Pilpres 2024

Sekjen Nasdem Jelaskan Penyebab Turunnya Elektabilitas Anies Baswedan

Ia menampik jika  elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) turun karena meningkatnya tingkat kepuasan publik pada kinerja Presiden

Editor: Agustinus Sape
KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) dan bakal Capres 2024 Nasdem Anies Baswedan (kanan) saat menghadiri acara perayaan HUT Nasdem yang ke-11 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat 11 November 2022. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Nasdem Johnny G Plate mengklaim, turunnya tingkat elektoral mantan Gubernur DKI Jakarta itu karena Nasdem tengah melakukan konsolidasi internal.

Karena itu, dia menampik jika  elektabilitas Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) turun karena meningkatnya tingkat kepuasan publik pada kinerja Presiden Joko Widodo.

Ia mengklaim, turunnya tingkat elektoral mantan Gubernur DKI Jakarta itu karena Nasdem tengah melakukan konsolidasi internal.

 

“Di bulan Desember (Nasdem) tidak melakukan apa-apa, karena kami melakukan review dan konsolidasi internal. Wajar dan sangat masuk akal kalau (elektabilitas Anies) turun,” ujar Johnny dalam konferensi pers virtual hasil survei Indikator Politik Indonesia Desember 2022, Rabu 4 Januari 2023.

Ia menyampaikan, elektabilitas Anies pernah mengalami peningkatan pada Oktober hingga November 2022.

Bahkan melampaui capaian elektoral Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Hal itu tak lepas dari upaya Nasdem melakukan pengujian pada basis pemilih Anies.

“Tapi (terjadi) peningkatan signifikan, sangat signifikan. Itu tes basis, tentu ada strateginya, enggak perlu saya kasih (tahu) di sini,” sebut dia.

Dalam pandangannya, tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi tak mempengaruhi elektabilitas Anies.

Namun, meningkatnya elektabilitas dua figur capres pesaing Anies, Prabowo dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tak lepas dari kerja-kerja politik yang dilakukan masing-masing.

“Mungkin di saat yang bersamaan aktivitas-aktivitas offensive politik dilakukan lebih luas oleh capres-capres lain. Sehingga trennya naik, sejalan dengan peningkatan kepuasan publik kepada kabinet, kepada Pak Joko Widodo,” imbuhnya.

Diketahui Direktur Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi mengungkapkan elektabilitas Ganjar dan Prabowo mengalami peningkatan seiring kenaikan tren kepuasan publik pada kinerja Jokowi.

Namun hasil yang berbeda terjadi pada elektabilitas Anies yang mengalami penurunan.

“Saya jadi ingat pernyataan Zulfan Lindan, Anies dianggap antitesis Pak Jokowi. Ada benarnya di sini, karena ketika aproval Presiden naik, (elektabilitas) anies tertekan,” ungkap Burhanudin.

Adapun berdasarkan jajak pendapat Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Ganjar berada di angka 35,8 persen.

Kemudian tingkat elektoral Anies berada di urutan kedua dengan capaian 28,3 persen. Peringkat ketiga diduduki oleh Prabowo dengan elektabilitas 26,7 persen. Sedangkan tingkat kepuasan publik pada kinerja Jokowi mencapai 71,3 persen.

 Ganjar Pranowo terus meningkat

Lalu, untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto trennya juga positif. Sementara, bakal capres Partai Nasdem Anies Baswedan angka elektabilitasnya malah menurun.

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: 71 Persen Responden Tak Tahu Parpol Peserta Pemilu 2024

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, dari simulasi tiga nama yang dilakukan pihaknya Ganjar elektabilitasnya sebesar 35,8 persen, Anies Baswedan 28,3 persen dan Prabowo 26,7 persen.

"Bila dibandingkan dengan survei di November, elektabilitas Ganjar sebesar 33,9 persen, Anies 32,2 persen dan Prabowo 23,9 persen. Ganjar dan Prabowo menguat, Anies menurun," kata Burhanuddin dalam pemaparannya secara daring, Rabu 4 Januari 2023.

Burhanuddin mengatakan, tren elektabilitas Ganjar dan Prabowo mengalami kenaikan seiring peningkatan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Adapun dalam survei terkininya, Indikator menyebut tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi naik dari November sebesar 66,2 persen menjadi 71,3 persen pada Desember 2022

"Jadi saya ingat pernyataannya Zulfan Lindan, Anies dianggap sebagai antitesis Pak Jokowi. Ada benarnya di sini, karena ketika approval presiden naik, itu Anies tertekan elektabilitasnya."

"Tentu posisi Nasdem menjadi dilematis, karena ada di bagian dari pemerintah, tapi capresnya Anies Baswedan," ujarnya.

Sebagai informasi, survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan 1-6 Desember 2022.

Jumlah sampel yang digunakan dalam survei sebanyak 1.220 orang. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka.

Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com/kompas.tv

Ikuti berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved