Berita Manggarai Barat
Kisah Balita 1 Tahun di Manggarai Barat Idap Hidrosefalus, Keluarga Tak Punya Biaya Berobat
Rofina mengatakan, hasil pemeriksaan di puskesmas Wae Nakeng menunjukkan anak mereka ternyata menderita hidrosefalus.
"Yang buat saya semakin beban dan pusing, saat saya mau ini, mau itu, tidak ada uang," ucapnya.
Saat ini, kata dia, Maria tidak bisa mengonsumsi makanan lain selain bubur dan susu.
Karena sulitnya ekonomi, ia pernah meminta keluarga untuk membeli susu, hal itu terpaksa ia lakukan karena tidak memiliki uang sepeser pun.
"Kalau tidak begitu, dia mau makan apa. Terpaksa saya ngemis dengan keluarga untuk bisa beli susu," katanya.
Baca juga: Kisah Pilu Bocah 12 Tahun Penderita Hidrosefalus di Kabupaten Manggarai Barat
Sang ayah, Stanis Mbaling, mengaku hanya mendapat upah Rp 70 ribu sehari dari kerja serabutan. Uang hasil kerja itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan Maria.
Dan semenjak anaknya mengidap Hidrosefalus, ia tidak lagi bisa bekerja seperti biasa. Lebih banyak waktu ia gunakan untuk mengurus putri bungsunya itu.
"Sejak dia sakit, keluarga kami juga turut sakit. Ekonomi keluarga saya lumpuh. Tidak bisa berbuat banyak," ungkap dia.
Ia mengharapkan uluran tangan berbagai pihak untuk membantu keluarganya.
Sejauh ini anaknya belum mendapat bantuan dari pemerintah.
"Kami hanya bisa berdoa semoga ada yang bisa membantu anak kami. Kami ingi dia mendapatkan pengobatan sesuai arahan dokter," pintanya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS