AHY di Kupang

Selamat Datang Ketum Demokrat AHY di Kota Kupang

Sebagai Ketua Umum Partai, AHY perlu turun ke akar rumput mendengar dan merasakan langsung jeritan dan kesulitan rakyat.

Editor: Gerardus Manyela
POS KUPANG.COM
DAMPINGI AHY -Politisi Partai Demokrat asal NTT, Benny K Harman (BKH) mendampingi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat berkunjung ke Kupang, Provinsi NTT, Selasa, 6 Desember 2022. 

Kita harus ikut merasakan dan meresapi, agar kita bisa memahami. Ada banyak sebab yang membuat rakyat menderita. Ada yang menderita karena dililit hutang, karena menganggur, karena kehilangan pekerjaan, karena gagal panen, karena anak tiba-tiba sakit, karena tidak mampu membeli pupuk, tidak mampu membiayai rumah sakit, dan tidak mampu membayar uang sekolah anak di sekolah menengah atau di perguruan tinggi.

Sebagai Ketua Umum Partai, AHY tentu perlu turun ke akar rumput mendengar dan merasakan langsung jeritan dan kesulitan rakyat. Sebagai Ketua Umum Partai, AHY perlu
terus menerus memotivasi para kader untuk selalu berada di tengah-tengah rakyat guna merasakan dan memahami apa yang menjadi kesulitan dan harapan mereka.

Baca juga: Kader Demorkat, Simpatisan dan Warga Siap Sambut AHY di Kota Kupang

Komunikasi bukan dominasi. Dialog dan bukan monolog. Itulah yang diyakini sehingga Ketum AHY selalu membuka diri dengan kalangan intelektual kampus, kelompok yang secara ilmiah mampu merumuskan kegelisahan dan harapan rakyat.

Kelompok akademisi itu jugalah menyiapkan berbagai opsi untuk mengatasi kesulitan dan menemukan harapan. Itu pula sebabnya, Ketum AHY tidak pernah berhenti turun ke komunitas basis, untuk mendengar harapan rakyat. Harapan rakyat itulah yang menjadi perjuangan partai Demokrat. Tidak hanya Ketum AHY, segenap kader partai harus selalu menyapa rakyat, peduli dengan kesulitan rakyat.

Kehadiran Ketum AHY ke NTT kali ini harus dibaca dalam konteks itu. AHY datang bukan semata-mata untuk pelantikan para pengurus partai yang menjadi kaki tangannya di tingkat akar rumput dan komunitas basis. Sebagai partai politik, seperti juga partai-partai politik pada umumnya, Demokrat tentu memiliki ideologi, mempunyai cita-cita dan visi serta program kepartaian. Ideologi dan cita-cita tersebut tidak hanya berbeda dengan parpol lain melainkan juga tidak jarang berbenturan.

Partai Demokrat ingin membangun Indonesia menurut ideologi atau nilai-nilai perjuangan dan cita-cita yang dituangkan dalam konstitusi partai.

TIBA DI UNWIRA -Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Wakil Ketua Umum, Benny K Harman (BKH) dan rombongan saat tiba di Unwira Kupang, Selasa, 6 Desember 2022.
TIBA DI UNWIRA -Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi Wakil Ketua Umum, Benny K Harman (BKH) dan rombongan saat tiba di Unwira Kupang, Selasa, 6 Desember 2022. (POS KUPANG.COM)

Indonesia yang dicita-citakan Partai Demokrat adalah Indonesia yang inklusif, Indonesia yang menjadi rumah untuk semua kelompok dan golongan, Indonesia yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, Indonesia yang mengakui kemajemukan dan memberi hak dan peluang yang sama kepada setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam pemerintahan, baik pusat maupun daerah tanpa membedakan suku, agama, warna kulit, asal usul, aliran kepercayaan, dan bahasa. Dalam konstitusi partai Demokrat, semua itu dirangkum dalam satu rumusan ketat yakni "Nasionalis Religius" sebagai ideologi kerja dan haluan perjuangan partai.

Dengan ideologi "Nasionalis Religius", Demokrat ingin menegaskan dirinya sebagai partai yang mencintai bangsanya, berketuhanan, dan mencintai agama-agama dan aliran kepercayaan yang ada. Dengan begitu Partai Demokrat secara tegas menolak negara agama dan menolak dominasi agama tertentu dalam menjalankan pemerintahan negara. Karena keyakinan atas semua itulah, Demokrat dengan bimbingan cahaya ideologi perjuangannya berada paling depan dalam membela persamaan atau kesetaraan dan kebebasan (equality and liberty), memperjuangkan hak-hak kebebasan sipil seperti hak atas kemerdekaan berpendapat baik lisan maupun tulisan, dan membela hak berserikat.

Partai Demokrat juga memperjuangkan the rule of law, negara hukum, karena hanya negara hukum dapat menjamin kebebasan sipil dan kesetaraan.

Partai Demokrat sedari awal menjunjung tinggi doktrin dasar dalam negara demokrasi bahwa rakyat sebagai pemilik kedaulatan tidak hanya memerlukan `roti' melainkan juga kebebasan dan persamaan. Rakyat tidak hanya hidup dari roti, melainkan juga dari sabda. Maka jika rakyat lapar, seperti kata Wapres pertama Indonesia, Moh Hatta, jangan kasih mereka beras atau jagung tetapi berikan mereka hak untuk berbicara dan hak untuk berkumpul. Dengan kebebasan tersebut mereka bisa mencari sendiri makan.

Baca juga: BKH: Kader Demokrat Harus Membawa Masyarakat Keluar dari Masalah Sosial

Kita perlu merdeka, katanya, bukan karena kita tidak punya makan. Kita merdeka, tegas Hatta, karena kita ingin bebas dan kita ingin ada keseteraaan di antara kita. Dalam bahasa Soekarno, setelah merdeka kita ingin mandiri di bidang ekonomi, berkepribadian di bidang budaya, dan berdaulat di bidang politik.

Itulah yang hendak diperjuangkan Partai Demokrat jika kembali mendapat kepercayaan dari rakyat untuk masuk lagi ke dalam pemerintahan.

Sebagai partai politik di negara demokrasi, Demokrat tentu berhak jika ingin kembali masuk ke dalam pemerintahan. Bukan semata-mata untuk mendapatkan kekuasaan tetapi lebih dari itu ingin menggunakan kekuasaan yang dipercayakan rakyat untuk mewujudkan cita-cita NKRI didirikan, yakni masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, terwujudnya cita-cita keadilan sosial.

Untuk memperjuangkan semua itu, Partai Demokrat ingin memanfaatkan kesempatan yang diberikan konstitusi negara untuk merebut kekuasaan dalam pemilihan umum (Pileg, Pilpres dan Pilkada) mendatang. Merebut kekuasaan itu adalah sah untuk partai politik manapun. Merebut kekuasaan itulah sejatinya tujuan setiap partai politik. Tidak ada partai politik di zaman now yang didirikan tanpa ada keinginan untuk merebut kekuasaan.

Merebut kekuasaan? Iya! Partai Demokrat ingin merebut kembali kekuasaan rakyat. Partai Demokrat pernah sepuluh tahun (2004-2014) dipercaya rakyat untuk melaksanakan pemerintahan negara. Untuk mewujudkan ideologi "Nasionalis Religius" dan masyarakat yang demokratis, berbagai program pro-rakyat telah dilakukan. Ada agenda empowering the people.

Baca juga: Beri Pendidikan Politik Bagi Kader di Matim, BKH Harap Partai Demokrat Berkuasa Pada Pemilu 2024

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved