dan Misa Syukur dilaksanakan di rumah Bapak Robert Ogom putra dari sesepuh Manggarai, Alm Bapak Lorens Ogom.

Misa syukur dipimpin oleh Pastor Paroki St. Theresia Kefamenanu RD. Yohanes Mali Pr dan dihadiri oleh lima orang imam konselebran asal Manggarai yang bertugas di Nenuk, para sesepuh, segenap keluarga Manggarai dan diaspora Manggarai di TTU.

Dalam kotbahnya Pater Kons SVD menekankan pentingnya memahami oase kehidupan bagi keluarga dan diaspora Manggarai di TTU.

Menurutnya, manusia perlu jeda sejenak melihat ke belakang dan memandang ke depan tentang jalan kehidupan di bumi ini sebelum sampai pada tujuan sesungguhnya.

Ia juga mengajak umat agar mendalami kata-kata pemazmur dalam Mazmur 90:12 sebagai pijakan hidup. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana."

Sebelum rangkaian kegiatan Natal dan Tahun Baru Bersama diselenggarakan, semua pihak berpartisipasi dengan dibentuknya panitia.

Untuk tahun ini perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama Keluarga Manggarai di TTU dipercayakan kepada Rayon Manggarai Barat. Ketua Panitia Bapak Rofinus Jekau didukung oleh Koordinator Tiga Wilayah.

Semangatnya tetap sama yaitu kolektif kolegial berbasis pada semangat kontributif dan partisipatif semua keluarga dalam suasana kebersamaan.

Semua orang Manggarai di sudut kampung mana pun di tanah Biinmaffo (sebutan untuk wilayah Timor Tengah Utara) diundang untuk berpartisipasi dalam Natal dan Tahun Baru Bersama.

Natal dan Tahun Baru Bersama tahun 2023 menjadi lebih berkesan karena disertai dengan acara pengukuhan ketua dan pengurus Ikatan Keluarga Manggarai (IKM) yang baru periode 2023-2026.

Filosofi Hoo Dakun Nia Diten

Hoo dakun nia diten (bahasa Manggarai) diterjemahkan sebagai" ini saya punya mana kamu punya". Deretan kata- kata ini bukan dianggap sebagai pertanyaan atau permintaan, tetapi sebuah aksi dan reaksi spontan dalam irama kebersamaan.

Filosofi ini tidak hadir begitu saja dalam sebuah ritus hidup bersama. Tentunya bersandar pada semangat Injil. Tiga Raja dari Timur yang dituntun Allah melihat Homo Deus dalam diri Yesus Kristus yang lahir di kandang.

Tiga raja dari Timur itu membawa kepunyaan mereka dalam dekapan dan genggaman sepuluh jari tangan. Ketiga raja tentunya tidak saling memberitahu apa yang ada pada mereka untuk dipersembahkan pada Yesus. Ketika sampai di hadapan Yesus semuanya dibuka dan dipersembahkan sebagai bentuk kekhasan hati mereka.

Namun hal yang menarik adalah mereka berjalan bersama dibawa tuntunan sang bintang. Mereka memegang kepunyaan masing-masing dalam rupa emas, kemenyan dan mur. Lambang cinta dan kasih mereka kepada Yesus yang lahir.

Semangat tiga raja dari timur itu nyata juga dalam semangat kebersamaan orang Manggarai di TTU yang membawa kepunyaan berupa hati dan harta berharga mereka untuk sebuah kebersamaan tanpa memikirkan untung rugi, tambah kurang , kali bagi dan seterusnya.

Itu selalu terjadi dari tahun ke tahun saat Natal dan Tahun Baru Bersama. Semua orang memberi hati dan dirinya untuk kebersamaan.

Memberi hati dalam bentuk atensi dan aksi sebenarnya kekhasan hakiki sebagai nilai dasar dari konsep hidup sebagai sesama manusia.

Membawa harta tidak dimaknai sebagai menunjukkan kepunyaan orang Manggarai di rumah masing- masing. Tetapi harta di sini dalam bentuk keterlibatan fisik dan pikiran.

Keterlibatan fisik dimulai dari sesepuh Manggari sampai pada kaum muda dan mahasiswa saling membahu menyukseskan kegiatan Natal dan Tahun Baru Bersama.

Pada situasi ini terbukti. Misalnya kelompok Mahasiswa Unimor asal Manggarai memberikan suara mereka lewat lagu-lagu liturgis berbahasa Manggarai. Mereka berlatih dan mengikuti latihan secara bertanggung jawab selama satu minggu.

Mereka sadar hanya suara yang mereka punya maka dengan penuh keikhlasan dan apa adanya menunjukkan kepada keluarga Manggarai yang hadir.

Sementara itu peran orang tua menyebar dalam berbagai seksi. Di antara seksi yang ada, seksi tertentu meminta agar dana untuk seksinya dikurangi atau ditiadakan sebagai bentuk kontribusinya sebagai keluarga.

Intinya semua pihak berkontribusi menyelami makna Natal dan Tahun Baru Bersama tahun 2023 sebagai tempat menimba semangat sukacita dan sukacinta sebagai kekhasan orang Manggarai.

Filosofi hoo dakun nia diten adalah semangat perjuangan dan kontribusi. Sebuah kebersamaan tidak bisa sukses jika sikap kontributif tidak terjadi.

Berbagai pihak yang terlibat dalam sebuah kebersamaan adalah bagian terpenting dalam melihat komunitas sebagai bagian terluar dari diri pribadi manusia.

Spirit kemanggaraian perlu digali dan semangat perlu diasa dalam suasana kebersamaan. Natal dan Tahun Baru Bernuansa Manggarai jadi wujudnya.

Semangat itu terpantul dan menjadi inspirasi pada etape hidup selanjutnya. Sebenarnya manusia hadir memberi diri dan kepunyaannya untuk manusia lain sebagai pantulan dari rahmat dan kasih Allah itu sendiri.

Manusia tidak hanya menggenggam erat di jari tangannya rahmat itu tetapi melepaskannya agar berbuah dan memberi dampak bagi manusia lain.

Rahmat kebersamaan itu harus memantul sehingga bejana kehidupan semakin hari semakin terisi.

Bejana kehidupan selalu diisi dalam sikap persaudaraan sejati walaupun tidak sedarah namun minimal sedaerah asal tanah Congka Sae (sebutan untuk Manggarai).

Semangat persaudaraan sedaerah asal menjadi fondasi bagi terbentuknya tunas-tunas persaudaraan sejati lintas suku agama ras dan golongan di tanah rantauan.

Jadi filosofi hoo dakun nia diten adalah prinsip dasar dalam kebersamaan orang Manggarai di tanah rantauan. Maka hal itu sejalan dengan tema kebersaman dalam Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 yaitu Le Ca Nai Tara Rintuk Sai Le Ca Bantang Tara Lonto Cama. Jangan sampai kebersamaan menjadi pudar gegara "hoo dakun toe mangan diten" (ini saya punya, kamu tidak ada).

SESEPUH MANGGARAI DI TTU_05
Natal dan Tahun Baru Bersama Ikatan Keluarga Manggarai di Timor Tengah Utara, Jumat 6 Januari 2023, dihadiri para sesepuh Manggarai di TTU.

 

keluarga manggarai TTu_06
Anggota Ikatan Keluarga Manggarai di Kabupaten TTU mengikuti Natal dan Tahun Baru Bersama di Kefamenanu, Jumat 6 Januari 2023.

 

keluarga manggarai ttu_07
Anggota Ikatan Keluarga Manggarai di Kabupaten TTU mengikuti Natal dan Tahun Baru Bersama di Kefamenanu, Jumat 6 Januari 2023.
keluarga manggarai di ttu_08
Ikatan Keluarga Manggarai di TTU, termasuk mahasiswa asal Manggarai, mengikuti Natal dan Tahun Baru Bersama di Kefamenanu, Jumat 6 Januari 2023.
penari manggarai di ttu_09
Para penari dengan aksesoris khas Manggarai pada acara Natal dan Tahun Baru Bersama Ikatan Keluarga Manggarai TTU di Kefamenanu, Jumat 6 Januari 2023.
Paduan suara mahasiswa di ttu_10
Paduan suara mahasiswa asal Manggarai pada misa Natal dan Tahun Baru Bersama Keluarga Besar Manggarai di TTU, Jumat 6 Januari 2023.

 

Sumber: Laporan Apolonius Anas untuk Pos-Kupang.com

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved