Rencana Reshuffle Kabinet
Djarot Desak Jokowi Segera Evaluasi Kinerja Mentan: Dulu Swasembada Beras, Sekarang Malah Impor
Djarot Saiful Hidayat, Pengurus DPP PDI Perjuangan, mendesak Presiden Jokowi segera mengevaluasi kinerja Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
"Apa masalahnya buat kami? Kan kewenangan copot dan tidak copot Jokowi. Kalau kemudian dia mencopot apa kami harus berani?" ujar dia.
Dia menyatakan Partai NasDem berkomitmen terus mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga 2024.
Terbukti, kata Ali, ketika partai besutan Surya Paloh tersebut mendukung Jokowi sejak periode pertama hingga kedua.
"Kami menjaga komitmen itu mendukung Jokowi sejak awal 2014 (periode pertama) sampai dengan 2024 kan," ungkapnya.
Menurut Ali, komitmen tersebut terus dijaga Partai NasDem hingga pemerintahan Jokowi selesai. "Terjaganya komitmen itu bagi kita enggak bisa dilanggar," tuturnya.
Jokowi sendiri sudah memberikan sinyal kemungkinan adanya perombakan kabinet atau reshuffle. “Mungkin,” kata Jokowi setelah meresmikan Bendungan di Kabupaten Bogor, Jumat kemarin.
Hanya saja, Jokowi tidak menyebutkan kapan reshuffle tersebut akan dilakukan, apakah akhir tahun 2022 atau awal 2023. “Ya nanti,” ujarnya.

Ini Balasan PDIP ke NasDem
Desakan PDIP agar Jokowi mencopot dua menteri asal NasDem dari kabinet dinilai sangat bernuansa politis dan sebagai aksi balasan PDIP atas keputusan Partai Nasdem mengusung Anies Baswedan sebagai calon Presiden di Pemilu mendatang.
Baca juga: Ganjar Pranowo Diwacanakan Duet Bareng Prabowo, Bawono Kumoro: Itu Menarik Tapi Mustahil
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyatakan, jika permintaan Djarot itu dilandaskan pada kinerja menteri, maka bukan hanya menteri asal Nasdem yang perlu dievaluasi.
Bakal calon presiden Anies Baswedan saat memberikan kuliah pakar di Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Sabtu 10 Desember 2022.
"Kenapa PDIP hanya me-mention menteri Nasdem, itu yang kita sebut bahwa tendensi politiknya jauh lebih kentara ketimbang tendensi kinerja," kata Adi seperti dikutip Kompas.com
Adi menuturkan, sikap PDI-P tersebut adalah bagian dari konsekuensi setelah Nasdem mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Pasalnya, menurut Adi, selama ini Anies dianggap sebagai simbol oposisi pemerintahan Jokowi.
Karena itu, kata dia, ketika Nasdem berkongsi dengan simbol oposisi maka pilihannya adalah mengundurkan diri atau dikeluarkan dari koalisi.