Pilpres 2024
Zulkifli Hasan: KIB Makin Solid, Kalau Gerindra dan PKS Mau Bergabung, Ya Silakan
Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN mengatakan, saat ini KIB masih membuka pintu untuk Partai Gerindra dan PKS. Kalau ingin bergabung ya silahkan.
POS-KUPANG.COM - Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN ( Partai Amanat Nasional ) mengungkapkan fakta terbaru tentang siloditas tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Tiga partai itu, yakni Golkar, PAN dan PPP semakin solid dari hari ke hari. Bahkan sekarang ini, setiap ada apa-apa, pasti selalu bertiga.
Untuk itu, lanjut Menteri Perdagangan ini, kalau Partai Gerindra dan PKS ( Partai Keadilan Sejahtera ) juga ingin bergabung di KIB, ya silahkan.
"Nanti akan bicara di KIB. KIB makin solid. Menambah boleh, jadi misalkan PKS mau masuk, Gerindra mau gabung, boleh saja."
Baca juga: Zulkifli Hasan: Ganjar Pranowo Pantas Jadi Calon Presiden, PAN akan Pertimbangan dengan Cermat
Zulkifli Hasan mengungkapkan hal tersebut di Kantor DPP PAN, Warung Buncit Raya, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa 6 Desember 2022.
Dikatakannya, pendaftaran koalisi parpol untuk Pilpres 2024, masih lama. Karena itu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan KIB, bila ada partai yang mau bergabung.

"Jadi pendaftaran itu kan masih lama. Kami sudah punya KIB. Golkar, PAN, PPP. Nanti apakah ada tambah bergabung, capres-nya nanti bagaimana, siapa, itu kita akan berunding. Jadi segala sesuatu kita akan bicarakan bertiga," ujarnya.
Hingga saat ini, katanya, KIB masih sangat solid. "KIB solid, kuat. Sekarang ini kalau ada apa-apa harus KIB, bertiga," kata Zulhas.
Banyak Dukung Ganjar Pranowo
Pada bagian lain, dia juga mengatakan bahwa dalam politik, perbedaan itu hal biasa dalam demokrasi.
Contohnya, dulu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno itu duet memimpin DKI Jakarta. Tapi sekarang beda. Sudah pisah.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, katanya, berbeda dukungan. "Sekarang pisah. Biasa enggak? Biasa," kata Zulkifli.
Tak hanya itu, Zulhas juga mengenang ketika partainya tak ikut berkoalisi mendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan 2019.
Baca juga: Zulkifli Hasan Dikecam karena Kampanye Sambil Bagi Minyak Goreng, SosoK ini Beri Peringatan Keras
Zulhas menyebut saat itu PAN mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat itu.
"Dulu saya mendukung Pak Prabowo 10 tahun, pasangannya adalah Sandiaga Uno, kita melawan sama Jokowi," ungkapnya.
Zulhas pun menyebut saat itu bakal calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan menjadi menteri di kabinet Jokowi.
"Pak Anies saat pemerintahan Pak Jokowi jadi menteri, Anies jadi sama Jokowi. Kita melawan nih 10 tahun kita melawan," ujarnya.
Namun, ia menuturkan setelah pilpres 2019 selesai Prabowo dan Sandi masuk dalam kabinet Jokowi dan PAN pun mengikutinya.
"Sekarang beda, Pak prabowo ikut, Sandi ikut, saya ikut juga (jadi menteri)," ucap Zulhas.
Yakin Anies Pancasilais
Zulhas pun menyakini figur-figur yang maju dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024 menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
"Yang paling penting tentu, yang akan maju menjadi capres itu pastilah orang-orang yang sudah teruji NKRI-nya dan pancasilanya," kata Zulhas.
Zulhas lalu menyebut beberapa figur yang digadang-gadang bakal maju sebagai capres seperti Anies Baswedan dan ganjar Pranowo.
Menteri Perdagangan itu meyakini Anies dan Ganjar sama-sama memiliki jiwa pancasilais.
"Siapa coba? Ganjar pasti pancasilais, Anies pasti pancasilais," ujar Zulhas.
Zulhas menuturkan tak mungkin Anies hanya membela umat Islam, begitu pun Ganjar.
Baca juga: PAN Panaskan Mesin Politik, Zulkifli Hasan Ditemani Desy Ratnasari Ingin Birukan Jabar
"Enggak mungkin Anies cuma bela Islam, enggak mungkin! Dia bela seluruh rakyat Indonesia. Begitu juga Ganjar," ucap dia.
Lebih lanjut, Zulhas tak mempermasalahkan kader-kader PAN di daerah yang mengusulkan figur-figur lain untuk maju di 2024.
"Jadi ada yang mengatakan usul mau capres Anies, boleh? Boleh. Jawa Barat mengusulkan Ganjar Pranowo capres, boleh? Boleh," ungkapnya.
Namun, ia menekankan kepada kadernya agar tak boleh mengikuti deklarasi capres di partai lain.
"Yang tidak boleh itu deklarasi di partai orang, nah ini kan bandel namanya. Itu saya enggak bisa terima itu. Orang PAN ada yang gitu saya enggak bisa terima," kata Zulhas. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS