Gen Z Diyakini Lebih Cepat Belajar Tentang Investasi Saham
Gen Z akan dengan cepat mempelajari cara berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), diikuti dengan memperhatikan aspek 3P Paham, Punya, Pantau
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Saat ini penduduk usia Gen Z di Indonesia mendominasi populasi.
Dari keterangan Tim Bursa Efek Indonesia ( BEI ) kepada POS-KUPANG.COM pada Senin, 28 November 2022, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 27,94 persen penduduk di dalam negeri berasal dari generasi kelahiran 1997-2012 atau orang-orang yang berusia 10-24 tahun.
Jumlahnya ada sebanyak 68.662.815 jiwa hingga 31 Desember 2021.
Menariknya, Gen Z yang berada di bawah kelompok usia milenial ini, memiliki karakteristik paling cepat beradaptasi dengan teknologi ketimbang generasi-generasi sebelumnya.
Bahkan, tak jarang mereka yang berperan membantu generasi sebelumnya dalam pengaplikasian teknologi.
Selain itu, Gen Z juga cenderung lebih aktif dalam berkomunikasi melalui dunia maya, salah satunya ialah dengan memanfaatkan aplikasi media sosial atau aplikasi berbagi pesan.
Baca juga: Penetrasi Sekolah Pasar Modal BEI di Sumba Timur Sasar Kaum Milenial
Dari sisi finansial, Gen Z lebih cenderung memprioritaskan bagaimana cara mencapai kekayaan.
Hal ini berkaitan dengan mayoritas Gen Z yang sudah semakin terbuka dan secara bertahap mulai meningkatkan literasi finansial.
Dengan karakteristik ini, investasi saham di pasar modal menjadi pilihan yang menarik bagi mereka, karena investasi saham dapat dilakukan secara online, sehingga dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Oleh sebab itu, Gen Z akan dengan cepat mempelajari cara berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), diikuti dengan memperhatikan aspek 3P (Paham, Punya, Pantau).
Pertama, investor perlu untuk memahami tujuan investasi, termasuk dengan kondisi keuangan pribadi sebelum memulai investasi.
Kemudian, investor perlu memahami bahwa setiap investasi mengandung keuntungan dan risiko. Oleh karena itu, penting bagi seorang investor untuk mengetahui profil risiko masing-masing.
Apakah dia tergolong sebagai investor yang agresif, artinya investor sanggup menanggung risiko fluktuasi harga dalam jangka waktu pendek, serta tidak mudah panik jika investasi sahamnya suatu waktu mengalami penurunan atau depresiasi.
Baca juga: Kepala BEI Perwakilan NTT: Investasi Bodong, Bukan Untung Malah Buntung
Jika seorang investor cenderung moderat, maka investor tipe ini hanya bisa mengalokasikan sebagian dana investasinya pada instrumen saham.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Papan-elektronik-yang-menampilkan-pergerakan-Indeks-Harga-Saham-Gabungan-IHSG.jpg)