KKB Papua

KKB Papua - Gufron Kritisi Niat Panglima TNI ke Papua: Kalau Hanya Kunjungan Simbolis, Tak Usah

Gufron Mabruri Direktur Imparsial melontarkan kritikan tajam terhadap rencana kunjungan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono ke Papua dalam waktu dekat

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
PERLU EVALUASI - Gufron Mabruri meminta Panglima TNI segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi keamanan di Papua. Ini penting demi keamanan dan kenyamanan masyarakat di wilayah tersebut. 

POS-KUPANG.COM - Gufron Mabruri, Direktur Imparsial melontarkan kritikan tajam terhadap rencana kunjungan Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono yang mengunjungi Papua dalam waktu dekat ini.

Dikatakannya, kunjungan Panglima TNI tersebut memang dirindukan oleh masyarakat Papua yang selama ini mendambakan keamanan dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.

Akan tetapi, katanya, kalau kunjungan Panglima TNI itu hanya seremonial belaka, hanya bersifat simbolis, maka sebaiknya tidak dilakukan.

Pernyataan Gufron ini mengemuka merespon rencana Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengunjungi Papua bersama kepala staf dari unsur tiga matra TNI.

Baca juga: KKB Papua - Gerilyawan KKB Tembak Polres Yahukimo, Saksi Mata: Sehabis Tembak Langsung Tancap Gas

Untuk diketahui, selama ini Papua merupakan daerah rawan pergolakan. Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua tak henti-hentinya melancarkan aksi anarkisnya hingga menimbulkan korban jiwa.

Bahkan puluhan nyawa melayang sia-sia sepanjang tahun 2022 lalu. Para korban itu tewas gegara serangan membabibuta yang dilakukan KKB Papua.

TEWAS MENGENASKAN – Sepanjang tahun 2022, mulai Januari hingga Desember tahun berjalan, tercatat 90 kasus kekejaman yang dilakukan KKB Papua. Dari jumlah itu sebanyak 57 orang meninggal dunia dengan rincian 39 warga sipil, 14 prajurit TNI dan 4 anggota polisi.
TEWAS MENGENASKAN – Sepanjang tahun 2022, mulai Januari hingga Desember tahun berjalan, tercatat 90 kasus kekejaman yang dilakukan KKB Papua. Dari jumlah itu sebanyak 57 orang meninggal dunia dengan rincian 39 warga sipil, 14 prajurit TNI dan 4 anggota polisi. (POS-KUPANG.COM)

Para korban itu tak hanya dari unsur prajurit TNI Polri, tetapi juga warga sipil. Bahkan warga sipil lebih banyak meninggal dunia ketimbang aparat bersenjata.

Salah satu insiden yang menyebabkan warga sipil tewas mengenaskan, adalah ketika KKB Papua menyerang pangkalan ojek hingge menewaskan beberapa tukang ojek yang sedang mangkal di tempat itu.

Bahkan pada akhir tahun 2022, KKB Papua juga masih melakukan serangannya dengan menembak Pos Penjagaan Polres Yahukimo dan menembak Pos Brimob di Jalan Gunung, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Serangan ke Pos Penjagaan Polres Yahukimo itu sempat diketahui oleh warga yang berada di sekitar tempat kejadian perkara.

Terhadap fakta itulah sehingga Gufron Mabruri berani meminta Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono untuk mengevaluasi semua hal terkait status Papua yang merupakan daerah rawan separatis.

Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI yang direncanakan itu hendaknya untuk kepentingan Papua. "Karena kalau hanya kunjungan simbolis, sebaiknya tak usah ke Papua," ujarnya.

Dikatakannya, kunjungan Panglima TNI kali ini harus dibarengi dengan evaluasi terhadap kebijakan dan operasi keamanan yang dilakukan selama ini.

Baca juga: Mathius Fakhiri Ancam Pecat Oknum Polisi Kalau Jual Peluru ke KKB Papua: Saya Tidak Main-main

"Kalau enggak ada evaluasi dan koreksi, ya itu hanya jadi kunjungan simbolis. Enggak akan berdampak terhadap kebijakan keamanan di Papua," kata Gufron, Senin 2 Januari 2023.

Menurut Gufron, kunjungan Panglima TNI itu hanya akan berdampak jikalau ditujukan untuk mengevaluasi kebijakan keamanan.

"Evaluasi itu sifatnya komprehensif. Misalnya dari aspek kebijakan, legalitas, jumlah pasukan, operasi, akuntabilitas, dan sebagainya. Semua itu harus dievaluasi," ujar Gufron.

Ia menambahkan, evaluasi juga harus dilakukan agar pendekatan humanis yang selama ini didengungkan TNI tidak hanya dipandang sebagai pernyataan simbolis.

"Kalau pendekatan itu ingin benar-benar diwujudkan, saya kira itu enggak bisa dilakukan, kecuali dimulai dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan pengamanan di Papua," kata Gufron.

"Kalau enggak ya, saya kira statement perubahan pendekatan yang selama ini disampaikan, termasuk oleh Pak Yudo, ini hanya statement simbolis, termasuk kunjungan yang akan dilakukan," ucap dia.

Sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan mengajak Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Muhammad Ali ke daerah-daerah rawan.

Hal itu disampaikan Yudo usai serah terima jabatan (sertijab) KSAL di Lapangan Trisula Markas Besar AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis 29 Desember 2022.

"Seperti yang saya sampaikan yaitu awal tahun (2023). Kepala staf (tiga matra) sudah saya rapatkan kemarin, termasuk dukungan, dorongan logistik, dan sebagainya," ujar Yudo kepada awak media.

Daerah-daerah rawan yang dimaksud Yudo seperti Papua, Aceh, dan Natuna.

Baca juga: Basmi KKB Papua, Kapolri Perpanjang Operasi Damai Cartenz Selama 6 Bulan

"Akan langsung meninjau daerah yang rawan, termasuk mengajak tiga kepala staf ini akan dibawa. Daerah rawan itu kan kemarin disebutkan, antara lain Papua, Aceh," ujar Yudo.

Bahkan, Yudo Margono mengaku telah mengajak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengunjungi sejumlah daerah rawan tersebut.

"Ya nanti juga beliau, sudah saya tawari. Kemudian nanti kalau waktunya beliau memungkinkan akan kami ajak," ucap Yudo. (*)

Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved