Cuaca Ekstrem
Cuaca NTT Hari Ini, BPBD NTT Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
pemerintah sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat terkait cuaca Ekstrem yang terjadi saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/KUPANG - BPBD NTT mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi saat perayaan Natal dan Tahun Baru.
Imbauan itu menyusul adanya peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG.
Hal ini disampaikan Kalak BPBD NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos, M.M, Minggu 25 Desember 2022.
Menurut Ambrosius, pemerintah sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat terkait cuaca Ekstrem yang terjadi saat Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
"Memang sesuai peringatan dari BMKG, bahwa wilayah NTT juga alami cuaca ekstrem. Karena itu, kita sudah berikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada," kata Ambrosius.
Dia menjelaskan, sesuai peringatan dini yang dikeluarkan BMKG bahwa memang saat Natal hingga Tahun Baru 2023 ini akan terjadi cuaca ekstrem, yakni adanya curah hujan yang cukup tinggi.
Baca juga: Update Cuaca NTT Hari Ini, BMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang
Baca juga: Cuaca NTT Hari Ini, Warga Panik,Gelombang Terjang Pesisir Sikka, Begini Peringatan BMKG
"Beberapa waktu lalu kami mengikuti rapat koordinasi nasional bersama kepala BMKG tentang kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem saat Natal dan Tahun Baru. Karena itu, kami dari BPBD Provinsi NTT telah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem tersebut," katanya.
Dikatakan, memang sejak beberapa hari terjadi hujan di sejumlah wilayah NTT, namun pihaknya terus mendorong agar pemerintah kabupaten dan kota supaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana tersebut.
Terkait adanya ancaman bencana di beberapa wilayah akibat hujan, Ambrosius juga mengatakan, pengelolaan bencana perlu secara inklusi dan memperhatikan gender.
Sedangkan soal rencana aksi yang dilakukan yakni penguatan Forum Risiko Bencana (FRB).
"Belum semua kabupaten aktifkan Forum Risiko Bencana. Pemerintah tidak mampu bekerja sendiri dalam penanggulangan bencana, perlu kolaborasi pentaheliks, tanggap darurat, kesiapsiagaan dan rehabilitasi," katanya.(*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS